6 Cara Aplikasi Pestisida yang Biasa Dilakukan di Lapangan

Cara Aplikasi Pestisida – Sobat BT, selain faktor jenis, dosis dan waktu aplikasi, keberhasilan penggunaan pestisida sangat dipengaruhi oleh teknik/cara aplikasi yang benar. Cara aplikasi pestisida dikatakan benar dan tepat apabila dapat mencapai jasad sasaran.

Kalo anda lihat pada petani kebanyakan, seringkali mereka mengeluh sudah membeli obat pestisida mahal-mahal tapi tidak mempan juga. Hama penyakit seolah enggan menjauh dari tanaman mereka.

Nah jika kita melihat kasus ini, kemungkinan yang bisa saja terjadi adalah teknik dan cara aplikasi pestisida yang dilakukan petani tersebut barangkali kurang tepat (sasaran). Kalo dibilang tidak mempan, di lokasi yang lain justru sebaliknya.

Bagaimana teknik atau cara aplikasi pestisida agar tepat sasaran? Teknik atau cara aplikasi pestisida yang hendak dipilih harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis OPT sasaran, cara kerja bahkan bentuk formulasinya.

Baca juga : Tips Cara Memilih Pestisida yang Tepat

Rekomendasi :  Mengenal Asal Usul Abamektin Salah Satu Bahan Aktif Andalan Petani

Apa saja 6 cara aplikasi pestisida yang biasa dilakukan tersebut? Simak uraian berikut ya sobat BT

1. Cara Penaburan (soil incorporation)

Aplikasi pestisida dengan cara penaburan ini biasanya dilakukan untuk hama penyakit yang ada di dalam tanah atau di jaringan tanaman.

Formulasi yang dipakai biasanya formulasi butiran (granul) dan cara kerja sistemik. Contoh pestisida : Wingran 0,5 GR, Furadan 3GR, Dharmafur 3 GR, Ventura 5 GR, Regent 0,3 GR dll.

2. Cara Fumigasi (fumigation)

Teknik fumigasi dilakukan dengan cara pemberian gas beracun, biasanya untuk pengendalian hama gudang dan nematoda dalam tanah.

Baik untuk gudang atau pada tanah langkah-langkahnya hampir sama, yaitu menutup dengan plastik, bahan atau lahan yang akan difumigasi lantas kemudian dialirkan gas fumigan.

Teknik fumigasi baik digunakan karena tidak menimbulkan residu pestisida dalam tanah. Namun jangan lupa, cara ini harus dikerjakan oleh seorang ahli demi menghindari keracunan yang tidak diinginkan. Contoh fumigan : Basamid G.

3. Cara Pengumpanan (baiting)

Cara pengumpanan dilakukan dengan cara mencampur bahan pestisida dengan bahan makanan dengan maksud hama (pest) akan mati/mandul setelah memakannya.

Hama yang biasa dikendalikan dengan cara ini adalah tikus, lalat buah atau babi hutan. Contoh Borrat 0,005 BB, Ractikus 0,005 BB,  Petrokum 0,005 BB, Klerat 0,005 BB dll. *BB: singkatan block bait.

4. Cara Penghembusan (dusting)

Cara aplikasi ini penghembusan dilakukan dengan cara menghembuskan pestisida (formulasi tepung, D (dust), SP (soluble powder). Kebanyakan petani mungkin masih asing dengan cara aplikasi ini.

Rekomendasi :  Kutu Kebul Merajalela ? Coba Atasi dengan SIVANTO BAYER Spesialis Kutu Kebul

Walau begitu cara ini mempunyai kelebihan tidak membutuhkan air tapi ya gitu akan sangat rentan jika terkena angin. oleh karena itu cara ini jarang digunakan karena tidak efektif/efisien. Contoh pestitida: Sevin 85 SP, Lannate 40 SP, Clorfos 95 SP dll.

5. Cara Pengasapan (fogging)

Cara aplikasi pengasapan dilakukan dengan alat yang disebut swingfog. Biasanya dilakukan untuk pengendalian hama pada ruangan tertutup seperti gudang. Walau begitu diruangan terbuka pun bisa asal kondisi angin nya tidak terlalu kencang.

Sebagaimana teknik fumigasi, teknik pengasapan ini tidak menimbulkan residu hanya saja yang harus dicegah adalah terhirupnya zat asap pestisida sekecil pun. Sekecil atau serendah apapun asap pestisida tersebut terhirup, tetap tidak baik bagi kesehatan manusia.

Nah, biasanya aplikasi pengasapan pestisida dicampur dengan solar (10-15ml pestisida di mix solar 1 liter). Tujuan dicampur dengan solar agar membentuk asap.

image source : http://www.swingtec.de

Beberapa bahan aktif yang digunakan untuk fogging antara lain sipermetrin, malathion. Sedangkan hama yang umumnya dikendalikan dengan cara aplikasi pengasapan adalah nyamuk, kecoak, tikus, lalat, dan rayap.

Rekomendasi :  Waspada Penyakit Busuk Daun Saat Curah Hujan Tinggi

Contoh pestisida: Crown 100 EC (sipermetrin) untuk rayap, Malathion 95 EC (malathion) untuk nyamuk dewasa, larva dan serangga terbang lainnya.

6. Cara Penyemprotan (spraying)

Dari sekian cara di atas cara ini merupakan cara aplikasi yang sering dipake oleh petani. Agar penyemprotan pestisida berhasil dengan baik, yang perlu diperhatikan adalah dosis dan waktu yang tepat serta alat semprot yang digunakan.

Gambar penyemprotan pestisida di Indonesia. image source : tribunnews.com

Sedangkan formulasi pestisida yang dipakai yakni pekatan yang bisa dilarutkan (SL), pekatan yang bisa di emulsi (EC).

Gambar penyemprotan pestisida di Amerika. image source : pinterest.com

Nah, sobat BT itulah 6 cara aplikasi pestisida yang biasa dilakukan di lapangan. Bagaimana dengan anda, cara yang mana saja yang sering anda gunakan? Atau anda punya pengalaman unik dengan salah satu cara di atas? Jangan sungkan isi di kolom komentar ya.

Oiya selain itu jangan lupa untuk bagikan ke saudara, sahabat dan teman anda yang lain. Semoga bermanfaat. Sekian dan terimakasih ^^.

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *