Karbohidrat Pengganti Nasi/Beras – Kebutuhan beras beberapa dekade yang lalu mungkin tak sebanyak sekarang. Selain karena jumlah penduduk yang tak sebesar sekarang, pola konsumsi karbohidratnya juga belum terpusat pada beras.
Namun berubahnya pola konsumsi masyarakat dari makanan lokal menjadi beras, menjadikan kebutuhan beras nasional semakin meningkat.
Kondisi terlalu bergantung pada beras sangatlah berbahaya bagi ketahanan pangan Indonesia. Karena produksi beras masih belum mencukupi jumlah kebutuhannya.
Saat ini solusi yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan melakukan impor dari negara produsen. Namun tetap ini bukanlah posisi yang aman. Mengapa ?
Bayangkan jika negara tersebut mengurangi atau menyetop penjualan berasnya, maka harga beras di dalam negeri akan mengalami kenaikan tinggi dan hal tersebut telah kita alami pada tahun yang lalu.
Maka saya rasa untuk mengurangi ketergantungan akan beras, pemerintah perlu segera melakukan diversifikasi dan pola konsumsi pangan masyarakat antara lain :
a. Mengurangi jumlah konsumsi beras/nasi, dengan meningkatkan jumlah konsumsi protein, buah dan sayur.
b. Serta mengurangi jumlah konsumsi beras dengan meningkatkan porsi konsumsi sumber karbohidrat pengganti nasi.
Sumber karbohidrat pengganti nasi/beras

#1. Jagung
Tanaman jagung termasuk tanaman yang cukup mudah dikembangkan dalam berbagai kondisi lahan baik dari dari dataran rendah hingga ke dataran tinggi.
Sebagai bahan makanan pokok, jagung bisa dicampur dengan beras menjadi nasi jagung. Di Jawa dan Madura nasi jagung merupakan makanan yang cukup populer.
Tentu saja hal tersebut sudah bisa mengurangi konsumsi beras. Bayangkan jika banyak lagi rumah tangga di banyak daerah menerapkan cara yang sama tentu kebutuhan beras akan menurun.
#2. Sagu
Jika anda mencari sentra produksi sagu di Jawa mungkin akan tidak akan menemukannya, karena memang sagu identik sebagai makanan pokok daerah Indonesia timur misalnya Sulawesi, Maluku dan Papua.
Meski begitu bukan berarti di daerah lain tidak ditemukan sagu, di beberapa provinsi di Sumatera dan Kalimantan juga diketahui mengembangkan tanaman sagu.
Sagu biasanya diolah menjadi papeda (teksturnya mirip lem) dan biasanya dikonsumsi dengan lauk berupa masakan ikan berkuah.
#3. Singkong atau ketela pohon
Ketela pohon salah satu makanan pokok selain beras dan jagung yang bisa kembali dikampanyaken ke masyarakat luas agar banyak dikonsumsi kembali.
Tak seperti padi, budidaya tanaman singkong ini jauh lebih mudah. Tanaman ini mudah tumbuh, dan beradaptasi di seluruh wilayah Indonesia mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.
Cara mengkonsumsinya pun sederhana, bisa direbus ataupun diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti tepung mocaf (bahan kue), beras buatan, chip keripik, gaplek/tiwul dan lain-lain.
#4. Ubi jalar atau ketela rambat
Bagi masyarakat yang biasa mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, ubi jalar biasanya hanya dianggap sekedar makanan ringan atau camilan.
Namun tidak untuk masyarakat di pegunungan Papua yang menjadikan ubi jalar sebagai sumber utama kalori mereka.
Tak hanya sebagai sumber energi, ubi jalar memiliki kandungan zat antiioksidan betakaroten dan antosianin yang berguna menangkal radikal bebas.
#5. Kentang
Yang dimanfaatkan dari tanaman kentang adalah bagian umbinya yang kaya akan karbohidrat. Tanaman kentang banyak dikembangkan di dataran tinggi.
Sebagai salah satu sumber karbohidrat yang memberikan efek kenyang, kentang juga diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti kentang goreng, keripik, kue dan lain-lain.
#6. Talas
Tanaman talas tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Alasannya karena talas mudah tumbuh dan berkembang mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi.
Talas biasanya dimanfaatkan secara sederhana dengan dikukus kemudian bisa langsung dikonsumsi. Tapi karena zat pati talas mudah dicerna, maka berpotensi dimanfaatkan sebagai makanan bayi.
#7. Garut
Seperti halnya singkong, sumber karbohidrat dari tanaman ini adalah umbinya. Tanaman ini juga dikenal cukup mudah dibudidayakan, banyak ditemui di pekarangan rumah serta di bawah naungan pepohonan.
Hal yang spesifik pada umbi garut yaitu dia tidak mengandung gluten (biasanya terdapat pada porang) serta memiliki serat yang halus sehingga dimanfaatkan sebagai bahan makanan bayi atau anak-anak dengan kelainan pencernaan.
#8. Sukun
Saat ini tanaman sukun mungkin sudah sulit ditemukan. Tak seperti padi, jagung dan gandum, sukun merupakan sumber karbohidrat yang berasal dari tanaman buah.
Tidaklah buruk menjadikan sukun sebagai alternatif beras, aroma buah sukun terutama yang sudah masak sangatlah enak sekali.
Selain itu buah yang terkenal dengan sebutan bread fruit (buah roti) ini juga cukup mudah sekali diolah. Umumnya masyarakat mengkukus atau menggorengnya.
#9. Pisang
Buah pisang termasuk buah yang kandungan nutrisinya kompleks mulai dari vitamin A, B, C, kalium, fosfor, protein, zat besi, kalsium dan tak terkecuali karbohidrat.
Dalam 100 gram pisang mengandung setidaknya 25 gram karbohidrat menghasilkan energi 99 kalori. Oleh karena itu mengkonsumsi pisang itu memberikan efek yang mengenyangkan.
Beberapa orang terutama yang menjalani diet tak sedikit yang sudah meninggalkan nasi dan hanya mengkonsumsi pisang sebagai sumber karbohidratnya.
Setidaknya dengan menambah menu pisang pada konsumsi harian, bisa mengurangi konsumsi beras.
Penutup
Kebutuhan dan konsumsi beras seiring bertambahnya penduduk maka akan semakin meningkat. Di sisi lain produksi di dalam negeri belum mengalami kenaikan sehingga setidaknya mampu memenuhi tanpa harus melakukan impor.
Sehingga masyarakat perlu membiasakan diri mengurangi konsumsi beras dengan cara menambah konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat lain.
Toh, meskipun cita rasanya beda, tapi setidaknya kebutuhan energi/kalori bisa terpenuhi meski bukan dari beras.
Oya sebagai gambaran 1 porsi nasi berat 100 gram (menghasilkan 175 kkal) itu setara dengan 1 talas berukuran 200 gram, ubi jalar 150 gram dan singkong berukuran 100 gram.