[Lagi] Petani Meninggal Saat Aplikasi Pestisida. Adakah yang Salah?

Petani Meninggal Saat Aplikasi Pestisida – Halo sobat BT, akhir-akhir ini kita kembali dihebohkan oleh berita meningggalnya seorang petani saat atau setelah aplikasi pestisida di sawahnya. Petani yang meninggal tersebut diduga karena keracunan setelah aplikasi pestisida.

Jujur saja sobat BT, saya sangat kaget membaca berita tersebut. Karena pada bulan Februari 2017 yang lalu pun banyak terjadi peristiwa serupa. Antara lain petani Trenggalek, Ngawi, Nganjuk dan lain-lain.

Berita tersebut sempat menjadi viral di beberapa group komunitas petani di fesbuk. Namun saya cek sekarang ternyata banyak yang dihapus sepertinya.

Entah gak tau kenapa, hanya Allah SWT yang tahu. Mari kita doakan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran oleh Allah SWT. Aamiin.

Dan, karena kejadian keracunan saat aplikasi pestisida ini seringkali berulang, maka disini saya ingin mencoba menganalisa mengapa kejadian petani yang meninggal saat aplikasi pestisida ini semakin hari semakin banyak. Apakah ada yang salah? Harapannya agar kejadian serupa tidak terjadi di masa yang akan datang….!

Rekomendasi :  Inilah Tipe Petani yang Ada di Indonesia. Anda Tipe yang Mana?
Petani meninggal saat aplikasi pestisida. Sumber gambar : tribunnews.com
Petani Trenggalek meninggal saat aplikasi pestisida
Petani Ngawi meninggal saat aplikasi pestisida

Mari kita bahas ini secara mendalam sobat BT. Let’s go…!

Dalam aplikasi pestisida, masalah yg dihadapi seringkali adalah soal ketidaktepatan teknik aplikasinya. Hal ini bisa jadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran pengguna dalam hal ini petani.

Nah, pada kasus petani tersebut meninggal, dimanakah salahnya? Sebelum anda memvonis kematian tersebut adalah murni akibat pestisida, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab.

Apakah benar faktor pestisida satu-satunya menjadi faktor utama kematian petani tersebut? Selain itu bagaimana kondisi kesehatannya saat aplikasi? Lalu, apakah aplikasinya sesuai standar keamanan dan keselamatan?

Dalam melihat persolan ini, mari kita berpikir jernih secara objektif dan proporsional. Agar kita mendapatkan hikmah dan solusi yang tepat atas persoalan ini.

1. Benarkah kematian tersebut karena faktor utama pestisida..?!

Jawaban dari pertanyaan tersebut tentu bisa iya, bisa tidak. Pestisida bisa menjadi bahan yang sangat berbahaya apabila dia masuk kedalam tubuh manusia. Pestisida masuk ke dalam tubuh manusia melalui berbagai cara antara lain :

  1. Kontaminasi lewat kulit (dermal contamination)
  2. Terhisap masuk melalui saluran pernafasan (inhalation)
  3. Masuk melalui mulut (oral)
Aplikasi pestisida yang kurang safety, gambar petani lokal. Image source: beritadaerah.co.id

Dari 3 cara tersebut kontaminasi melalui kulit adalah yang paling terjadi. Umumnya kontaminasi terjadi saat petani mencampur pestisida tanpa menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan, menyemprot melawan arah angin.

Rekomendasi :  8 Komoditas Pertanian yang Mustinya Jangan Impor

Hal tersebut tentu tidak akan banyak berpengaruh saat kondisi fisik sedang fit, namun bagaimana jika kondisi fisik sedang lemah? Sehingga perlu dicek juga bagaimana kondisi kesehatan pengguna, apakah apakah ada gejala penyakit jantung misalnya?

2. Apakah aplikasinya sesuai standar keamanan dan keselamatan..?!

Salah satu cara menekan dampak negatif pestisida yaitu dengan cara menggunakan pakaian dan peralatan pelindung. Pakaian pelindung ini tidak hanya dipakai saat aplikasi, tapi mulai saat mencampur, hingga mencuci peralatan.

Pakaian dan peralatan seperti apa yang harus digunakan?

  1. pakaian yang menutupi tubuh, seperti celana panjang dan kemeja panjang
  2. penutup kepala, berupa topi lebar berujuan untuk melindungi kepala saat menyemprot tanaman yang tinggi
  3. pelindung lubang hidung dan mulut, seperti masker
  4. pelindung mata, seperti kacamata
  5. pelindung tangan, seperti sarung tangan (berbahan anti air)
  6. sepatu bot
Safety pesticide, gambar petani luarnegeri yang peduli keamanan dan keselamatan kerja. Image source : entomofarms.com

Nah pada kasus di atas kita dapati bahwa petani yang meninggal tersebut kurang memenuhi standar keamanan dan keselamatan dalam hal pakaian dan pelindung yang digunakan saat aplikasi pestisida.

Rekomendasi :  [Terbukti] 7 Strategi dan Cara Pengendalian Tikus

Pestisida memang bukanlah solusi akhir, dia hanya alternatif. Jadi bukan berarti tidak boleh. Menggunakannya pun harus sesuai ketentuan, aplikasi yang tidak mengindahkan aturan yang dianjurkan tentu akan berpotensi menimbulkan dampak negatif.

Saya rasa apa salahnya mengikuti ketentuan demi keselamatan diri anda. Saya pikir tidak hanya terhadap pestisida tapi pada hal apapun di dunia ini. Sebagaimana narkoba, semua orang tahu itu berbahaya, namun penggunaan yang sesuai ketentuan akan menghindarkan anda dari hal yang tidak diinginkan.

Baca juga : 

Nah, itulah analisa sederhana versi belajartani.com, mohon maaf atas analisa saya yang dangkal ini. Disini saya tidak ingin mengajak anda untuk setuju atau tidak setuju dengan pendapat saya.

Karena saya pikir anda memiliki pandangan yang berbeda pula. Namun, saya yakin jika anda setuju bahwa keselamatan (safety first) saat bekerja dengan pestisida adalah HAL YANG UTAMA.

Semoga bermanfaat, sekian dan terimakasih ^^

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *