Cara Aplikasi Pestisida Efektif – Pada artikel sebelumya telah kita bahas bahwa, pestisida terutama insektisida akan efektif dengan air pH rendah atau kondisi asam. Artinya efektifitas pestisida akan menurun manakala kita mencampurnya dengan bahan alkali.
Pada artikel tersebut juga dibahas bahwa jika air yang digunakan memiliki pH tinggi maka perlu diturunkan dengan cara menambhakan larutan asam nitrat (HNO3) atau asam asetat (cuka). Selengkapnya bisa anda baca pada artikel berikut >> Bisa Jadi Karena Ini, Aplikasi Pestisida Anda Tidak Ngefek..!
Jadi, ada beberapa cara agar aplikasi pestisida efektif antara lain teknik aplikasi musti tepat juga jangan mencampur dengan bahan-bahan alkali.
Apa sih sebenarnya bahan alkali itu ?
Bahan alkali adalah bahan yang membawa ion OH- yang dapat meningkatkan nilai pH menjadi lebih tinggi daripada nilai yang dianjurkan (menjadi basa).
Ada kalanya, ada saja petani yang menambahkan senyawa alkali ke larutan semprot. Mungkin maksutnya biar hemat tenaga dan waktu, jadi pemberian unsur hara tertentu dibarengkan saat penyemprotan pestisida.
Berikut ini bahan atau senyawa yang tergolong bahan alkali :
- Kapur kalsium
- Kapur belerang
- Soda kaustik
- Potas kaustik
- Abu soda
- Magnesia atau kapur dolomit
- Amonia cair
Tau kah anda sobat BT, bahwa perilaku tersebut bisa menghidrolisis bahan aktif pestisida terutama yang sangat peka terhadap bahan alkali atau larutan ber-pH tinggi. Makanya pada beberapa produk pestisida disarankan tidak dicampur dengan pupuk daun (khususnya makro sekunder), mungkin takut nanti terjadi hidrolisis.
Insektisida pada umumnya lebih peka dibanding fungisida atau herbisida, contoh bahan aktif yang peka terhadap bahan alkali yaitu golongan organofosfat (contoh bahan aktif klorpirifos, asefat), piretroid (siflutrin, bifentrin) dan karbamat (metiokarb).
Oiya mungkin belum tau apa itu hidrolisis. Hidrolisis adalah proses kimia yang dapat memecah atau membelah suatu senyawa menjadi lebih kecil lagi. Maksutnya bahan aktif insektisida yang terhidrolisis menjadi terurai menjadi bahan yang tidak aktif lagi.
Hasil dari proses hidrolisis adalah nilai pH larutan yang tinggi (pH>7), padahal nilai pH larutan semprot yang dianjurkan menurut BALITSA adalah 4,5 sampai 5.
pH di atas itu (pH>4,5 – 5) berdampak umur larutan jadi makin pendek. Bahan aktif akan mudah terurai sehingga menjadi kurang efektif, daya efikasinya menurun bahkan sebelum mengenai hama penyakit sasaran.
Petani masih belum banyak yang tahu ?
Saya pikir masih sangat sedikit sekali petani yang tahu hal ini. Nilai pH basa selain karena ditambah senyawa atau bahan alkali, bisa jadi karena air yang digunakan udah dari sananya ber-pH tinggi. Maksutnya sudah basa dari sumber air-nya.
Hal tersebut sangat mungkin terutama jika tanah dan lahannya cenderung bertanah kapur, seperti daerah Gresik, Lamongan, Tuban dan Gunung Kidul Yogyakarta.
Solusi cara mencegah hidrolisis
1. Tidak disarankan mencampur pupuk daun terutama yang mengandung unsur logam alkali seperti Ca (kalsium), atau Mg (magnesium).
2. Cek secara berkala pH larutan semprot, jika masih basa tambahkan larutan asam (asam nitrat atau asetat) untuk menurunkan pH.
3. Gunakan larutan semprot pestisida segera setelah pencampuran (maksimal 6 jam setelah pencampuran air dan pestisida).
Jadi, manakala aplikasi insektisida anda tidak mempan, coba anda analisa pH air larutannya. Jika sebelumnya di mix pupuk daun coba aplikasi sendiri-sendiri.
Seringkali yang dilakukan petani saat pestisida yang ia beli sebelumnya tidak mempan adalah membeli pestisida lain yang harganya mahal. Bagi orang toko pertanian mah senang-senang saja, barang laku..haha
Padahal masalah utamanya adalah pada pH larutan semprot yang cenderung basa (alkali) tadi. Akibatnya petani sudah rugi waktu, rugi biaya tenaga kerja juga.
Baca juga : Cara Menanam Cabai/Cabe Panduan Lengkap Untuk Pemula
Ngomong-ngomong, anda punya pengalaman yang sama ?
Sering mix fungisida, insek,pupuk daun
Iyaaa…sama pak. Yg penting efektivitas dan daya bunuhnya tidak menurun…tidak mengendap dan campurannya jadi larutan homogen….
ya gan..boleh yuk di sharing pengalaman mix pestisida yang agan lakukan…
Assalamu’alaikum ms, apakah boleh calsium higros + mkp + java green dicampur sama pestisida untuk aplikasi spray.
Saya SDH 2 kali kesalahan mengaplikasikan.
Pertama pada saat budidaya cabe.
Yg kedua skg Sy budidaya bawang merah .sudah berusia 42 hari.
Serangan ulat grayak dlm Minggu ini luar biasa banyak.
Ironisnya saya tiap semprot masih saja mix insek dan pupuk daun ada unsur kalsium.
Yg terjadi ulat TDK ada yg mati.
y sebaiknya tidak di mix sama kalsiumnya gan..khwatir bisa mengurangi efektifitass larutan semprot..
Sangat bermanfaat ka, tetap semangat membagi ilmu bermanfaat,
Mau tanya untuk unsur sulful/belerang itu sifatnya asam ka?
siap kak..maaf tipo kak, salah ketik, belerang cenderung membentuk senyawa asam lemah seperti asam belerang. makasih koreksinya 🙂
Utk pestisida organik apa perlakuannya sm, mksdnya ph nya hrs 4,5-5 pak.
kalau pestisida organik setahu saya justru netral ph nya pak. mohon koreksinya kalau salah ya…
Terimaksih om ilmunya…sukses selalu
siap makassih gan…sukses juga untuk agan…
Niat hati ingin menghemat waktu dan tenaga dgn mencampur insektisida dengan kaslium dan magnesium malah jadi enggak mati-mati tuh si hama, ternyata ini toh masalahnya….
berarti sudah pernah kejadian mencampur insek plus pupuk kalsium magnesium ya???
Bang, itu dia di postingan aban aku lihat ada mg magnesium tidak boleh campur insektisida?
apakah pupuk Mg cap pak tani g bisa di campir insek bg?
apakah mg alkali juga?
mohon saranya bg
kemarin saya campur insek ama magnesium sulfat cap pak tani
Setelah aplikasi bahan yg bersifat alkali..baiknya selang berapa hari untuk aplikasi insektisidanya..karena jika musim kemarau otomatis bahan yg bersifat alkali itu masih menempel ditanaman belum tercuci oleh air..yg kemungkinan akan menurunkan daya efikasi insektisida jika tercampur pada tanaman yg sebelumnya dispray bahan bersifat alkali.?
kak izin tanyak lah. kalau grandasil bisa dicampur dengan pupuk lain gak ya kak