Mengenal Tanaman Roundup Ready (RR) yang Ditemukan Perusahaan Bioteknologi MONSANTO. Tak Mati Meski Disemprot Herbisida ?

Perusahaan Bioteknologi – Tanaman Roundup Ready atau selanjutnya kita sebut Tanaman RR, merupakan istilah sekaligus merk dagang bagi tanaman yang telah direkayasa secara genetik supaya tahan atau toleran terhadap herbisida bahan aktif glifosat.

Herbisida glisofat bekerja secara sistemik yakni masuk ke dalam seluruh bagian gulma sehingga gulma mati dan tak lagi tumbuh. Tak seperti herbsisida kontak, efek kerja dari glifosat sedikit lebih lambat.

Tapi pengendalian gulma menggunakan glifosat mungkin akan jauh lebih efektif dan praktis, karena tanaman budidaya yang terkena semprotan herbisida glifosat tidak mengalami kerusakan atau mati.

Namun hal di atas tidak berlaku pada non tanaman RR, karena aplikasi glisofat hanya boleh mengenai gulma dan jangan sampai mengenai tanaman budidaya.

Jadi, sebelum menyemprot gulma dan tanaman budidaya secara langsung dengan glifosat, pastikan terlebih dahulu benih yang akan ditanam apakah sudah berlabel RR.

Rekomendasi :  Artis-artis Ini Terjun Ke Dunia Pertanian, Apa Sih Alasan Mereka Jadi Petani ?

Saat ini sudah banyak jenis tanaman yang telah memiliki varietas tahan glifosat atau tanaman RR antara lain jagung, kedelai, kapas, kanola, bit dan alfalfa.

Awal mula penemuan Glifosat

perusahaan bioteknologi
Logo perusahaan bioteknologi Monsanto. Image source : jornaldenegocios.pt

Dilansir dari laman gmoanswers.com, glifosat sebagai bahan aktif herbisida Roundup pertama kali ditemukan oleh ahli kimia dari perusahaan bioteknologi, sekaligus perusahaan benih dan agrochemical Monsanto (sekarang Bayer) yakni John Franz pada tahun 1970.

Kala itu glifosat, muncul di saat sebagian besar herbisida digunakan sebelum tanaman dan gulma muncul (pra tumbuh).

Akhirnya pada tahun 1974, herbisida Roundup berbahan aktif glifosat mulai diperkenalkan ke pasar sebagai herbisida berspektrum luas dan dengan cepat menjadi bahan kimia pertanian (agrochemical) terkemuka di dunia.

Roundup tak hanya digunakan di lahan pertanian sebelum olah tanah, di rel kereta api, selokan dan berbagai tempat yang ditumbuhi oleh gulma.

Penemuan Tanaman RR (Roundup Ready Crops)

Benih jagung Roundup Ready. Image source : nyt.com

Tak lama setelah itu, muncul ide dari para ilmuwan Monsanto yang menganggap bahwa akan lebih banyak manfaat jika Roundup bisa diterapkan langsung pada tanaman budidaya tapi tanaman budidaya tersebut tidak rusak dan mati.

Rekomendasi :  Contract Farming, Cooperative Farming dan Corporate Farming. 3 Istilah ini Sering Kita Dengar. Tapi Apa Beda Ketiganya ?

Awal tahun 1980-an peneliti tersebut mulai meneliti dan menyisipkan gen tanaman dan mikroba Agrobacteria ke dalam tanaman budidaya.

Perusahaan Bioteknologi
Ilustrasi efek herbisida glifosat ke gulma dan tanaman RR. Image source : harvard.edu

Setelah mengidentifikasi gen tanaman dan mikroba yang memberikan peningkatan toleransi herbisida, pada tahun 1987 USDA atau Departemen Pertanian Amerika Serikat menyetujui uji lapangan pertama pada tanaman RR.

Hingga akhirnya pada tahun 1996, tanaman RR diperkenalkan pertama kali. Hingga saat ini lebih dari 90% tanaman jagung, kedelai dan kanola di Amerika Serikat adalah tanaman hasil rekayasa genetika atau GMO.

Pro Kontra tanaman hasil rekayasa genetic (GMO)

Aplikasi herbisida menggunakan traktor yang dipasang implemen berupa sprayer (penyemprot)

Terlepas dari pro kontra tanaman RR, inovasi teknologi pertanian berupa tanaman RR akan lebih memudahkan petani dalam budidaya.

Penggunakan tanaman RR dan Roundup dinilai bisa menyederhanakan pengelolaan gulma, mengurangi biaya penyiangan, lebih-lebih pada lahan pertanian luas seperti yang ada di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

Efek aplikasi glifosat nampak gulma yang mati sementara tanaman RR tetap hijau. Image source : ers.usda.gov

Jadi prakteknya herbisida tinggal disemprot secara merata ke lahan agar mengenai gulma tanpa khawatir saat mengenai tanaman budidaya.

Terlapas dari kelebihannya, penggunaan glifosat ada kekurangannya yaitu ada potensi resistensi gulma. Oleh sebab itu disarankan pergiliran dengan herbisida jenis lain.

Rekomendasi :  3 Tanda Musim Kemarau Telah Tiba

Disarankan juga menggunakan metode pengendalian gulma lain seperti penggunaan tanaman penutup tanah atau melakuan penyiangan dengan tangan atau mesin.

Produk GMO di Indonesia

Aplikasi herbisida menggunakan pesawat terbang

Di Indonesia seringkali masih terdengar banyak pihak yang belum bisa menerima karena khawatir akan dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan dan lingkungan.

Tapi faktanya, jagung dan kedelai impor yang berasal dari Amerika Serikat tidak menutup kemungkinan adalah hasil dari benih tanaman RR.

Di Indonesia, bahan baku berupa jagung dan kedelai banyak sekali digunakan sebagai bahan baku agroindustri seperti pembuatan tahu dan tempe.

Sejauh ini kita belum mengetahui apakah pernah ada penelitian khususnya yang dilakukan oleh pemerintah mengenai apakah bahan baku dari impor tersebut mengandung glifosat atau tidak.

Kita semua berharap semoga tidak terjadi apa-apa pada masyarakat Indonesia yang banyak mengkonsumsi produk hasil olahan kedelai impor dari Amerika Serikat.

Semoga Tuhan selalu melindungi kita semua..Aamiin

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *