Insektisida Piretroid – Bagi kebanyakan petani istilah piretroid mungkin terdengar asing. Bagaimana dengan istilah sipermetrin, deltametrin, betasiflutrin dan lamdasihalotrin ?
Oh kalau itu mungkin sebagian besar orang banyak yang tahu. Sipermetrin dan teman-temannya itu adalah jenis bahan aktif dari insektisida, lebih tepatnya golongan piretroid.
Ya, insektisida piretroid ini merupakan jenis golongan pestisida yang banyak digunakan saat ini di dunia karena beberapa keunggulannya.
Nah sobat BT, kali ini akan membedah apa sih insektisida piretroid itu. Sebelumnya kita sudah pernah bahas golongan insektisida popular lainnya seperti insektisida golongan neonicotinoid.

Asal usul piretroid
Piretroid merupakan golongan pestisida hasil sintesis (tiruan) dari bahan aktif insektisida botani yaitu sinerin dan piretrin yang berasal dari Bunga krisan (chrysanthenum). Nah, bunga krisan sendiri termasuk pada genus piretrum (pyrethrum).
Awalnya, insektisida non sintetik (alami/botani) ini dilakukan dengan cara mengekstrak kandungan sinerin dan piretrin yang terdapat dalam bunga krisan/piretrum.
Piretrin diekstrak dari kulit biji krisan dengan cara menggiling bunga kirsan/piretrum yang telah dikeringkan hingga jadi serbuk. Selain dalam bentuk serbuk, krisan juga diekstrak menjadi larutan/suspensi.
Meski punya daya bunuh yang cukup kuat, namun piretrin alami ini punya banyak kekurangan yaitu tidak mampu bertahan lama setelah diaplikasikan, dan biayanya cukup mahal (karena harus mengekstrak dari bunga krisan asli).
Akhirnya, setelah dilakukan berbagai penelitian, ditemukan bahan sintesis yang mempunyai sifat sama dengan piretrum, namun memiliki banyak keunggulan dibandingkan insektisisa alami yang dikenal dengan piretrin sintetis.
Dari piretrin sintetis inilah, kemudian banyak ditemukan bahan aktif sintetis lain yang kita ketahui sekarang seperti sipermetrin, deltametrin dan trin-trin lainnya.
Keunggulan dan Kelemahan insektisida piretroid
a. Keunggulan insektisida piretroid
Keunggulan dari insektisida sintetis piretroid cukup banyak antara lain :
- Memiliki daya bunuh hama yang cukup kuat dan cepat, sekalipun dengan dosis rendah
- Namun memiliki toksisitas yang rendah bagi mamalia, manusia, hewan ternak serta bagi lingkungan karena degradable (mudah terurai)
- Lebih praktis karena bisa diproduksi di pabrik dalam skala besar tentunya
- Mampu bertahan dalam waktu yang lebih lama (lebih stabil ) di lahan dibandingkan dengan piretrin alami.
b. Kelemahan insektisida piretroid
Daya bunuh insektisida piretroid tergantung pada bahan aktif masing-masing. Tapi sebagian besar memiliki daya bunuh yang sangat kuat.
Selain pada serangga, insektisida piretroid sangalah beracun (highly toxic) pada ikan. Insektisida ini punya toksisitas rendah hanya pada mamalia, hewan ternak dan manusia.
Kelemahan utama pada golongan ini adalah masalah resistensi hama. Aplikasi insektisida piretroid secara terus-menerus di lapangan akan menyebabkan turunnya efektifitas.
Dengan kata lain banyak hama yang semakin kebal atau resisten pada dosis tertentu. Banyak yang belum tahu mengapa hama mengalami resistensi. Penjelasannya mudah dan sederhana.
Penurunan populasi hama secara ekstrim akibat aplikasi insektisida ini mendorong hama yang masih bertahan hidup untuk meningkatkan layu reproduksinya serta kemampuan bertahan hidup.
Cara Kerja insektisida piretroid
Insektisida piretroid menurut klasifikasi IRAC (Insecticide Resistance Action Committee) ada di golongan 3A yang mempunyai cara kerja mengganggu aliran Natrium (Na+) dalam sel syaraf.
Akibat dari keracunan insektisida ini, saluran natrium pada sel saraf menjadi terbuka, lalu terjadinya hyperexcitation sebagaimana insektisida golongan Karbamat (1A), Siklodin Organoklorin (2A), Neonikotinoid (4A), dan Spinosin (5).
Sebagaimana dijelaskan di atas tentang kelemahan piretroid yaitu masalah resistensi, maka ada beberapa cara yang dilakukan saat populasi hama resisten terhadap insektisida ini antara lain :
- Menggunakan sesuai dosis anjuran
- Jika sesuai dosis namun tak mempan, sebaiknya ganti dengan bahan aktif lain yang cara kerjanya beda (rotasi)
- Menggunakan insektisida sesuai ambang batas pengendalian
Bahan aktif yang tergolong piretroid antara lain sipermetrin, deltametrin, siflutrin, beta-siflutrin, bifentrin, sihalotrin, dan lain-lain.
Penggunaan piretroid untuk fogging hama dan hama rumah
Bahan aktif sipermetrin misalnya banyak digunakan untuk pengendalian hama rumah seperti nyamuk, kecoak dan lain-lain.
Obat nyamuk semprot, kapur ajaib juga banyak yang menggunakan bahan aktif sipermetrin. Selain itu, insektisida sipermetrin banyak digunakan untuk fogging atau pengasapan.
Fogging biasa dilakukan untuk pengendalian serangga nyamuk sebagai upaya pencegahan penyebaran demam berdarah.
Bunga krisan/piretrum untuk pertanian organik

Bunga krisan yang indah ini, tak hanya untuk bunga penghias ruangan saja (dekoratif), krisan juga banyak digunakan sebagai bahan herbal.
Selain itu ada juga yang menggunakan krisan sebagai bumbu masakan. Yang lain yang belum banyak orang tahu yaitu krisan sebagai insektisida alami.
Bunga krisan, sebagai bahan yang terbukti bisa mengendalikan hama, tentu bisa menjadi opsi petani yang mendukung pertanian organik.
Terlebih insektisida alami dari kirsan ini bukanlah barang baru. Petani daratan China sudah menggunakan-nya sebagai insektisida alami sejak abad pertama masehi (2000 tahun yang lalu).
Banyak orang yang bilang, bahwa seaman-amannya bahan kimia sintetik, masih jauh lebih aman bahan kimia alami.
Jadi, bukan tidak mungkin, di masa depan bunga krisan akan kembali jadi alternatif insektisida alami yang banyak digunakan oleh petani !