Waspada Penyakit Busuk Daun Saat Curah Hujan Tinggi – Berbicara penyakit busuk daun, petani mana yang tidak kenal dengan penyakit yang satu ini. Penyakit busuk daun atau disebut juga hawar daun (late blight) atau lodoh ini selalu muncul tiap kali musim tanam.
Sehingga, dengan kondisi curah hujan yang tinggi seperti ini petani harus waspada akan serangan penyakit busuk daun.
Keberadaannya selalu menjadi momok bagi petani, karena jika tidak diwaspadai dan dikendalikan dengan tepat maka dampaknya akan sangat fatal..!
Ya, petani akan gagal panen, karena kondisi tanaman mengering dan mati, sebelum buah masak dan dipanen.
Kalaupun petani sempat memanennya tentu kualitasnya tidak cukup baik untuk memenuhi permintaan pasar.
Pengenalan penyakit busuk daun
Penyakit busuk daun, disebabkan oleh jamur Phytophtora infestans (pada kentang dan tomat) dan Phytophtora capcisi (pada cabai).
Jamur ini berkembang baik pada lingkungan dengan tingkat suhu yang rendah (cenderung hangat) berkisar 10-20 °C dan tingkat kelembaban yang tinggi > 80 %.
Namun pada kondisi lingkungan yang kering, penyakit ini tidak akan dapat berkembang dan mati dengan sendirinya.
Waktu serangan busuk daun
Penyakit busuk daun berkembang pesat saat musim musim penghujan di mana intensitas serangannya tinggi, yaitu antara bulan Oktober – Februari, dan pada musim kemarau antara bulan Mei – Agustus intensitas serangannnya rendah.
Penyebaran dan tanaman inang busuk daun
Penyebaran patogen/zoospora (spora kembara) dibantu oleh air dan angin. Tanaman inangnya antara lain kentang, tomat, cabai, semangka, terong dan waluh.
Gejala serangan busuk daun
Mengidentifikasi penyakit busuk daun cukup mudah, ciri-cinya daun meleleh seperti tersiram air panas. Serangan penyakit busuk daun rawan terjadi saat tanaman berumur sekitar 1 bulanan.
Baca juga :
- 8 Hama dan Penyakit Utama pada Tanaman Kentang yang Perlu Diwaspadai
- Tip dan Trik Mempertebal Daun agar Lebih Tahan dari Serangan Pernyakit
a. Saat tingkat serangan awal, muncul bercak-bercak di bagian tepi dan ujung daun. bercak tersebut bewarna abu-abu sampai gelap dan sedikit basah. Di bagian bawah daun muncul spora jamur yang warnanya putih.
b. Pada tingkat serangan lanjut, bercak-bercak tersebut akan menyebar ke seluruh bagian tanaman, daun, batang bahkan buah hingga tanaman mati.
c. Yang membuat ngeri, pada tingkat serangan yang ganas, dan didukung oleh kondisi lingkungan yang optimal tanaman bisa mati dalam waktu 1-4 hari.
Gimana ngeri bangets bukan?
Pengendalian penyakit busuk daun
Pengendalian penyakit busuk daun dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara kultur teknis dan secara kimiawi.
a. Pengendalian secara kultur teknis
1. Pengolahan tanah yang baik, seperti apa pengolahan tanah yang baik? Anda bisa membaca artikel berikut ➡ Cegah Layu Sejak Dini dengan Pengolahan Tanah yang Baik
2. Menerapkan pola tanam dan rotasi tanaman dengan selain tanaman dari family yang sama (solanaceae).
3. Meningkatkan PH tanah dengan cara pengapuran (dolomit), hal ini dilakukan agar tanah menjadi netral dan patogen di dalam tanah menjadi mati.
Baca juga : 3 Jenis Kapur Pertanian untuk Memperbaiki Tanah Asam
Selain itu unsur Ca (kalsium) dalam dolomit dapat memperkuat dinding sel tanaman.
4. Menerapkan jarak tanam yang agak lebar untuk meminimalisir iklim mikro, selain itu juga perlu perlu dilakukan pewiwilan ruas cabang di bawah cabang Y.
5. Menerapkan pemupukan yang tepat dan berimbang, terutama kebutuhan tanaman akan unsur K (kalium) agar tercukupi. Unsur K dapat memperkuat ketahanan tanaman dari serangan patogen.
Baca juga : Mengapa Pemupukan Harus Tepat dan Berimbang? Ini Dia Jawabannya
6. Direkomendasikan untuk menggunakan varietas yang secara genetik tahan terhadap serangan patogen.
b. Pengendalian secara kimia
1. Melakukan seed treatment dengan fungisida sistemik, sejak dari persemaian. Untuk tekniknya bisa membaca artikel berikut ini ➡ Strategi Aplikasi Fungisida pada Tanaman Cabai
2. Penyemprotan pestisida dilakukan segera sejak muncul gejala serangan dan sampai telat…!
3. Penyemprotan menggunakan fungisida secara tepat dosis, waktu dan sasaran. Pada serangan tingkat awal interval penyemprotannya seminggu sekali dan pada tingkat serangan lanjut intervalnya 3-5 hari sekali menyesuaikan situasi dan kondisi di lapangan.
Untuk meningkatkan efektfititas penyemprotan dapat dilakukan dengan cara mencampur (mixing) fungisida yaitu yang cara kerja nya kontak dan sistemik.
Fungisida kontak bersifat kuratif atau memulihkan, sedangkan fungisida sistemik bersifat protektif yaitu melindungi agar bagian tanaman lain yang belum terinfeksi, tidak terinfeksi.
Beberapa kombinasi bahan aktif yang bisa di mix antara lain (dosis 1-2 ml/liter :
* klorotalonil (kontak) + dimetomorf (sistemik)
* klorotalonil (kontak) + metalaksil (sistemik)
* klorotalonil (kontak) + azoksitrobin (sistemik)
* klorotalonil (kontak) + tebukonazol (sistemik)
* mankozeb (kontak) + dimetomorf (sistemik)
* mankozeb (kontak) + metalaksil (sistemik)
* propineb (kontak) + simoksanil (sistemik)
* famoksadon (kontak) + simoksanil (sistemik)
* tebukonazol (sistemik) + azoksitrobin (sistemik)
* difenokonazol (sistemik) + azoksitrobin (sistemik)
* tebukonazol (sistemik) + propikonazol (sistemik)
Selain menggunakan 2 bahan aktif yang di mix secara manual di atas, sobat juga bisa mencari fungisida yang mengandung bahan aktif ganda (2 bahan aktif) sekaligus.
Anda bisa baca artikel yang sangat bagus berikut ini >> Daftar Pestisida Berbahan Aktif Ganda untuk Pengendalian Hama Penyakit pada Tanaman Cabai.
4. Jika penyemprotannya efektif, maka daun yang terserang akan kering dan serangannya terhenti. Hal ini menandakan bahwa jamur patogen yang ada pada bagian tanaman tersebut mati.
Nah sobat BT, demikianlah artikel yang berjudul Curah Hujan Masih Tinggi, Waspada Serangan Penyakit Busuk Daun. Semoga artikelnya bermanfaat ya dan jangan lupa share ke teman-teman anda. Terimakasih.