Waspada Musim Pancaroba – Memasuki pergantian musim (climate exchange) dari musim hujan menuju musim kemarau yang dikenal dengan istilah pancaroba biasanya terjadi pada bula Maret-April. Namun karena adanya perubahan efek iklim global maka peralihan musim tersebut menjadi tidak menentu.
Bisa terjadi lebih cepat atau bisa lebih lambat dari jadwal umumnya. Pada musim pancaroba biasanya curah hujah dan intensitas matahari menjadi tidak menentu sehingga kelembaban udara meningkat.
Akibat musim pancaroba ini berpengaruh juga pada sektor pertanian. Cuaca yang sering berubah-ubah akan menjadikan penyakit mudah berkembang, seperti angin musim kemarau yang membawa bibit penyakit pada tanaman.
Musim pancaroba menjadi salah satu kekhawatiran tersendiri bagi petani karena biasanya pada musim ini OPT (Organisme Penggangu Tanaman) akan tumbuh lebih pesat sehingga menyebabkan kerusakan pada tanaman yang berakibat pada penurunan produktivitas tanaman saat panen.
Beberapa tanaman yang menjadi langganan serangan hama penyakit ketika musim pancaroba adalah padi, bawang, cabai, ubi jalar, kubis dan beberapa tanaman sayur lainnya. Hama yang umumnya berkembang pesat pada musim pancaroba adalah ulat.
Ketika tanaman telah terserang hama maka sebagian besar organ tanaman menjadi rusak sehingga rentan terjangkit oleh virus/bakteri penyebab penyakit.
Untuk itu kita perlu waspada musim pancaroba dengan mengantisipasi ledakan OPT, berikut beberapa langkah untuk mengantisipasi ledakan OPT saat musim pancaroba :
1. Mengenal jenis hama penyakit yang biasa menyerang
Biasanya hama penyakit yang menyerang komoditas pada suatu musim sifatnya tetap. Misal pada musim pancaroba ulat akan menjadi hama utama pada beberapa komoditas seperti padi, kulbis, cabai, dan bawang yang menyebabkan produktivitas menurun.
Setelah mengetahui hama utama yang menyerang suatu komoditas pada musim tertentu kita akan lebih mudah mengantisipasi ledakan hama (pest explotion) tersebut.
Baca juga :
- Tanaman Saya Terserang Hama Apa Sih..???
- Kupas Tuntas Hama Penyakit Utama Tanaman Cabai (lengkap dengan gambar)
2. Mengetahui siklus hidup OPT
Dengan mengetahui siklus hidup OPT maka kita akan mudah mengadakan pencegahan pada perkembangbiakan hama tersebut sehingga tidak menyebabkan kerusakan yang berarti pada tanaman. Misal pada ulat grayak (Spodoptera litura) yang umumnya menjadi hama pada semua jenis komoditas.
Baca juga : Pentingnya Strategi Pergiliran Insektisida Untuk Cegah Resistensi Hama
Siklus hidup pada ulat grayak adalah telur-ulat (larva) – kepompong – imago (ngengat), dari siklus hidupnya fase yang paling membahayakan adalah saat fase larva (ulat).
Larva ini sangat aktif dimalam hari dan menyerang tanaman dalam jumlah banyak sedang saat siang hari mereka bersembunyi di tanah karena takut sinar matahari.
Satu ekor ngengat betina bisa bertelur sebanyak 3000 telur, bisa dibanyangkan berapa jumlah larva yang akan menyerang tanaman ?
3. Menentukan cara pengendalian
Setelah mengetahui jenis hama yang menyerang dan fase hidupnya maka saatnya kita menentukan langkan untuk mengendalikan populasinya, caranya adalah sebagai berikut:
a. Secara alami :
- Membersihkan lingkungan dari sisa tanaman musim sebelumnya/rumput liar yang menjadi sumber hama penyakit
- Melakukan penanaman serempak dan tepat waktu, Tanam serempak berguna untuk mengurangi populasi hama karena tidak ada tanaman yang mendahului yang menjadi pengundang bagi hama, sedang tanam tepat waktu bisa digunakan sebagai monitoring/perkiraan datangnya hama.
- Menyeimbangkan ekologi, Meningkatnya populasi hama bisa jadi dipicu oleh terputusnya rantai makanan, misal pada ulat dengan berkurangnya populasi burung pemangsa maka jumlah ulat yang berkembang biak akan lebih banyak. Untuk itu memperbaiki siklus rantai makanan sangat disarankan semisal melepas unggas (itik/bebek) disawah saat musim tanam. Selain itu bisa juga dengan menerapkan sistem tanam polikultur (menanam beberapa jenis tanaman pada satu area) hal ini akan menekan populasi hama karena dengan adanya keanekaragaman tanaman akan meningkatkan keanekaragaman serangga menguntungkan sebagai predator pada hama utama.
- Melakukan pergiliran varietas, Pergiliran varietas antar musim berguna untuk menghambat serangan hama karena apabila mengunakan varietas yang sama dalam kurun waktu lama akan menyebabkan resistensi pada hama.
b. Secara kimia
Pengendalian hama secara kimia dilakukan dengan insektisida baik kontak ataupun sistemik yang dilakukan pada sore hari seperti Arrivo 30 EC, Turex WP, Decis 2,5 EC dan lain-lain dengan dosis sesuai dengan anjuran, interval pemberian 1 minggu sekali apabila populasinya tinggi maka tingkatkan interval aplikasi sesuai dengan kondisi lahan.
Cara pengendalian ini dilakukan sebagai alternatif terakhir bukan utama ketika pengendalian secara alami tidak dapat mengurangi populasi hama. Cara ini dilakukan selelah mengetahui siklus hama yang menyerang.
Baca juga : Mengenal Siklus Hidup Hama Trips [Petani Cabai Masuk…!]
Misal pada ulat grayak terdapat 3 fase penting dalam hidupnya yang mana kita bisa mengendalikan populasinya dengan memutus salah satu siklus hidupnya, berikut siklus hidup yang dapat dipotong agar populasi terkendali : (1) mengendalikan fase ngengat/kupu-kupu agar tidak bertelur, (2) mengendalikan telur apabia dilahan terlanjur sudah ditemukan banyak telur dan (3) mengendalikan Larva jika terlalu banyak larva yang dijumpai akibat telur yang telah menetas.