Pengepul Sayur – Saat harga sayur murah/anjlok dunia pertanian pasti mengalami kegaduhan. Sebagian petani ada yang meluapkan emosi, kemarahan, kekecewaan dan rasa frustasinya bahkan dengan membuang sayur mereka ke sungai atau jalanan.
Tak hanya petani yang kesal, netizen yang melihat fenomena tersebut tak sedikit yang ikut merasa kesal termasuk kepada pemerintah. Kesannya seperti membiarkan saja.
Padahal petani sudah capek menanam justru tak dapat harga yang layak. Meskipun sebagian petani, melihat situasi ini sebagai sesuatu yang biasa. Pasang surut usaha, begitu kata petani yang petani yang sudah lama terjun di sektor ini.
Sebagai petani, tentu mereka pernah merasakan nikmatnya harga tinggi, begitupun sebaliknya pernah merasakan pedihnya panenan tidak ada harganya.
Selain itu ada juga yang tak lepas dari kemarahan para netizen yaitu pedagang khususnya pengepul sayur. Pedagang pengepul dianggap terlalu “mengeksploitasi” petani.
Mengeksploitasi ini maksutnya membeli panenan petani dengan harga yang murah, dengan kata lain mengambil untung terlalu besar. Sehingga harga menjadi mahal saat sampai di konsumen akhir.
Mengenai mahalnya produk sayur bisa jadi karena panjangnya saluran pemasaran, dan ini pernah kita bahas, berikut link nya >> Pantas Saja Harga Cabai Mahal, Rantai Pemasarannya Aja Begini.
#Benarkah pedagang pengepul sayur mengambil untung terlalu besar ?
Anggapan pengepul sayur mengambil untung terlalu besar banyak muncul terutama di media sosial oleh para netizen yang simpatik terhadap nasib para petani.
Maka dari itu, ada baiknya kita ulas kembali bagaimana sih kondisi real di lapangan. Karena kalo kita lihat sebenarnya pedagang sayur yang kaya raya itu jumlahnya juga tak banyak.
Selama ini pedagang baik dari tingkat pengepul kecil, membeli hasil panen dari petani berdasarkan harga grosir di pasar agribisnis misalnya.
Misalnya harga grosir tomat 1000 rupiah, biasanya pengepul akan menjual lagi dengan mengambil untung sebesar 500-700 rupiah per kilogram, ditambah biaya pengirimannya.
Semakin jauh jarak yang akan ditempuh maka biaya kirimnya akan semakin mahal. Namun hal tersebut akan tertutupi jika tonase yang dikirim jumlahnya besar.
Namun untuk bisa mengirim atau menjual dalam tonase yang besar biasanya memerlukan proses dan waktu yang tidak sebentar.
#Peluang dan resiko pedagang pengepul sayur
Dari sisi resiko, pedagang pengepul sayur memang berbeda jika dibandingkan dengan petani sayur itu sendiri. Dari sisi stabilitas keuntungan, pedagang sayur menang dibandingkan petani sayur.
Jika di petani sayur ada resiko saat proses budidaya dan harga panen, maka di pedagang sayur ada resiko penyusutan dan kerusakan barang baik saat di rumah, gudang atau saat pengiriman.
Seringkali barang yang dikirim dari segi visual nampak bagus, namun saat sudah sampai di calon konsumen ada yang mengalami kebusukan, tentu pedagang pengepul mengalami kerugian.
Selain itu menjadi seorang pedagang juga diperlukan modal yang cukup besar. Di dunia pasar itu ada sistem pembayaran cash alias timbang bayar, ada juga yang sistemnya DP di awal.
Tapi umumnya kebanyakan pembayaran sayur dilakukan setelah kiriman ke 2, sementara kiriman pertama pedagang tidak dibayar langsung.
Dengan sistem tersebut, ada resiko modal macet jika sampai pedagang mitranya tadi tidak bisa melunasi hutangnya. Maka dari itu, hanya sedikit saja pedagang sayur yang sukses.
#Pendapatan meningkat seiring dengan meningkatnya skala/volume usaha
Kebanyakan usaha, biasanya dimulai dari skala kecil terlebih dulu. Seiring berjalannya waktu skala usahanya meningkat.
Pada pedagang pengepul sayur yang sukses (kaya secara materi), biasanya karena volume penjualannya telah meningkat.
Dengan meningkatnya volume dan omset penjualan maka keuntungan yang diperoleh oleh para pedagang sayur pun juga meningkat.
Tak jauh berbeda dengan petani. Petani yang lahannya semakin luas dan selalu mendapatkan untung, tak sedikit juga yang kaya raya.
Sayangnya kebanyakan petani saat ini luasan lahannya cenderung tetap sehingga bisa bertahan saja sudah bagus. Tidak mempunyai hutang yang besar saja sudah hebat.
Petani akan bisa untung jika harga jual sayurnya lebih besar dari biaya produksi yang dikeluarkan. Misalnya jika biaya produksi per tanaman 6000, maka harga sayur harus di atas itu dan itupun harus stabil.
Sementara di sisi pedagang, memang tidak ada ruginya selama pembayarannya tidak mengalami kemacetan.
#Hal yang tidak dilihat oleh orang
Selain dari sisi resiko ada hal lain yang tidak dilihat oleh orang terhadap para pedagang pengepul sayur. Kebanyakan orang hanya melihat pedagang sayur dari luarnya yaitu terlihat kaya.
Sementara resiko yang mereka hadapi tidak mereka lihat. Kebanyakan orang iri dengan kesuksesan orang lain tapi tidak mau kerja keras seperti yang orang sukses lakukan.
Pedagang pengepul sayur sebagai salah satu saluran pemasaran sayur keberadaannya secara hukum ya sah-sah saja dan tidak dilarang.
Tak semua pengepul sayur licik dan serakah sehingga membeli harga panen petani secara murah dan jauh di bawah pasaran.
Di beberapa daerah, bahkan para pengepul sayur yang modalnya besar bahkan membantu petani yang tidak punya modal.
Selain permodalan, pengepul juga menjadi salah satu alternatif pasar bagi para petani. Tinggal apakah cocok atau tidak harganya.
#Penutup
Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko masing-masing, punya plus dan minusnya sendiri. Seperti halnya menjadi pedagang sayur maupun petani sayur.
Maka, agar jadi petani sayur yang sukses maka harus tahu caranya. Nah, pada artikel sebelumnya sudah kita bahas bagaimana cara petani mendapatkan untung, dan menghindari harga murah.
Antara lain dengan memperluas skala usaha, mengikuti pertanian kontrak, memilih yang jarang ditanam dan bisa tahan lama, pilih tanam di luar musim dan pakai GH, serta menanam berbagai jenis sayur.