Tips Menghindari Harga Sayur Murah – Di musim apapun, selama terjadi panen raya harga sayur biasanya mengalami anjlok yang luar biasa. Mengapa demikian ?
Saat panen raya pasokan sayur dari petani sangatlah melimpah, sehingga sebagaimana hukum pasar harga sayur akan anjlok. Cukup memprihatinkan kondisi ini karena hampir semua komoditas mengalami panen raya di musim kemarau ini.
Ada satu dua komoditas sih yang harganya masih tinggi seperti kentang atau kembang kol. Jika diurai naiknya harga komoditas tersebut ya karena pasokan yang sedikit sementara permintaannya tetap banyak.
Pasokan sedikit bisa disebabkan sedikit petani yang menanam, atau banyak yang menanam namun gagal panen karena tanaman mengalami kekeringan atau serangan hama penyakit.
Harga sayur murah petani membuang hasil panen
Berita mengenai petani yang membuang hasil panen cukup banyak yang viral akhir-akhir ini. Banyak yang bilang itu adalah wujud protes, kekecewaan dan rasa frustasi yang dialami oleh petani.
Mereka sudah susah payah menanam namun saat panen harganya anjlok. Situasi saat panen raya permintaan tetap tapi penawaran atau pasokannya justru melimpah.
Tak sedikit yang menyayangkan kenapa harus dibuang, kenapa tidak disedekahkan atau disumbangkan ke tetangga atau panti asuhan misalnya. Pasti mereka menerimanya dengan senang hati.
Selain itu banyak yang juga netizen yang berkomentar, menyarankan agar petani menjual sendiri hasil panennya, baik di jual secara ecer, offline maupun online.
Permasalahannya adalah apakah barang yang dijual bisa segera habis, sementara saat panen raya, barang yang sama di pasaran itu pasokannya melimpah.
Hal tersebut diperparah jika daya beli masyarakat sedang turun, misalnya saat musim sekolah, musim nikah, biasanya kondisi pasar ikut lesu dan sepi.
Sisi lain, biaya operasional produksi naik
Bagi anda yang sudah berusaha tani bertahun-tahun mungkin anda bisa merasakan bagaimana saprodi seperti benih, pupuk dan pestisida mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Maka ada ekspektasi atau harapan-harapan agar saat panen mendapatkan harga jual yang tinggi. Terlebih jika anda bertani seperti pada umumnya, maksutnya tidak melakukan contract farming. Maka, masalah harga adalah sebuah ketidakpastian.
Terkadang perubahan harga sayur terjadi sangat cepat bisa dalam hitungan hari. Di beberapa komoditas bahkan dalam hitungan jam.
Terlebih jika pasar mendapatkan pasokan sayur dari berbagai daerah dalam volume yang cukup besar, maka anjlok lah harga jual sayur di pasar tersebut.
Jika biaya mengalami kenaikan, mustinya harga jual sayur juga mengalami kenaikan. Tapi sayangnya hal tersebut tidak terjadi !
Tips dan trik menghindari harga sayur murah
#1. Menanam komoditas yang harga jualnya tinggi
Untuk menjadi petani yang berhasil dan untung ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari awal misalnya jenis komoditas yang akan ditanam, ketersediaan pasar, stabilitas dan fluktuatif harga di pasar.
Selain itu juga perlu tahu berapa banyak petani yang mengusahakan. Ini penting untuk mengurangi banyaknya petani yang panen bersamaan.
Tapi perlu diingat, bahwa komoditas yang harga jualnya tinggi biasanya memiliki tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi.
#2. Petani menanam komoditas yang memiliki daya simpan lama
Ini penting karena petani masih bisa menyimpan hasil panen untuk dijual ke pasar pada saat harga pasar sedang murah/anjlok.
Ada beberapa komoditas pertanian yang bisa disiimpan dan bisa ditahan untuk beberapa waktu sebelum dijual ke pengepul, pedagang besar ataupun konsumen akhir antara lain bawang merah ataupun kentang.
Bagi petani dengan modal kecil, mungkin jarang yang melakukan ini. Mereka justru ingin agar hasil panen sayur mereka cepat laku dan segera dapat uang untuk modal tanam berikutnya.
#3. Menanam 2 atau beberapa jenis sayuran dalam satu waktu
Menanam single crop atau satu jenis tanaman memang akan jauh lebih menguntungkan dari sisi perawatannya. Namun tetap 2 sisi mata uang, ada resiko untung dan rugi yang besar sekaligus.
Pada saat harga mahal, maka petani akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Sebaliknya saat harga anjlok maka tidak ada lagi yang bisa diharapkan.
Sementara jika menanam beberapa jenis sayur, setidaknya jika ada satu komoditas yang dapat harga murah, ada komoditas lain yang dapat harga mahal.
Contoh seperti saat ini harga tomat, wortel dan kubis sedang murah, sementara komoditas lain seperti kentang, dan bunga kol harganya masih tinggi.
#4. Menanam dalam Green House (GH)
Tak semua petani sayur bisa bagus tanamannya saat musim sulit. Misalnya saat musim penghujan di mana penyakit banyak berkembang.
Meningkatnya serangan penyakit akibat jamur di musim hujan menyebabkan tanaman petani banyak yang rusak. Kalaupun panen, kualitasnya juga menurun.
Maka bisa dipastikan harga sayur akan mahal. Hal ini disebabkan upaya merawat tanaman jauh lebih sulit, serta biaya yang dikeluarkan jadi membengkak.
Nah, ini potensi bagi petani yang punya greenhouse yang bisa tetap panen di saat petani lain gagal atau justru tidak berani tanam.
#5. Menurunkan biaya operasional usahatani
Ada banyak sekali komponen biaya yang dikeluarkan dalam usahatani, seperti kita bahas pada artikel berikut >> Jenis-jenis Biaya dalam Usahatani.
Faktanya biaya-biaya tersebut mengalami mengalami kenaikan setiap tahunnya. Contoh biaya pupuk, biaya pestisida serta biaya tenaga kerja.
Untuk menurunkan biaya tenaga kerja misalnya, bisa menggunakan sentuhan teknologi pertanian modern sehingga bisa mengurangi penggunaan tenaga kerja, misalnya penggunaan irigasi tetes, atau irigasi pancaran.
Selain itu, dalam menentukan lokasi penanaman sebaiknya juga memperhatikan upah tenaga kerjanya, apakah jauh lebih murah atau tidak.
#6. Membuat produk olahan hasil pertanian
Lemahnya petani Indonesia adalah sedikit yang bisa mengolah hasil pertanian, dan kebanyakan mereka lebih suka menjual hasil panen ke pasar sebagai sayur segar.
Masalahnya adalah saat panen raya, harga sayur murah. Petani perlu memikirkan bagaimana membuat produk olahan agar punya opsi lain yang juga menguntungkan.
Misal saat harga cabai murah, mungkin bisa dolah jadi sambal kemasan, cabai kering dan berbagai olahan cabai lainnya.
#7. Membeli alat penyimpan cool storage
Komoditas pertanian tergolong komoditas yang mudah rusak dan tidak bisa disimpan lama. Oleh karenanya, kebanyakan petani terpaksa menjual hasil panennya sekalipun harga murah karena khawatir barang cepat busuk.
Baca juga : 7 Sifat-sifat Produk Pertanian [Wajib Tahu Sebelum Terjun Usaha Pertanian]
Jika petani memiliki alat penyimpan seperti cool storage (lemari pendingin), atau cool room (gudang yang suhunya dingin) maka bisa dijadikan solusi untuk menahan sampai harga jualnya sedikit menyenangkan.
Mahalnya harga cool storage/cool room bisa dilihat sebagai investasi yang menguntungkan petani dan berguna menyimpan hasil panen kapanpun.
#8. Menambah jejaring pemasaran sehingga mudah dalam menjual
Petani sebaiknya memang harus memiliki banyak jejaring/koneksi/chanel termasuk jejaring pemasaran, baik di dalam maupun di luar kota.
Hal ini sangat berguna saat menjelang masa panen, petani bisa menawarkan ke beberapa orang dan mengambil harga yang jauh lebih baik.
Contoh misalnya petani bisa menjual ke konsumen akhir secara ecer, menjual ke restoran, menjual ke supermarket, jadi tidak hanya ke pengepul agar mendapatkan harga yang jauh lebih tinggi.
Selain itu, petani sayur juga bisa mendirikan lapak sayur sendiri, seperti yang sudah ada saat ini seperti rumah sayur, istana sayur, toko sayur, agen sayur, dan lain-lain.
#9. Petani sebaiknya menjual dengan harga patokan produksi
Harga patokan produksi bisa didapat dengan cara membuat analisis usaha tani. Yaitu berisi berapa total biaya yang dikeluarkan dan berapa minimal harga jual yang diterapkan.
Dengan mendasarkan harga jual dari biaya produksi maka tidak ada ceritanya petani mengalami kerugian. Jadi, misal biaya produksi per kilonya 3 ribu, maka petani bisa menjual dengan harga jual 6 ribu misalnya.
Namun, kenyataan di lapangan mungkin tak seindah di atas kertas. Terutama saat panen raya di mana banyak barang tak terserap oleh konsumen. Mau tidak mau petani akan menurunkan harga jualnya agar panen sayur mereka bisa terjual sekalipun mengalami kerugian.
Penutup
Nah sobat BelajarTani.com, itulah uraian mengenai mengapa saat panen raya harga sayur murah/anjlok serta beberapa tips dan trik bagaimana agar petani terhindar dari harga jual yang murah saat masa panen.
Dari beberapa point di atas memang sebaiknya dikombinasikan agar dapat memberikan jaminan bahwa petani tidak hanya mendapatkan panen dari sisi kuantitas (jumlah tonase) atau kualitasnya tapi juga mendapatkan harga jual yang tinggi.
Dunia pertanian saat ini serba abu-abu, di saat harga panen serba tak pasti, ada isu perubahan iklim yang menyebabkan kondisi iklim dan musim tanam mengalami ketidakpastian.
Terakhir sebagai penutup, kami berharap semoga kejadian membuang sayur ke sungai tidak perlu terjadi lagi. Dan itu bisa terjadi apabila harga sayur yang diterima petani juga tinggi. Sehingga tidak hanya bisa menutupi biaya yang sudah dikeluarkan, tapi petani juga bisa menyisihkan.
Menyisihkan sebagian untuk ditabung, untuk nafkah keluarga sehari-hari, untuk sekolah anak-anaknya serta sebagian lagi digunakan untuk memperbesar skala usaha tani yang sudah ada saat ini .
Bagaimana menurut anda sobat BelajarTani.com ?