Teknologi Pertanian 4.0 – Hallo sobat belajartani.com, istilah pertanian 4.0 tentu tak asing bagi anda yang mengikuti media sosial atau internet.
Istilah pertanian 4.0 juga banyak dibicarakan oleh berbagai pihak seperti pemerintah maupun perusahaan teknologi pertanian.
Apa sih pertanian 4.0 itu ? Dan teknologi apa saja yang ada pada pertanian 4.0, bedanya dengan pertanian 3.0 apa? Oke kita bahas secara detil ya.
Pengertian Pertanian 4.0
Pertanian 4.0 itu merupakan istilah yang diadopasi dari industri 4.0, dimana angka 4.0 berarti sudah mencapai fase 4 abad sejak pertama kali revolusi industri digulirkan tepatnya pada abad 18 yang lalu.
Membicarakan pertanian 4.0 berarti membicarakan wajah dunia pertanian yang ada pada saat ini, yaitu pertanian yang mengaplikasikan berbagai teknologi canggih.
Teknologi canggih seperti apa sih ? Tentu saja teknologi canggih yang ditemukan di abad 21 ini. Dengan kata lain teknologi tersebut belum ada atau belum ditemukan pada era pertanian 3.0 atau 100 tahun ke belakang.
Pada pertanian 4.0 yang paling menonjol adalah penggunaan berbagai alat dan perangkat pintar yang telah disematkan teknologi canggih yang saling terintegrasi, terkoneksi atau terhubung satu sama lain.
Perangkat atau alat pintar tadi bisa bekerja secara cepat, secara otomatis, secara tepat dan presisi, dan dapat diatur sedemikian rupa sebagaimana kehendak daripada para petani (grower).
Jadi, inti dari pertanian 4.0 adalah bagaimana mengerjakan pertanian secara cerdas yaitu segalanya berjalan secara otomatis namun tetap bisa akurat atau presisi.
Selain itu, hasil kerja perangkat atau alat pintar bisa dilihat dari jarak jauh secara digital melalui komputer, tablet dan smartphone.
Oke biar gak bingung berikut ini beberapa contoh perangkat pintar berteknologi canggih di era pertanian 4.0
1. Traktor autonomous berbasis sensor GPS dan IoT
Sensor GPS membantu petani untuk mengetahui posisi traktor untuk selanjutnya melakukan langkah kerja yang diperintahkan.
Pada autonomous traktor, terdapat perangkat GPS receiver yang terhubung dengan PC atau smartphone melalui jaringan nirkabel (WIFI). Ini memungkinkan petani mengetahui posisi traktor dari jarak jauh secara realtime (waktu nyata).
Di era pertanian 3.0 bukannya belum ada traktor, namun semua traktor nya masih harus dikemudikan oleh petani dan belum bisa tanpa awak seperti sekarang ini.
Baca juga : Traktor Tanpa Awak Berbasis IoT : Kelebihan dan Kekurangannya
2. Sistem irigasi pintar berbasis sensor IoT
Dapat terhubung dengan smartphone sehingga dapat dipantau hasilnya dari jarak jauh, contoh CPI/center pivot irrigation (irigasi poros tengah).
Baca juga :
- Dengan Teknologi Irigasi Poros Tengah, Gurun Disulap Jadi Produktif
- Inilah Teknologi Irigasi Pintar di Greenhouse Berbasis Sensor IoT Canggih
3. Robot pemamen strawberry berbasis sensor dan AI (artificial intellegent)
Sensor kamera dapat mengenali strawberry mana yang sudah merah dan bisa dipanen, sementara sensor ultrasonik untuk memastikan roda robot tetap berada pada jalur yang aman.
Sedangkan teknologi artificial intellegent (AI) dapat memberi keputusan agar hanya strawberry yang bewarna merah saja yang bisa dipanen. Selain itu, perintah lain juga bisa disematkan.
Misalnya saja, hanya strawberry yang bagus (tidak busuk) yang dipanen. Perintah tersebut dapat diberikan menggunakan algoritma pintar yang sebelumnya sudah diprogram, contohnya Agrobot.
Baca juga : Inilah Agrobot, Robot Pemanen Strawberry Berteknologi Sensor, Jadikan Panen Mudah Dan Cepat
4. Robot penyiangan gulma berbasis sensor kamera dan GPS
Sensor GPS memastikan robot tetap berada di jalur area yang suah dibuat, sementara sensor kamera untuk membedakan antara tanaman budidaya dengan gulma.
Dengan teknologi artificial intellegence, robot dapat memutuskan hanya gulma saja yang akan disiangi. Data tentang tanaman dan gulma dapat diidentifikasi menggunakan algoritma pintar yang sebelumnya sudah diprogram, contoh robot penyiangan Dino.
Baca juga : Di Prancis, Penyiangan Rumput Sudah Pakai Robot Penyiang Gulma
5. Greenhouse canggih berbasis sensor IoT dan sensor kamera
Sensor IoT bisa ditempatkan di tanah, di udara, di dalam greenhouse. Memungkinkan petani untuk memantau kondisi dalam greenhouse seperti kondisi air, udara, tanah, suhu dan kelembapan secara real time (pada kondisi saat itu juga).
Data-data yang dikumpulkan oleh sensor IoT nirkabel tadi, selanjutnya akan disimpan di server atau cloud computing, yang selanjutnya datanya dapat dengan mudah diakses oleh petani melalui komputer atau gadget.
Kemudian sensor IoT juga membantu petani mengambil keputusan jika terjadi masalah. Misalnya, jika suhu udara sangat panas, maka secara otomatis perangkat pendingin (kipas blower) atau perangkat pengabutan (mist) bekerja secara otomatis, sehingga masalah dapat segera di atasi.
Sementara sensor AI, memungkinkan bagi petani memantau populasi atau kepadatan OPT seperti hama, penyakit dan gulma yang ada di dalam greenhouse.
Dengan demikian, integrasi sensor IoT dan AI, memungkinkan petani tidak perlu lagi mengunjungi farm atau lahan pertanian.
Petani sudah bisa memantau kondisi lahannya secara realtime, sehingga petani dapat melakukan kegiatan lain yang tak kalah penting misalnya mengerjakan bisnis, contoh dari greenhouse canggih ini ada di Sundrop Farms Australia.
Baca juga : Canggih ! Di Sundrop Farms Australia Tanam Sayur Pakai Air Laut (Sea Water)
6. Drone (UAV) berbasis sensor dan IoT
Sensor yang disematkan pada perangkat drone ada banyak jenisnya antara lain sensor termal (suhu), sensor kamera, sensor lidar dan sensor multispektral.
Sensor kamera memungkinkan petani melihat kondisi lahan meraka dari udara secara realtime. Sensor multispektral dapat membantu petani membedakan mana tanaman sehat serta mana tanaman yang tidak sehat.
Teknologi drone sangat membantu petani dalam mengungkap masalah di lahan seperti masalah kesuburan tanah, kekeringan, serangan hama penyakit tanaman.
Data yang telah diambil oleh drone tadi dapat disimpan pada server. Petani dapat mengakses data tersebut melalui komputer atau smartphone.
Selain untuk membantu petani mengetahui kondisi lahan, dan tanaman secara realtime, perangkat drone juga dapat melakukan pekerjaan budidaya misalnya penyemprotan air, pupuk, maupun pestisida.
Bedanya drone berbasis sensor dan IoT ini bekerja secara presisi karena dipandu oleh GPS, serta prosesor canggih yang memungkinkan petani menanamkan berbagai program di dalam-nya.
Baca juga : 4 Manfaat Utama Teknologi Drone di Bidang Pertanian
7. Pertanian dalam gedung (indoor farming) berbasis sensor IoT dan AI
Sensor IoT yang ada dalam farm, dapat memantau berbagai kondisi seperti air, udara, tanah, suhu dan kelembapan secara real time (pada kondisi saat itu juga).
Data-data yang dikumpulkan oleh sensor IoT nirkabel tadi akan dikirim dan disimpan di server atau cloud computing. Selanjutnya, data tersebut dapat dengan mudah diakses oleh petani melalui komputer atau gadget.
Kemudian sensor IoT, membantu petani mengambil keputusan jika terjadi masalah. Misalnya jika suhu udara sangat panas, secara otomatis perangkat pendingin (kipas blower) atau perangkat pengabutan (mist) bekerja secara otomatis. Masalahpun dapat segera di atasi.
Sementara itu sensor AI dapat membantu petani untuk mengenali bagaimana kondisi tanaman, misalnya apakah tanaman kekurangan nutrisi, air atau sedang dalam kondisi tidak sehat.
Baca juga :
- Inilah Pertanian Dalam Gedung di Jepang, Tanam Padi pun Dalam Gedung
- Inilah Aerofarms Perusahaan Pertanian Vertikal Terbesar di Dunia
Kesimpulan
Berdasarkan contoh-contoh perangkat canggih di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa dalam pertanian 4.0 mengedepankan teknologi sensor canggih, teknologi IoT (internet of things) dan teknologi AI (artificial intellegence) yang menggunakan data dan algoritma matematika sebagai bahan pengambil keputusan.
Tentu saja penggunaan teknologi AI berbanding lurus dengan perkembangan teknologi prosesor yang semakin hari kian bertambah kuat dan canggih.
Karena di era pertanian 4.0 ini banyak digunakan beragam perangkat dan teknologi canggih, makanya banyak muncul istilah baru untuk menggambarkan seperti apa pertanian 4.0 itu antara lain pertanian automatis (automation), precision farming, smart farming, serta digital farming.
Automation farming : artinya pertanian otomatis, yaitu pertanian yang menggunakan perangkat pintar berupa robot atau mesin, yang dapat bekerja secara otomatis dengan bantuan berbagai sensor nirkabel, dan IoT.
Preicision farming : berarti pertanian presisi, merupakan istilah untuk praktek pertanian yang menggunakan input produksi secara pas sebagaimana kebutuhan tanaman, serta menggunakan perangkat mesin atau robot yang dapat bekerja secara presisi. Hal ini berkat support dari berbagai sensor seperti sensor GPS atau sensor kamera.
Smart farming : berarti pertanian cerdas, istilah untuk praktek pertanian yang menggunakan berbagai sensor dan AI (brbasis data besar atau big data dan algoritma matermatika). Terdapat perangkat dan alat dapat membantu petani melakukan kerja spesifik dengan sesuai dengan program yang diinginkan, misal mesin atau robot pemanen yang dapat membedakan buah masak dan mentah, atau mesin/robot penyiangan dapat membedakan rumput dan tanaman produksi.
Digital farming : atau pertanian digital, istilah bagi praktek pertanian yang memanfaatkan berbagai teknologi canggih seperti teknologi sensor, IoT (satelite dan smartphone). Kondisi farms dan tanaman dapat dipantau secara cepat dan realtime, dari jarak jauh melalui perangkat tablet atau smartphone (tanpa harus datang ke lahan petani tahu kondisi lahan dan tanaman).
Penutup
Nah sobat BT, itulah beberapa teknologi-teknologi canggih di era pertanian 4.0. Teknologi yang diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan utama sektor pertanian dunia.
Apa saja tantangan utama sektor pertanian dunia anda bisa baca artikel barikut >> 3 Tantangan Utama Yang Dihadapi Sektor Pertanian Di Dunia.
Berinvestasi dalam teknologi merupakan solusi untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat global. Tentunya agar biaya operasional yang jauh lebih efisien dibanding dengan pertanian konvensional.
Dengan semakin bertumbuhnya jumlah penduduk dunia, tentu menjadi sebuah tantangan bagi sektor pertanian apakah dapat memberi makan mereka semua. Serta memastikan agar tak satupun warga dunia mengalami kelaparan.