Rantai Pemasaran Cabai – Cabai adalah salah satu komoditas pertanian yang mempunyai rantai pemasaran yang cukup panjang. Rantai pemasaran (market chain) disebut juga saluran pemasaran atau rantai pasok (supply chain) adalah media distribusi komoditas dari petani hingga sampai di tangan konsumen.
Semakin panjang rantai pemasaran maka harga cabai di konsumen akan menjadi berkali-lipat dari harga di petani. Rantai pemasaran panjang sebenarnya tidak hanya pada cabai saja, hampir semua komoditas sayuran.
Kenapa terjadi rantai yang panjang? Kenapa petani tidak langsung menjual ke konsumen saja? Kenapa keuntungan yang diterima petani lebih kecil akan kita ulas pada bahasan di bawah ini.
Kondisi di suatu sentra produksi biasanya terdapat pedagang kecil atau pengumpul kapasitas kecil, dan pedagang pengumpul besar. Sedang di daerah lain yang membutuhkan komoditas cabai terdapat pedagang eceran.
Umumnya saat petani panen cabai, dia langsung menjual ke pedagang kecil yang beroperasi di sekitar area produksi. Kemudian pedagang kecil yang menerima cabai dari banyak petani (jumlah bisa puluhan) ini mengirimkan ke pedagang besar yang ruang operasinya lebih luas, di dalam kota atau luar kota.
Kemudian pedagang besar di daerah tadi mengirim ke pasar induk di luar kota yang permintaan cabainya tinggi namun produksinya tidak mencukupi. Kemudian pedagang pasar induk menjual ke pedagang eceran di pasar traditional, hingga sampailah pada konsumen akhir.
Diagram rantai pemasaran cabai dari petani ke dalam/luar kota
Pedagang besar selain mengirim antar kota, terkadang memenuhi permintaan pasar di luar pulau jawa sekalipun. Walau biaya transportasi lebih mahal sekalipun, asal keuntungan yang diperoleh jauh lebih tinggi.
Pedagang besar yang mengirim pasar luar pulau, biasanya kapasitasnya besar, minimal 1 ton cabai. Dari pasar induk di luar pulau, pedagang pasar induk kemudian menjual ke pedagang eceran yang menjualnya pada pasar tradisional daerah lain, tempat konsumen membeli cabai.
Diagram rantai pemasaran cabai dari petani ke luar pulau
Dari skema di atas kita bisa melihat bahwa rantai pemasaran cabai melalui banyak mata rantai. Pantas saja harga cabai mahal, rantai pemasarannya aja panjang…!
Baca juga : Bagaimana Proses Terbentuknya Harga Komoditas Pertanian ?
Pada setiap mata rantai, harga akan mengalami kenaikan karena masing-masing mata rantai mengambil keuntungan serta biaya tambahan.
Pada setiap mata rantai pemasaran biasanya dikenakan biaya pemasaran berupa biaya penyusutan (cabai busuk atau rusak selama diperjalanan) 500/kg, biaya transportasi 500/kg serta keuntungan sebesar 3000/kg.
Itulah sebabnya harga cabai dari petani berbeda jauh dari harga pasar karena melewati rantai distribusi yang cukup panjang dan melelahkan..hehe.
Akhirnya kembali ke pertanyaan, kenapa petani tidak langsung menjual saja ke konsumen?
Nah kalo ini karena faktor kemampuan petani untuk mengakses pasar. Selain itu petani tidak mempunyai armada tranportasi atau kemampuan untuk mengorganisir kegiatan pemasaran secara mandiri.
Kelemahan petani yang belum bisa akses pasar terbantu dengan keberadaan pedagang pengumpul kecil, terutama petani yang kapasitas panennya sedikit. Pedagang pengumpul kecil biasanya menerima berapapun panen petani.
Jadi, kesimpulan dari artikel ini, baik petani cabai ataupun pedagang sebenarnya sama-sama diuntungkan dengan rantai pemasaran yang sudah ada. Petani tidak pusing memikirkan soal pemasaran karena hasil panennya bisa terjual sekalipun sedikit.
Hanya saja petani sebagai pihak yang sudah susah payah menanam di lahan, mustinya lebih diperlukan perlindungan harga atau jaminan harga, sehingga harga jatuh panen raya, petani cabai kita masih tersenyum. 🙂 🙂 🙂
Tapi kalo dipikir-pikir, lebih kasihan lagi si konsumen akhir yang menanggung harga yang paling tinggi, ya nggak..?? 😀