Cara Penggunaan Pestisida yang Benar – Hallo sobat BT, apa kabar anda semua? Saya doakan semoga anda semua sehat dan bahagia selalu, baik itu sehat badan, sehat pikiran serta sehat dompetnya juga hehe.
Nah di tahun baru 2021 ini juga saya doakan semoga resolusi, cita-cita anda yang belum kesampaian di tahun lalu bisa terwujud di tahun ini.
Semoga usaha dan bisnis kita semua khususnya di bidang pertanian, bisa mendapatkan hasil panen yang jauh lebih baik dari tahun lalu.
Tapi tetap perlu diingat nih sob, untuk mendapatkan hasil yang baik perlu proses dan usaha yang baik dan benar pula.
Pada kegiatan produksi pertanian diperlukan upaya pengendalian hama penyakit demi tercapainya hasil panen yang baik dari segi kuantitas (jumlah) maupun kualitasnya (mutu).
Agar usahatani sukses, hama penyakit harus dikendalikan. Dalam kegiatan pengendalian hama penyakit ada unsur pestisida sebagai salah satu dari banyak opsi untuk mengendalikan hama penyakit.
Namun penggunaan pestisida haruslah mengikuti syarat dan ketentuan agar tidak menimpulkan dampak negative baik itu bagi manusia, tanaman maupun lingkungan.
Bahasan kita kali ini yakni tentang tips dan cara penggunaan pestisida yang baik dan benar, mengawali artikel terbaru di tahun baru 2021.
Di sela-sela kehidupan dunia nyata, mengurus pekerjaan offline (kantor) dan juga kesibukan di rumah sebagai seorang bapak dan warga masyarakat, serta mengelola beberapa blog lain menjadi sebuah tantangan bagi saya untuk terus bisa mengupdate tulisan-tulisan di blog ini.
Ya tentu saja tidak hanya agar pengunjung blog semakin meningkat, namun juga agar tidak ada kesan bahwa blog tidak terurus.
Oke, back to topic. Balik maning ke bahasan kita yaitu tentang tips dan cara penggunaan pestisida yang baik dan benar.
Bagaimana sih cara penggunaan pestisida yang baik dan benar? Kita bahas teknik aplikasi pestisida yang paling banyak digunakan yaitu penyemprotan.
Baca juga : 6 Cara Aplikasi Pestisida yang Biasa Dilakukan di Lapangan
Sebelum melakukan pengendalian hama penyakit dengan penyemprotan, terlebih dahulu lakukan pengamatan tanaman untuk mengetahui jenis atau intensitas serangan hama dan penyakit yang menyerang
Untuk mengetahui gejala serangan hama anda bisa membaca artikel berikut >> Mengenal Gejala Serangan Hama Pada Tanaman.
Sementara untuk mengetahui adanya gejala serangan penyakit bisa melihatnya dari gejalanya juga, lebih detilnya baca artikel berikut ini >> Mengenal 2 jenis Gejala Serangan Penyakit Pada Tanaman.
Pengamatan kondisi tanaman, sangat penting karena menjadi dasar apakah perlu dilakukan pengendalian dengan pestisida atau tidak. Pengendalian menggunakan pestisida dilakukan manakala populasi OPT sudah melewati ambang batas pengendalian.
Baca juga :
- Pentingnya Pengamatan Tanaman
- Mengenal Nilai Ambang Batas Pengendalian Hama pada Tanaman Pangan dan Horti
Nah, setelah pengamatan tanaman dilakukan, barulah kita masuk ke langkah-langkah penggunaan pestisida yang baik dan benar dengan teknik penyemprotan.
Namun sebelum dilakukan penyemprotan perlu mengecek kondisi ph air terlebih dahulu, caranya sebagai berikut.
- Ambil air bersih sesuai kebutuhan
- Ukur ph air dengan ph meter, jika lebih dari 7 campurkan dengan asam nitrat (HNO3), kemudian aduk dan cek kembali ph-nya.
- Jika ph kurang dari 7 maka air dapat digunakan sebagai pelarut pestisida
Menngapa ph menjadi factor penting?
Ini ada kaitan dengan pengaruh ph dengan umur larutan semprot dan efektivitasnya. Jika ph yang digunakan tinggi (lebih dari 7 atau kondisi basa) maka daya bunuh larutan semprot akan turun.
Mengenai bahasan ini sebenarnya pernah dibahas pada artikel berikut ini >> Penyebab Aplikasi Pestisida Tidak Ngefek, Bisa Jadi Karena Ini !.
Setelah air bersih dan ber-ph di bawah 7 didapatkan, langkah selanjutnya adalah pembuatan larutan semprot pestisida yang baik dan benar.
- Siapkan ember/timba kapasitas 20 liter.
- Lalu siapkan air sesuai kapasitas tangki semprot, misal 16 liter air bersih jika tangki semprotnya berkapasitas 16 litter.
- Kemudian takar pestisida sesuai dosis kebutuhan, lalu aduk hingga rata.
- Lakukan hal yang sama pada bahan lain seperti penembus, perata atau perekat, lalu aduk hingga rata.
- Setelah selesai, baru tuangkan larutan semprot yang sudah dibuat pada tangki semprot (sprayer).
- Larutan pestisida siap digunakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pembuatan larutan semprot pestisida
- Jangan melakukan pencampuran (mix) jika tidak mengetahui caranya agar tidak menurunkan daya bunuh-nya, sebaiknya campur sebagaimana yang sudah ada pada pestisida bahan akti ganda.
- Misal bahan aktif abamectin + imidacloprid, abamectin + klorantraniliprol, tiametoksam + klorantraniliprol, mancozeb + simoksanil, azoksitrobin + difenokonazol, simoksanil + famoksadon, adalah contoh bahan aktif pestisida yang biasa dicampur.
- Anda bisa membaca artikel berikut ini mengenai bagaiman cara mencampur pestisida >> 3 Prinsip dalam Mencampur (Mix) Pestisida yang Tepat.
- Untuk mengetahui lebih detil contoh apa saja bahan aktif ganda, anda bisa baca artikel berikut > Daftar Pestisida Berbahan Aktif Ganda untuk Pengendalian Hama Penyakit Tanaman.
- Saat proses pembuatan larutan semprot, jangan campur pestisida di dalam tangki langsung karena hasilnya adalah lautan yang tidak merata, sehingga daya bunuh pestisidanya juga tidak merata.
- Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap minimal masker, agar tidak membahayakan diri, salah satunya dari keracunan pestisida yang masuk melalui mulut atau hidung.
- Disarankan untuk tidak mencampur pestisida dengan pupuk daun karena jika pupuk daun tersebut banyak mengandung unsur alkalis maka akan menurunkan daya bunuhnya.
- Unsur Mg, Ca yang merupakan unsur alkalis dalam table unsur kimia, bersifat basa sehingga bisa meningkatkan ph larutan. Sebagai refrensi silahkan baca artikel berikut ini >> Cara Aplikasi Pestisida Efektif, Jangan Campur Bahan Ini.
Setelah larutan semprot siap, selanjutnya adalah cara penyemprotan yang baik dan benar.
- Lakukan penyemprotan pestisida sesuai arah angin agar droplet tidak mengenai tubuh.
- Penyemprotan sebaiknya dilakukan dengan berjalan mundur.
- Arahkan nosel menghadap ke atas dengan sudut kemiringan 45 derajat, hal ini dikarenakan OPT biasanya berada pada bagian bawah daun.
- Untuk menyemprot tanaman yang tingginya 1-2 meter sebaiknya menggunakan jas hujan untuk melindungi petugas semprot dari hamparan langsung pestisida.
- Kenapa begitu, karena ada kemungkinan pestisida masuk jika tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap, setidaknya harus menggunakan masker.
Baca juga : Cara Pestisida Masuk Ke Tubuh Manusia Dan Gejala Keracunan-Nya
- Walau arah semprotan dari bagian bawah, dengan menggunakan penembus pestiida juga dapat memapar bagian atas daun.
- Jika penyemprotan menggunakan knapsack manual, perhatikan tekanan agar tetap 3 bar dengan cara melakukan pemompaan secara terus menerus.
- Jangan lupa melakukan pergiliran pestisida agar hama tidak mengalami resistensi atau kekebalan, setidaknya sebuah jenis bahan aktif digunakan maksimal 3 minggu (menyesuaikan dengan siklus hama pada umumnya).
- Jangan melakukan penyemprotan saat siang hari cuaca panas karena droplet mudah menguap.
- Setelah selesai aplikasi, botol pestisida sebaiknya disimpan di tempat yang aman dari anak kecil dan beri label peringatan jika perlu.
Baca juga : Pentingnya Strategi Pergiliran Insektisida Untuk Cegah Resistensi Hama
Nah sobat BT, demikianlah bahasan kita mengenai cara penggunaan pestisida yang baik dan benar, dimulai dari cara pembuatan larutan semprot hingga cara aplikasi penyemprotan pestisidanya. Semoga bermanfaat ya sob!
Jika dirasa infonya bermanfaat, jangan lupa bagikan artikel ini ke saudara, sahabat atau teman anda yang lain. Terimakasih..!