Produk Sampingan Petani Padi – Hallo sobat BT, sudah menjadi sebuah fakta bahwa pelaku subsektor pangan (contohnya petani padi, jagung) merupakan kelompok yang paling rendah tingkat kesejahteraannya dibanding subsektor lain.
Yap, mayoritas petani padi masih dibawah garis kemisikinan. Tentu berbeda jauh dengan tingkat kesejahteraan pelaku subsektor perkebunan yang berada di level paling atas sebagai pelaku usaha agribisnis.
Kita mengenal NTP (Nilai Tukar Petani) sebagai alat ukur seberapa besar sih keuntungan yang diperoleh oleh petani. NTP digunakan dengan cara mengukur rasio benefit terhadap cost (biaya) atau RC ratio.
Semakin besar nilai NTP, maka semakin besar petani. Sebaliknya jika NTP kecil maka semakin kecil penghasilan yang diperoleh petani.
NTP petani padi
Pada tahun 2014 atau 2015 yang lalu, menurut data KTNA, NTP petani padi hanya sebesar 101%, sementara NTP pelaku perkebunan bisa mencapai 120%.
Dari angka tersebut tentu saja bisa kita simpulkan bahwa petani padi di Indonesia ini masih sangat jauh dari kata sejahtera, lah wong penghasilan dibanding biayanya saja hampir sama, alias pok alias gotong royong..hehe.
Padahal jika dillihat peran dari petani padi ini sangatlah vital menyangkut ketahanan pangan nasional bangsa dan negara Indonesia.
Bayangkan jika petani-petani tersebut tiba-tiba mogok tanam ? Tak hanya itu bayangkan juga jika petani tersebut pensiun lantas menjual semua tanah dan sawah yang dimilikinya ?
Baca juga : 6 Faktor Penyebab Banyak Petani Beralih Profesi
Apakah negara ini sudah siap ? Sementara regenasi petani muda juga mengalami kendala lantaran minimnya minat generasi muda yang menjadi petani.
Apakah lantas kita memutuskan untuk impor sementara sebetulnya produk padi dengan potensi alam yang kita miliki, sebetulnya padi tidak seharusnya kita impor ?
Baca juga : 8 Komoditas Pertanian yang Mustinya Tak Perlu Impor
Masalah tersebut sebetulnya menurut saya akan selesai jika penghargaan untuk petani bisa ditingkatkan. Penghargaan apa yang pantas untuk petani padi kita ? Piagam, piala, uang atau apa ?
Petani pantas mendapatkan itu semua, karena mereka adalah pahlawan. Ya, walaupun mereka tidak benar-benar mendapatkan gelar pahlawan, minimal mereka mendapatkan kesejahteraan.
Baca juga : Petani, Sosok Pahlawan Yang Kian Dilupakan
Minimal mereka bisa mengembangkan usaha tani mereka menjadi jauh lebih besar lagi, minimal mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Disana ada peran pemerintah yang sebaiknya menata ulang tata niaga pemberasan yang ada di negara ini. Ya paling tidak petani padi kita bisa selevel dengan Thailand atau Jepang dari tingkat kesejahteraannya.
Baca juga :
- [Fakta] Potret Kemajuan Pertanian Di Jepang
- [10 Fakta Pertanian Thailand] Kenapa Pertanian Thailand Lebih Maju ?
Sebetulnya ada banyak cara untuk meningkatkan penghasilan petani padi dalam negeri, antara lain mengajarkan peluang/ide bisnis pertanian lain seperti bagaimana cara usahatani minapadi, cara membuat pupuk organik, pestisida nabati, membuat zpt organik ataupun produk sampingan.
Produk sampingan petani padi
Berbicara tentang produk sampingan petani padi, pikiran kita langsung tertuju pada produk yang biasanya kurang bernilai, dianggap sebagai limbah dan biasanya dibiarkan terbuang percuma di lahan.
Pada umumnya petani padi mendapatkan penghasilan dari penjualan gabah. Padahal dalam kegiatan usahatani padi menyisakan produk sampingan yang sebetulnya jika diolah akan bisa jadi uang.
Apa saja produk sampingan yang bisa dihasilkan petani padi ?
#1. Bekatul
Apa itu bekatul? Bekatul menurut KBBI, merupakan serbuk halus atau tepung yang diperoleh setelah padi ditumbuk dan kulit padi dipisahkan dari bulirnya; atau dedak lunak.
Bekatul umumnya dimanfaatkan hanya sebatas pakan ternak saja, masih belum dimanfaatkan sebagai pangan alternatif. Padahal bekatul itu bisa diolah menjadi Rice Brain Oil (RBO) yang harganya mahal.
Soal gizi jangan ditanya, bekatul banyak mengandung nutrisi penting seperti lemak, protein, serat, vitamin, mineral dan komponen bioaktif (antioksidan).
Oleh karena itu konsumsi bekatul baik sekali untuk Kesehatan. Ada beberapa manfaat penting bekatul untuk kesehataan antara lain untuk menurunkan kolesterol dalam darah (LDL), mencegah penyakit jantung, mencegah diabetes dan sebagai antioksidan pencegah kanker.
Untuk memanfaatkannya, bekatul perlu melalui proses pengolahan terlebih dahulu antara lain penyanggraian, pengukusan atau pengovenan.
#2. Sekam
Saya yakin hampir semua orang ngerti apa itu sekam. Sekam menurut KBBI, berarti kulit padi (sesudah padi ditumbuk). Dulunya sekam tidak dibutuhkan, dan dibiarkan rusak di sawah.
Kini sebaliknya, sekam banyak dicari untuk dioleh menjadi arang sekam yang merupakan media tanam tanaman hortikultura secara teknik hidroponik.
#3. Jerami
Jerami adalah istilah bagi batang padi setelah padi dipanen dan dipisahkan dari bulirnya. Menurut KBBI, jerami berarti batang padi yang sudah kering (yang padinya sudah dituai).
Seringkali kita lihat tumpukan jerami di tengah-tengah hamparan sawah. Sesekali pada tumpukan jerami tersebut Nampak tumbuh jamur putih yang rasanya sangat nikmat jika kita masak.
Jerami padi bisa dimanfaatkan sebagai mulsa organik. Petani semangka biasanya yang banyak memanfaatkan jerami padi sebagai mulsa alami.
Di beberapa daerah di Indonesia, sudah memanfaatkan jerami sebagai alternatif pakan ternak (pakan sapi) dengan cara di fermentasi terlebih dahulu. Tapi ini jerami hijauan ya, yang masih segar. Sementara untuk mulsa itu pakai jerami yang sudah kering.
Selain itu, jerami padi bisa diolah juga menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Sebagai bahan bakar jerami padi bisa mengurangi pemanasan global sebab gas rumah kaca atau metana yang ada pada jerami tidak lepas ke udara.
Baca juga : Tips Cara Menghitung Kebutuhan Mulsa
Bagaimana menurut anda sobat BT? Kira-kira apalagi ya produk sampingan petani padi yang dapat dimanfaatkan untuk mendongkrok penghasilan dan laba petani padi ?