Terra Preta : Teknologi Murah untuk Suburkan Tanah

Teknologi Terra PretaTanah tandus merupakan kebalikan dari tanah subur. Tanah tandus merupakan kondisi tanah yang minim kandungan air, bahan organik serta lapisan tanah atas (top soil).

Ciri fisiknya biasanya tanah cenderung keras, memadat dan tidak terdapat lubang rongga untuk pertukaran air dan udara.

Seperti yang kita semua tahu bahwa kualitas tanah pertanian saat ini hampir di seluruh dunia mengalami penurunan.

Di Indonesia, menurunnya kesuburan tanah pertanian adalah akibat penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus sejak era Revolusi Hijau.

Selain akibat penggunaan pupuk kimia dalam waktu yang sangat lama, diperparah adanya kontaminasi sehingga membutuhkan waktu yang juga lama untuk memulihkannya.

Cobalah anda melihat lahan di sekitar anda. Apakah tanah anda masih subur dan masih dapat diharapkan?

Cukup mudah melihat bagus tidaknya kualitas lahan pertanian anda. Saat anda menanam tanaman tertentu, cobalah jangan menggunakan pupuk kimia sedikitpun. Jika hasilnya turun, itu tandanya tanah sudah tak subur.

Tanah kritis membutuhkan upaya pemulihan agar tanah bisa terus berproduksi dengan baik. Dan perlu anda ketahui bahwa bukan hal sulit membuat tanaman berproduksi tinggi tanpa memakai pupuk kimia sedikitpun.

Rekomendasi :  Hebat ! Inilah Peran Azotobacter & Azospirillium, Tak Hanya Hasilkan NPK Tapi Juga ZPT

Ada teknologi sederhana yang bernama terra preta yang bisa mengembalikan kesuburan tanah, mengubah tanah tandus menjadi subur dan produktif, tanpa pupuk kimia sedikitpun.

Apa itu Terra Preta ?

Terra preta di Deli Serdang. Sumber gambar: antaranews.com

Dilansir dari channel Youtube, DW Indonesia, terra preta merupakan resep sukses bertani yang sudah turun temurun dari Bangsa Amazon.

Terra preta yang berasal dari Bahasa Portugis ini berarti “tanah hitam”. Tanah hitam seperti apa itu ?

Tanah terra preta adalah tanah bewarna hitam yang subur, berongga dan mengandung mikroorganisme penting.

Untuk membuat terra preta ternyata mudah dilakukan oleh siapa saja. Anda hanya perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

  • Siapkan sisa sayur atau buah yang sudah tidak digunakan, bisa juga potongan daun
  • Siapkan kotoran hewan, misalnya limbah biogas
  • Siapkan arang, bisa arang kayu, sisa-sisa jerami, atau sekam
  • Terakhir, siapkan juga mikroorganisme (bakteri pengurai)

Semua bahan di atas tinggal disimpan pada tempat tertutup selama 4 minggu, biarkan terjadi fermentasi sehingga campuran semua bahan di atas berubah jadi warna hitam.

Rekomendasi :  Tips dan Cara Tumpangsari Cabai dan Tomat, Strategi Cegah Resiko Kegagalan Usahatani

Hampir Sama dengan Pupuk Kompos Padat

Sekilas jika melihat proses pembuatannya, sebenarnya tidak berbeda jauh dengan pembuatan pupuk kompos padat. Sama-sama ada proses fermentasinya.

Yang jadi faktor pembeda utama adalah bahan arang. Oleh sebab itu, dia juga banyak dikenal dengan Biochar (bio charcoal), yang artinya arang hidup.

Arang diketahui memiliki banyak pori-pori yang berguna menyimpan air dan nutrisi. Selain itu, pori-pori tersebut juga menjadi tempat mikroorganisme berkembang biak.

Maka tak heran, karena sifat arang itulah, arang banyak digunakan sebagai media tanam hidroponik atau media tanam anggrek.

Selain ada kemiripan dengan pupuk kompos padat dan Biochar, banyak juga yang menganggap kalau terra preta itu sama dengan humus.

Tapi terra preta tidak-lah sama dengan humus. Humus, istilah yang sudah kita kenal sejak di sekolah dasar, adalah lapisan atas tanah yang berasal dari proses pelapukan bahan organik secara alami. Sementara terra preta adalah buatan.

Potensi Pengembangan Terra Preta

Apakah terra preta layak dicoba dan dikembangkan ? Jika terra preta tak memberikan hasil yang baik untuk dunia pertanian, mungkin negara maju sekelas Jerman tak akan mau mengembangkannya.

Rekomendasi :  Biodiesel B100, Masa Depan Energi Indonesia

Di Jerman, terra preta di aplikasikan pada pola pertanian monokultur seperti kebun anggur yang sudah berusia ratusan tahun, dimana tanahnya sudah mengalami kejenuhan.

Terra preta bisa jadi solusi masalah-masalah pertanian terkini, utamanya yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan.

Dibanding dengan pupuk kimia, terra preta tentu saja jauh lebih aman. Selain aman, ia juga murah. Paling tidak petani bisa mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin hari semakin mahal saja.

Terra preta akan membantu petani memperbaiki kualitas tanah pertanian, menjaga produktivitas tanaman secara berkelanjutan meski tanpa pupuk kimia sekalipun.

Di Indonesia, Terra preta sangat berpotensi dikembangkan khususnya di daerah sentra pertanian atau peternakan. Tentu saja ini jadi peluang bisnis bagi petani atau peternak yang ingin menambah pendapatannya.

Kotoran hewan, limbah sayuran dan limbah jerami, yang biasanya terbuang percuma bisa digunakan sebagai bahan membuat terra preta.

Apapun istilahnya, mau Terra Preta, Biochar atau pupuk kompos padat, selama itu memberi manfaat social, ekonomi, kesehatan dan lingkungan, kenapa tidak ?

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *