Mesin Panen Kubota DC70 – Permintaan bahan pangan semakin meningkat seiring bertambahnya populasi penduduk dunia. (Baca juga : 3 Tantangan Utama Sektor Pertanian di Dunia, Termasuk Indonesia).
Seperti halnya permintaan terhadap kebutuhan jagung di negara kita yang juga terus meningkat guna memenuhi kebutuhan pangan maupun ternak.
Namun, Indonesia masih menggantungkan impor jagung dari Argentina dan Amerika Seerikat karena belum mampu memenuhi kebutuhan akan jagung tersebut.
Padahal petani pada umumnya menanam padi di musim hujan dan setelahnya ditanami jagung. Faktor penghambat dari produktivitas jagung sendiri antara lain karena proses budidaya dan pemanenan yang membutuhkan banyak biaya dan waktu tidak efisien.
Oleh karena itu, diperlukannya solusi peningkatan produktivitas dengan cara penggunaan benih unggul dan penggunaan mekanisasi pertanian. Mekanisasi pertanian yang dimaksud disini yaitu penggunaan alat atau mesin pertanian.
Mesin pertanian yang saat ini sudah banyak diaplikasikan yaitu mesin panen Kubota DC70. Mesin ini merupakan mesin pemanen padi sekaligus jagung.
Mesin panen (combine harvester) seperti Kubota DC70 ini dapat memenuhi harapan petani jagung di Indonesia.
Penggunaan mesin DC70 untuk pemanenan jagung perlu dimodifikasi dengan (Corn Kit) CK 70 untuk penambahan jenis gerigi dan pisau.
Spesifikasi dan Kelebihan Mesin Pemanen Kubota DC70
Mesin Kubota DC70 memiliki desain yang ringan dan kompleks sehingga dapat juga bekerja di lahan yang sulit. Kapasitas bahan bakar sebesar 85 liter menjadikan mesin ini dapat bekerja dalam waktu yang lama.
Panen jagung dengan mesin Kubota DC70 dinilai efisien karena hanya membutuhkan minimal 3 orang dalam satu hari, dan mesin dapat bekerja pada lahan seluas 2,4 ha perharinya sehingga hanya membutuhkan waktu 40 menit untuk lahan seluas 2000 meter persegi.
Sedangkan pemanenan secara manual membutuhkan tenaga kerja sebanyak 35 orang perhari dalam satu hektar. Selain sulitnya mendapatkan tenaga kerja, upah tenaga kerja yang dikeluarkan pun juga tingi yakni sekitar Rp. 50.000-Rp. 75.000 per orang perhari, hal inilah yang menyebabkan penambahan biaya produksi jagung.
Oleh karena itu, penggunaan mesin Kubota dapat menekan biaya tenaga kerja, dan biaya tersebut dapat dialihkan untuk tenaga kerja pada pemeliharaan lain.
Mesin panen jagung selain karena efisien biaya juga efisien waktu, karena mesin secara otomatis akan memipil jagung lalu dilanjutkan proses penjemuran selama 3 hari.
Sedangkan pemanenan secara manual tidak secara langsung dipipil melainkan harus dijemur 3 hari, kemudian didores dan dijemur lagi selama 3 hari. Dengan mesin tersebut petani dapat meminimalkan kerusakan jagung pada saat penjemuran.
Pemanfaatan mesin Kubota DC70 untuk panen jagung sekaligus terbukti dapat meningkatkan keuntungan sebanyak 22% dibanding jika hanya digunakan untuk pemanenan padi saja.
Harga mesin Kubota DC70 yaitu sekitar Rp. 500 juta tergantung jenis spesifikasi dan penambahan alat lainnya. Mesin berkapasitas wadah penyimpan (hopper) sebesar 500 liter itu mampu menampung 300 kg gabah yang dipanen.
Cara Kerja Mesin Pemanen Kubota DC70
Cara kerja mesin Kubota DC70 diawali dengan penarikan batang yang dilakukan oleh gigi mesin, kemudian dilanjutkan pisau yang akan secara otomatis memotong batang jagung.
Bagian pelindung mesin di desain untuk mencegah tongkol jagung jatuh ke tanah. Selanjutnya tongkol, daun, dan batang jagung dialirkan oleh convenyer ke dalam bagian perontokan melalui pengumpan.
Di bagian perontok, tongkol jagung akan dirontokkan oleh batang dan gigi yang telah didesain dan dimodifikasi khusus untuk jagung. Jagung pipil kemudian disortir dan masuk kedalam tempat penyimpanan.
Sedangkan batang, daun dan jantungnya akan dicacah oleh mesin perontok lalu dijatuhkan melalui bagian belakang unit sehingga sisa bagian jagung tersebut dapat dijadikan bahan organik untuk tanah.
Tidak diragukan lagi, bahwa pemanenan dengan mesin dapat mengurangi kehilangan hasil panen, karena mesin ini dapat memipil jagung secara otomatis.
Pemipilan secara manual dapat menyebabkan kehilangan sebanyak 4%, sedangkan pemipilan dengan mesin hanya 1% saja. Selain itu, kebersihan hasil panen menggunakan mesin dapat mencapai 95%.
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, jelas bahwa pemanenan dengan mesin Kubota DC70 memiliki kelebihan dibanding pemanenan secara manual karena menghemat biaya operasional, tenaga kerja, hasil lebih bersih, dapat menekan kerusakan hasil panen dan yang terutama yatitu efisiensi waktu.
Kebutuhan petani akan teknologi terbaru pertanian diprediksi akan terus meningkat mengingat tenaga kerja pertanian yang semakin berkurang.
Sehingga mau tidak mau mulai sekarang petani sudah harus mengikuti perkembangan inovasi teknologi pertanian salah satunya berupa teknologi alat dan mesin pertanian supaya tidak tertinggal dari petani negara lain.
Baca juga : Nggak Mau Ketinggalan, Produsen ALUTSISTA Ini Bikin ALSINTAN Juga
Silahkan anda baca artikel berikut, mengenai pentingnya inovasi teknologi untuk sektor pertanian >> Pentingkah Inovasi Teknologi Pertanian? Indonesia Tertinggal Jauh Amerika Serikat ??.
Penggunaan teknologi alat dan mesin pertanian untuk meningkatkan produktivitas sejalan dengan program pemerintah.
Namun melihat harga mesin pertanian yang mahal termasuk Kubota DC70, tentu saja tidak semua petani mampu membeli mesin tersebut.
Sehingga diperlukan peran pemerintah supaya petani Indonesia juga dapat merasakan manfaat daripada inovasi teknologi pertanian tersebut, sehingga pertanian Indonesia semakin jaya ke depannya.
Dalam kurun beberapa tahun terakhir pemerintah telah memberikan bantuan alat mesin pertanian diseluruh Indonesia misalnya traktor dan pompa air.
Bagaimana menurut anda sobat BelajarTani.com ?
Kontributor : Denis Pramesti (Mahasiswi Pertanian Universitas Jember/UNEJ)
Editor : BelajarTani.com