Pertanian Palestina vs Pertanian Israel – Pencarian tentang segala hal tentang Palestina semakin meningkat setelah kurang lebih 1,5 bulan berlangsung perang antara Israel dan milisi HAMAZ. Termasuk mengenai pertanian Palestina, juga banyak dicari oleh netizen di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia.
Banyak yang penasaran bagaimana cara penduduk Palestina khususnya di jalur Gaza mendapatkan bahan makanan mereka, bagaimana sih kondisi pertanian di sana saat ini ?
Sebelum mengulas mengenai kondisi pertanian di sana, anda perlu mengetahui mengenai jalur Gaza itu sendiri. Jalur Gaza atau dikenal dengan Gaza Strip merupakan wilayah Palestina yang dikuasai oleh faksi HAMAZ yang memiliki area pertanian yang subur.
Selain Gaza, Palestina juga memiliki wilayah lain yang dikenal dengan Tepi Barat yang dikendalikan oleh faksi FATAH.
Pertanian Palestina
Di lansir dari laman fao.org, wilayah Palestina yang tersisa saat ini adalah 6020 km2, dimana 5655 km2 ada di Tepi Barat, sementara luasan sisanya adalah di jalur Gaza.
20 persen dari total wilayah Palestina saat ini digunakan untuk pertanian, dimana 90 persennya berada di Tepi Barat dan 10 persen di Gaza.
Sektor pertanian di Palestina turut menyumbang ketahanan pangan, serta menyumbang kurang lebih 9 persen dari total lapangan kerja yang tersedia di sana.
Sebagai gambaran kondisi iklim di wilayah Palestina merupakan jenis Mediterania Timur, yang saat musim dinginnya terdapat hujan dan sejuk, sementara saat musim kemarau adalah terik dan kering dengan curah hujan tahunan 100-700 mm.
Lahan pertanian di Palestina msih di dominasi oleh pertanian tadah hujan sebesar 81 persen, sisanya pertanian dengan irigasi.
Air sebagai sumber salah komponen penting pertanian meliputi air tanah dan sedikit air permukaan. Sistem irigasi di pertanian Palestina paling banyak digunakan adalah irigasi tetes dan pancaran atau sprinkler.
Pertanian di Gaza
Dilansir dari laman gaza-palestine.com, pertanian di Palestina tersebar di beberapa jenis tanah yang tersebar di berbagai wilayah antara lain :
1. Tanah bukit pasir, terletak di jalur pantai bagian barat, untuk budidaya jeruk dan sayuran.
2. Tanah berpasir sedimen, terletak di bagian timur, karakter tanahnya sangat dalam, untuk budidaya buah-buahan dan juga sayuran.
3. Tanah alluvial, terletak di lembah-lembah di bagian timur laut, karakteristik tanahnya subur dan terbentuk oleh aliran air.
Ada banyak jenis tanaman yang dibudidayakan di jalur Gaza antara lain gandum, kurma, bunga, kapas, kentang, anggur, stroberi, buah tin, semangka, timun, melon, tomat. Namun dari semua itu yang paling terkenal adalah jeruk, stroberi dan zaitun.
Walaupun memiliki wilayah pertanian yang subur, Jalur Gaza memiliki ancaman yang serius terhadap pertanian mereka antara lain karena salinisasi, krisis listrik serta pencemaran air irigasi.
Faktor-faktor di atas sangat berperan terhadap melemahnya sektor pertanian di gaza, terutama krisis listrik sehingga program irigasi otomatis bagi tanaman budidaya tidak dapat berjalan.
Selain itu kondisi politik yang memanas seringkali memicu ketegangan dengan Israel, menyebabkan segala aktivitas pertanian terutama di sekitar perbatasan akan terhenti total.
Informasi dari berbagai sumber menyebutkan bahwa Israel seringkali menembaki wilayah pertanian di dekat perbatasan dan bahkan pernah menyemprotkan bom herbisida yang berbahaya bagi tanaman budidaya petani Palestina.
Pertanian Israel
Lain halnya dengan kondisi pertanian Palestina, pertanian Israel mungkin dinilai lebih jauh berkembang dan maju. Hal ini bisa kita dengar bahwa banyak perusahaan pertanian besar seperti Netafirm berasal dari Israel.
Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, salah satu hasil pertanian Israel yang mendunia yaitu kurma. Di bawah Arab Saudi, Israel menjadi salah satu pemain kurma dunia, di mana salah satu kurma yang terkenal yaitu Medjoul memiliki 60 persen pangsa pasar global.
Ironisnya, dilansir dari Al Jazeera, dengan predikat sebagai pengekspor kurma dunia, ternyata 40 persen kurma Israel ini kebunnya ada di tanah pendudukan Palestina. Tak hanya itu, air irigasi untuk kebun tersebut juga diambil dari desa-desa di Palestina.
Demikian juga dengan tenaga kerja yang bekerja di kebun kurma tersebut, pengusaha pertanian Israel mempekerjakan warga Palestina dengan gaji yang rendah, dan tak sedikit yang masih anak-anak.
Terakhir, juga sangat penting yakni kendali politik dan militer Israel di wilayah Palestina (Tepi Barat khususnya), terbukti sangat mempengaruhi kondisi pertanian Palestina saat ini, sehingga kalah bersaing dengan pertanian Israel.
Jadi, dibalik megahnya citra pertanian Israel ternyata ada sisi gelap yang mungkin tak banyak diketahui oleh masyarakat dunia. Bagaimana menurut anda ?