Jenis Sawi-sawian – Tanaman sawi merupakan bagian dari family kubis-kubisan (brassicaceae). Tanaman sawi merupakan salah satu tanaman sayur yang cukup populer karena sangat digemari masyarakat.
Dari segi kandungan nutrisinya juga banyak yaitu mengandung vitamin A, B, C dan K, serta beragam jenis mineral antara lain zat besi, kalium, kalsium dan fosfor.
Dari sisi petani, tanamna sawi juga menjadi favorit petani karena mempunyai umur panen relatif pendek yaitu sekitar 30 hari. Dibandingkan dengan kubis yang jauh lebih lama yaitu 70-80 hari setelah pindah tanam.
Tanaman sawi akhir-akhir ini menjadi primadona masyarakat di perkotaan. Apalagi saat ini kan lagi trennya hidroponik, banyak orang yang berbondong-bondong menanam sayur dengan hidroponik.
Dengan menanam sayur secara hidroponik maka bisa dilakukan di pemukiman padat di perktoaan yang lahan pertaniannya berkurang.
Meski begitu, anda tak harus menanam sawi tadi secara hidroponik. Karena bisa juga menanamnya di polibag atau di talang, di botol bekas air mineral, bekas bungkus minyak goreng dan lain-lain.
Dari segi perawatan, tanaman sawi relatif mudah. Antara lain pemupukan, pengairan dan pengendalian hama penyakit. Pengendalian hama penyakit sebaiknya menggunakan pestisida nabati yang bisa anda racik sendiri/formulasi.
Karena menggunakan pestisida nabati maka sayur sawi yang nantinya anda panen aman bagi kesehatan anda dan keluarga. Jika anda jual pun harganya pasti jauh lebih tinggi.
Baca juga : 7 Tanaman Pestisida Nabati, Yang Terbukti Efektif Mengendalikan Hama Kutu-kutuan serta Cara Pembuatannya
Oh iya sobat, kita kembali lagi ke judul artikel yakni tentang jenis sawi-sawian, malah jadi melantur kemana-mana hehe. Selama ini kita mungkin mengenal hanya beberapa jenis sawi, misalnya sawi yang biasa digunakan untuk campuran mie atau sawi yang rasanya pahit itu.
Selain itu, masih ada beberapa jenis tanaman sawi lain. Mungkin kita tahu atau pernah melihat barangnya tapi mungkin kita belum tahu namanya. Oke sobat iniah jenis sawi-sawian yang biasa ditanam petani.
#1. Sawi hijau (caisim/choy sum)
Dikenal juga dengan nama sawi biasa, sawi bakso atau sawi mie. Julukan tersebut tentu tak lepas bahwa sawi hijau ini sering disajikan bersama bakso atau mie.
Sawi caisim warnanya hijau muda. Dari bentuknya, punya tangkai yang langsing dan panjang, daun yang tipis serta tidak membentuk crop (semacam telur). Dari rasa, bisa dibilang segar, dan renyah serta sedikit pahit.
#2. Sawi daging (pak choy/buk choy)
Dari segi bentuknya, sawi daging berbeda dengan sawi caisim, yakni di pangkal batangnya seperti membentuk crop dan pangkal batangnya lebar bentuknya seperti sendok. Makanya sawi daging juga dikenal dengan sawi sendok. Dari segi rasa, rasanya cenderung pahit. Dari warna sawi daging cenderung lebih hijau gelap.
#3. Sawi kailan (gai lan)
Jika dibandingkan dengan sawi hijau dan sawi daging, kailan ini cukup memiliki banyak perbedaan. Dari segi bentuk hampir mirip tanaman brokoli, hanya saja dia tidak membentuk crop seperti brokoli.
Karena bentuk tanamannya mirip brokoli, kailan juga dikenal sebagai chinese broccoli atau brokoli china. Bentuk daunnya tebal. Warna daunnya hijau dan mengkilap.
Sebagian orang kadang masih bingung antara kailan dan kale. Ada yang menyamakan keduanya. Maksutnya kailan itu ya kale. Padahal keduanya itu beda.
Kale itu dari bentuk daunnya berkeriting dan bagian tersebut yang dipanen. Kale biasa juga disebut dengan kubis keriting. Walaupun disebut kubis ia tidak membentuk crop, sehingga hanya bagian daunnya saja yang dapat dipanen.
#4. Sawi putih (wombok)
Seperti namanya sawi putih mempunyai warna putih ke kuning/hijauan (kuning/hijau muda). Selain disebut sawi china, sawi putih juga dikenal dengan petsai.
Sawi putih dari bentuknya, memanjang dan membentuk crop berbentuk silinder mirip roket yang yang akan diluncurkan. Tidak seperti daun sawi daging, daun sawi putih tumbuh membentuk roset (roset adalah susunan daun yang melingkar dan rapat berimpitan).
#5. Sawi pagoda (tak choy)
Seperti namanya, sawi pagoda berbentuk pagoda. Apa sih pagoda itu? Pagoda itu semacam rumah ibadah yang atap bangunannya bertumpuk-tumpuk.
Nah jika anda lihat, pada sawi pagoda dari segi warna, bewarna hijau gelap. Namun pada bagian batangnya nampak mirip dengan sawi hijau/caisim. Tanaman sawi pagoda membentuk semacam lingkaran dan sekilas sih mirip ekor burung merak.
#6. Sawi daging merah (red pak choy)
Sawi jenis ini secara pengertian hampir sama dengan sawi daging (nomor #2). Bedanya hanya di warna daunnya saja. Di pak choy merah, bagian permukaan atas daun bewarna merah. Sedangkan daun bagian bawahnya bewarna hijau.
Untuk jenis tanaman sawi ini biasanya banyak ditanam oleh petani hidroponik untuk segmen pasar supermarket, dan dibanding jenis sawi lain, mungkin pangsa pasar sawi merah ini yang paling sedikit.
Nah sobat BT, itulah jenis tanaman sawi-sawian yang biasa ditanam petani, baik itu di daerah sentra sayur maupun di perkotaan (urban faming).
Baca juga : Inilah 9 Famili/Suku Tanaman Pangan Dan Sayur Bernilai Ekonomi Tinggi Paling Banyak Ditanam Petani
Kelebihan produksi sayur jenis sawi-sawian tersebut adalah permintaannya yang tinggi, umur panen yang relatif pendek serta teknik budidayanya yang cenderung mudah.
Baca juga : Inilah Daftar Umur Panen Tanaman Sayur
Oleh karenanya menanam sayur berumur pendek seperti sawi itu bisa jadi peluang bisnis saat ini. Anda bisa menanam di bedengan tanah, di polibag ataupun secara hidroponik.
Teknik budidayanya cenderung mudah, dimulai dengan menyemai benih sawi terlebih dahulu selama kira-kira seminggu sampai 10 hari, kemudian bibit bisa dipindah tanam setelah terbentuk 3-5 daun sejati.
Nah setelah umur 25-30 hari sawi hijau, sawi daging dan kailan bisa anda panen (tergantung varietas dan lokasi tanam juga), sedangkan untuk sawi putih umur panennya yaitu 55-60 hari setelah tanam. Cukup sederhana, bukan ?