Cara Pemupukan Dasaran – Hallo sobat BT, sebagaimana pada judul, kali ini kita akan membahas tentang teknik atau cara pemupukan dasaran pada tanaman semusim.
Yang dimaksud dengan tanaman semusim sendiri adalah tanaman yang siklus hidupnya mulai berkecambah hingga panen hanya beberapa bulan saja.
Yang termasuk tanaman semusim adalah jenis hortikultura seperti cabai, timun, melon, sawi dan kubis. Nah terkait dengan jenis-jenis tanaman hortikultura secara agak detil anda bisa membaca artikel berikut >> 4 Jenis Tanaman Hortikultura.
Sebelum kita membahas tentang teknik atau cara pemupukan dasaran, kita perlu tahu dulu apa arti pupuk dasar serta apa tujuan dari pemupukan dasaran. Ya bahas sekilas saja yaa.
Apa sih pupuk dasaran itu?
Pupuk dasaran adalah pupuk yang ditaburkan di bagian bawah bedengan tempat akar tanaman tumbuh, diberikan pada saat persiapan lahan atau lebih tepatnya saat fase pengolahan tanah.
Jika pengolahan tanah bertujuan untuk menyiapkan lahan agar tanaman bisa tumbuh dengan baik, bebas dari serangan hama penyakit dalam tanah (penyebab akar rusak dan tanaman layu/mati), maka pemberian pupuk dasaran adalah menyiapkan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Arti dan alasan mengapa perlu dilakukan pemupukan dasaran sudah dijelaskan di paragraf di atas, selanjutnya pupuk apa saja yang biasa digunakan sebagai pupuk dasaran?
Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasaran biasanya adalah pupuk yang bersifat slow release atau proses pelepasannya lambat, baik itu dari jenis pupuk organik maupun dengan pupuk anorganik atau pupuk kimia.
Pupuk organik yang diberikan biasanya pupuk kandang, yaitu berupa kotoran ternak (kambing, ayam, sapi, kuda, domba atau kerbau).
Dari beberapa kotoran ternak di atas, pupuk kotoran ayam merupakan pupuk dengan kandungan unsur hara Nitrat dan Fosfat paling tinggi, sementara pupuk kotoran domba mempunyai kandungan Kalium tertinggi dibanding yang lain.
Sedangkan pupuk anorganik yang biasa digunakan sebagai pupuk dasaran yaitu pupuk Sp36 (pupuk fosfat), atau NPK.
Pupuk dasaran yang ditaburkan di bedengan atau tempat tumbuh akar, paling tidak mengandung unsur hara makro yang dibutuhkan yakni N, P dan K tersedia secara cukup untuk tanaman.
Selain itu ada juga yang bersifat kondisional, yaitu pemberian pupuk dasaran Kalsium (Ca). Pemberian pupuk Kalsium umumnya diberikan pada lahan yang pH nya rendah atau reaksinya asam.
Masing-masing tanaman mempunyai nilai pH optimum masing-masing, ada yang pH optimumnya di angkat 6,5 ada yang 7. Anda bisa membaca artikel berikut >> Daftar pH Optimum Beberapa Komoditas Pertanian.
Nah, penambahan pupuk kalsium bisa dalam bentuk dolomit atau kapur pertanian, ada beberapa jenis kapur pertanian bisa dibaca pada artikel berikut ini>> 3 Jenis Kapur Pertanian untuk Memperbaiki Tanah Asam.
Teknik atau cara pemupukan dasaran (teknik dan cara pemberian pupuk dasar yang biasa dilakukan petani)
#1. Pemupukan dasaran dilakukan setelah pengolahan pertama dilakukan yaitu setelah pembajakan tanah

Setelah tanah dibajak biasanya lahan dibiarkan dahulu dijemur di bawah terik matahari selama seminggu, untuk kemudian dilakukan penggaruan.
Setelah lahan digaru, kemudian dilakukan plotting yaitu membuat ukuran bedengan dan parit saluran drainase sebagaimana yang dikehendaki.
Setelah itu barulah pupuk dasaran ditebarkan di tengah draft atau konsep bedengan yang sudah dibuat (tapi bedengan belum dibuat sama sekali).
#2. Pemupukan dasaran dilakukan setelah bedengan dikerjakan tapi belum finish
Pemberian pupuk dasar diberikan pada bedengan yang sebenarnya sudah dibuat namun masih belum finish, misal bedengan yang akan dibuat tingginya 30 cm, pupuk dasaran bisa diberikan pada bedengan saat tingginya sudah 10 cm (bedengan jadi 25%-30%).
#3. Pemupukan dasaran di tempatkan pada calon lubang tanam
Berbeda dengan cara sebelumnya, jika cara 1 dan 2 pupuk dasarannya ditebarkan secara merata pada luas permukaan bedengan, cara ini dilakukan dengan meletakkan pupuk dasaran pada calon lubang tanam.
Caranya pertama-tama membuat bedengan sampai kira-kira 75%, kemudian buat lubang berdasarkan rencana jarak tanam. Misal mau tanam jarak tanam 50 cm, maka buat lubang tiap jarak 50 cm, kemudian pupuk diberikan pada lubang tersebut.
Dosisnya untuk pupuk kandang di kisaran 0,5 sampai 1 kg per lubang tanam. Untuk dosis pupuk dasar anorganik kimia di kisaran 10-30 gram.
PENUTUP
Jenis pupuk yang digunakan untuk pupuk kandang sebaiknya jenis pupuk yang proses pelepasannya agak lambat, bertahap, tidak mudah menguap atau tercuci seperti pupuk kandang, SP36 atau Dekastar.
Untuk jenis pupuk yang fast release, mudah larut, mudah tercuci dan mudah menguap lebih baik diaplikasikan sebagai pupuk susulan, dengan cara dikocorkan atau ditugalkan secara bertahap, agar pupuk tidak banyak hilang.
Selain itu, prinsip yang terpenting lain saat pemupukan dasaran, yaitu pemberian pupuk dasaran jangan diberikan di atas bedengan. Karena nanti akar tidak bisa menjangkau pupuk tersebut, arah pertumbuhan akar ke bawah-bukan?
Setelah pemberian pupuk dasaran selesai, masuk proses finishing yaitu merapikan bedengan. Selanjutnya bedengan bisa dipasang mulsa plastik maupun mulsa organik (misal jerami).
Kalau di luar negeri di Amerika atau di Eropa, pemupukan dasarannya justru dilakukan sebelum olah tanah berlangsung. Pupuk kandang ditebarkan di atas lahan dengan traktor kemudian baru di bajak dan olah tanah, selanjuntya di bedeng dengan mesin traktor, setelah itu pemasangann mulsa juga dengan traktor juga.
Tentang jenis mulsa baik untuk menghitung kebutuhan mulsa anda bisa membaca artikel berikut >> Tips Cara Menghitung Kebutuhan Mulsa.
Akhirnya selesai juga, bahasan kita kali ini tentang teknik atau cara pemupukan dasaran (teknik dan cara pemberian pupuk dasar yang biasa dilakukan petani) pada tanaman semusim.
Tak mau berbasa basi lagi, saya ucapkan semoga bermanfaat buat anda semua, khususnya buat sobat setia belajartani.com. Terimakasih dan salam hangat…!