Patogen Penyebab Layu Cabai – Mendekati akhir bulan September ini, saya mendapatkan info dari teman-teman petani dilapangan bahwa serangan layu (wilt) pada cabai lagi mengganas.
Setiap petani yang pernah menanam cabai pasti pernah dibuat pusing tujuh keliling akibat serangan penyakit layu ini. Bagaimana tidak serangan penyakit layu jika tidak dikendalikan dengan benar akan menyebabkan produksi cabai gagal total. Tanaman cabai akan layu sebelum berkembang..! Nyesek, kan..?!
Layu menurut KBBI didefinisikan sebagai gejala tanaman yang tidak segar. Tanaman yang layu berarti tanaman yang berada pada kondisi tidak segar dan tentunya ini merupakan kondisi yang tidak normal. Layu pada tanaman cabai disebabkan 2 faktor yaitu faktor fisiologis dan non fisiologis.
Pertama, layu karena faktor fisiologis didefinisikan penyakit layu yang timbul karena gejala kekurangan air, bukan serangan mikroorganisme atau patogen. Untuk mengatasi gejala layu karena kekurangan air ini cukup memberikan air yang cukup maka tanaman akan segar kembali.
Kedua, layu karena faktor non fisiologis, gejala layu ini disebabkan karena adanya serangan patogen di sekitar perakaran atau pangkal batang. Adanya serangan patogen (mikroorganisme penyebab penyakit) ini menyebabkan proses fisiologis tanaman seperti proses transportasi air dari akar, proses fotosintesis, dan transportasi hasil fotosintesis terganggu.
Patogen penyebab layu cabai jenisnya ada banyak sehingga kadang-kadang kita susah membedakan patogen mana yang menyerang tanaman cabai kita, apakah karena bakteri, jamur atau nematoda. Sebagian besar petani kita menganggap penyakit layu hanya disebabkan oleh serangan bakteri dan fusarium saja.
Untuk mengetahui jenis patogen penyebab layu cabai ini, kita perlu menganalisis gejala-gejalanya. Gejala serangan patogen mempunyai ciri khas masing-masing. Dengan mengetahui gejalanya, tentu kita bisa menyimpulkan dengan tepat untuk kemudian diambil tindakan pengendalian yang tepat pula.
Ada 4 jenis patogen yang menyebabkan layu pada tanaman cabai adalah sebagai berikut :
1. Bakteri Ralstonia solanacearum
Bakteri Ralstonia merupakan salah satu patogen tular tanah (soil borne) dimana tanah menjadi media tumbuh dan berkembang biak. Bakteri Ralstonia bekerja dengan cara mengeluarkan enzim penyebab busuk di wilayah sekitar perakaran sehingga menyebabkan tanaman cabai layu.
Gejala Serangan
- Sebagian tanaman mengalami layu bagian daunnya pada siang hari, namun pada sore hari akan segar kembali. Gejala ini akan berlanjut dimana tanaman akan benar-benar layu, daun menguning dan rontok tidak hanya di siang hari, tetapi pada pagi dan sore hari, pada akhirnya tanaman cabai mati.
- Kalau anda penasaran, untuk memastikan bahwa itu layu bakteri, cobalah mengambil batang tanaman yang layu tersebut lalu belahlah kemudian anda masukkan dalam air. Jika beberapa saat muncul cairan bewarna kuning kecoklatan maka bisa dipastikan itu adalah gejala serangan bakteri Ralstonia.
- Gejala diatas adalah gejala khas pada penyakti layu yang disebabkan oleh bakteri saja, tentu anda tidak akan menemukan pada tanaman cabai yang layu karena jamur Fusarium, nematoda Meloidogyne atau karena faktor fisiologis (kekeringan).
Penyebaran
- Melalui tanah (soil borne)
- Melalui aliran air (water borne)
- Melalui benih (seed borne)
- dan melalui alat, tanah yang terbawa pada alat atau sentuhan tangan yang sebelumnya berinteraksi dengan patogen tersebut.
Pengendalian
- Menghindari timbulnya perlukaan pada bagian tanaman terutama akar karena akan menyebabkan infeksi bakteri.
- Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman selain cabai atau se-family seperti tomat, kentang dan terung dalam waktu yang lama, untuk memutus siklus bakteri, sampai keberadaan, pertumbuhan dan perkembangannya dipastikan hilang.
- Pengaturan sistem drainase yang baik, hindari adanya genangan air lahan penanaman untuk menghindari potensi perkembangan bakteri.
- Aplikasi agen hayati Trichoderma sp yang berfungsi sebagai biopesticide, fungisida dan bakterisida alami. Trichoderma sp bersifat parasit terhadap jenis jamur, bakteri dan patogen lain, dan bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan penyebaran patogen tular tanah. Anda bisa membaca artikel tentang cara aplikasinya disini.
- Aplikasi kimia dengan bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin Sulfat dan Dazomet (Basamid GR).
2. Jamur Fusarium sp
Fusarium menyerang jaringan pembuluh kayu (xylem) yang menyebabkan transportasi air terganggu sehingga tanaman menjadi layu. Fusarium masuk ke dalam jaringan tanaman melalui akar yang terluka. Jika dibelah pembuluh di dalam batang bewarna coklat.
Populasi patogen Fusarium sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah sebagai media tumbuh dan berkembang. Populasi Fusarium biasanya ada pada tanah yang ber pH rendah (asam) yaitu pada kisaran 4,5-6,0. Pada suhu optimum 28 derajat celcius.
Gejala Serangan
- Tulang daun mengalami pemucatan di bagian atasnya, kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman hingga layu dan mati.
- Berbeda dengan layu akibat bakteri, pada layu Fusarium tidak akan didapati cairan lendir hanya di jaringan pembuluh batangnya saja bewarna coklat.
Penyebaran
- Melalui tanah (soil borne)
- Melalui aliran air (water borne)
- Melalui udara atau angin (air borne)
- dan melalui alat, tanah yang terbawa pada alat atau sentuhan tangan yang sebelumnya berinteraksi dengan patogen tersebut.
Pengendalian
- Perbaikan sistem pengairan, antara lain pemberian air secara rutin sehingga tanah dapat dikondisikan pada struktur yang normal (tidak pecah-pecahan atau tergenang). Pemberian air secara tiba-tiba dengan sistem leb juga beresiko menyebabkan layu, karena bulu-bulu akar akan patah sehingga menyebabkan patogen tular tanah masuk dan menginfeksi tanaman. Kondisikan agar di lahan tidak ada genangan karena selain memicu perkembangan Fusarium juga mengundang jamur Downey mildew penyebab Kresek.
- Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman selain cabai atau se-family seperti tomat, kentang dan terung untuk memutus siklus Fusarium dalam tanah tersebut.
- Melakukan eradikasi lahan, yaitu mencabut dan membuang jauh-jauh tanaman layu agar sporanya tidak menyebar ke tanaman yang lain.
- Sebelum tanam perlu dilakukan pengapuran sehingga pH tanah menjadi normal dan tidak sesuai dengan pH yang Fusarium kehendaki untuk berkembang optimum.
- Aplikasi agen hayati Trichoderma sp yang berfungsi sebagai biopesticide. Trichoderma sp bersifat parasit terhadap jenis jamur lain, seperti Fusarium dan Rhizoctonia dan bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan penyebaran patogen tular tanah.
- Melakukan pengendalian dengan fungisida berbahan aktif Benomil, atau Tembaga Hidroksida dengan cara dikocorkan terutama saat usia menjelang pembungaan sampai pembuahan.
3. Jamur Phytophtora capcisi
Serangan Phytophthora pada tanaman cabai menyerang pada saat kondisi cuaca basah (lembab dan hangat). Phytophthora selain menyerang bagian daun (busuk daun) dan batang (busuk batang), juga menyerang bagian akar.
Gejala serangan
- Akar tanaman yang terserang Phytophthora ini, menunjukkan gejala busuk serta bewarna coklat kehitaman.
- Serangan Phytophthora pada pangkal batang menyebabkan batang terlihat kehitaman seperti tersiram air panas.
Penyebaran
- Melalui tanah (soil borne)
- Melalui aliran air (water borne)
- Melalui udara atau angin (air borne)
- dan melalui alat, tanah yang terbawa pada alat atau sentuhan tangan yang sebelumnya berinteraksi dengan patogen tersebut.
Pengendalian
Pengendalian Phytophthora hampir sama dengan Fusarium karena sama-sama dari spesies jamur, diantaranya;
- Menggunakan varietas yang resisten atau tahan, merupakan salah satu upaya pengendalian yang paling mudah.
- Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman selain cabai atau se-family seperti tomat, kentang dan terung untuk memutus siklus Phytophthora dalam tanah tersebut.
- Sebelum tanam perlu dilakukan pengapuran sehingga pH tanah menjadi normal sehingga menekan perkembangan Phytophthora dalam tanah.
- Melakukan sanitasi lahan (sterilisasi), dengan cara membersihkan lahan dari tanaman yang telah terinfeksi.
- Melakukan eradikasi lahan, yaitu mencabut dan membuang jauh-jauh tanaman layu agar sporanya tidak menyebar ke tanaman yang lain.
- Melakukan pengendalian dengan fungisida sistemik berbahan aktif Dimetomorf, atau Metalaksil cara dikocorkan terutama saat usia menjelang pembungaan sampai pembuahan.
Penyebaran
- Melalui tanah (soil borne)
- Melalui aliran air (water borne)
- Melalui udara atau angin (air borne)
- dan melalui alat, tanah yang terbawa pada alat atau sentuhan tangan yang sebelumnya berinteraksi dengan patogen tersebut.
Baca juga : Curah Hujan Masih Tinggi, Waspada Serangan Penyakit Busuk Daun
4. Nematoda Meloidogyne
Meloidogyne adalah nematoda perusak akar tanaman cabai dan tanaman Solanaceae lainnya. Ukurannya hanya 0,4-0,5 mm.
Gejala serangan
- Tanaman cabai yang terserang menunjukkan gejala pertumbuhannya kerdil, dan pucuk daun menguning.
- Lalu pada akarnya menampakkan gejala bintil akar.
Penyebaran
- Melalui tanah (soil borne)
Pengendalian
- Melakukan olah tanah yang baik, sehingga sumber patogen nematoda ini mati. Lahan yang sebelumnya pernah ditemukan nematoda ini perlu di genangi beberapa minggu sebelum diolah tanah agar nematoda dan patogen lain dalam tanah tersebut mati.
- Penanaman varietas yang resisten, atau tahan terhadap serangan nematoda
- Penggunaan nematisida ke dalam tanah yang berbahan aktif Karbofuran dan Dazomet (Basamid GR).
Kesimpulan….!
- Penyakit layu tidak hanya disebabkan oleh serangan bakteri, dan jamur saja, tapi juga disebabkan oleh serangan nematoda.
- Penyakit bakteri layu dapat menyerang tanaman cabai pada semua tingkatan umur, tetapi biasanya gejala serangan nampak menjelang fase berbunga maupun berbuah.
- Patogen penyebab penyakit layu hampir semuanya berjenis patogen tular tanah (soil borne) yang dapat tumbuh dan berkembang di dalam tanah.
- Cara penyebaran ke-4 patogen di atas memiliki kesamaan yaitu menyebar dengan cara mekanis melalui alat yang dipakai seperti cangkul, tanah yang terbawa pada alat atau sentuhan tangan yang sebelumnya berinteraksi dengan patogen tersebut.
- Tanaman yang terserang penyakit layu seringkali susah untuk disembuhkan. Oleh sebab itu teknik pengendalian patogen penyakit layu (wilting) yang terbaik adalah dengan pencegahan (preventif), seperti penggunaan varietas yang tahan kekeringan atau tahan serangan patogen, sanitasi lahan, pengocoran fungisida sistemik, dan peningkatan pH tanah dengan pengapuran.
Itulah ke-4 jenis patogen penyebab layu cabai yang menyebabkan penyakit layu tidak hanya pada tanaman cabai tapi tanaman Solanaceae lainnya. Sekali lagi jangan pernah menganggap sebelah mata penyakit layu ini karena dampaknya cukup membuat anda susah tidur semalaman, pengalaman…hehehe.
Semoga artikelnya bermanfaat ya sobat BT. Jangan lupa bagikan kepada orang-orang yang sedang memerlukan informasi ini tentunya, baik itu saudara, sahabat atau teman sobat BT.
Sekian dan terimakasih ^^
apa betul fusarium tidak dapat disembuhkan?tanaman cabeku kemarin kena serangan fusarium sekarang alhamdulillah sembuh setelah pakai nitrobacter biakan sendiri.
Bisa tidaknya disembuhkan tergantung stadium serangannya gan…
Kalo sudah kering tanamannya maka tidak bisa disembuhkan…
Kalo masih baru terserang masih bisa disembuhkan baik itu pake Tricho atau yang lain…