Pupuk pada Tabulampot – Hallo sobat BT, di antara anda pasti banyak yang hobi menanam tanaman buah baik di pekarangan maupun di pot (tabulampot). Menanam buah dalam pot sungguh kegiatan yang sangat menyenangkan.
Tentu akan jauh lebih menyenangkan lagi kalau tanaman yang anda tanam tadi bisa berbuah, walaupun buahnya tidak lebat. Meski begitu pasti ada rasa bangga, anda bisa menanam dan memanen dari pohon anda sendiri tanpa perlu membeli dari pasar.
Saya yakin semua orang ingin setiap tanaman tabulampot-nya bisa berbuah lebat. Apa sih kunci tanaman buah berbuah lebat? Salah satunya pemupukan.
Salah satu teknik atau cara pemupukan yang biasa petani lakukan adalah pemupukan lewat daun yaitu dengan cara penyemprotan (foliar spray).
Cara atau teknik aplikasi pupuk daun secara umum pernah kita bahas pada artikel sebelumnya yaitu pada artikel berikut ini >> Bagaimana Cara Aplikasi Pupuk Daun yang Tepat ? Pelajari Kaidah-Kaidahnya Disini.
Kenapa dilakukan pemupukan dengan pupuk daun, apa kelebihanya? Salah satu kelebihannya adalah efek pemupukannya jauh lebih cepat dibandingkan dengan pupuk akar.
Kelebihan-kelebihan pupuk daun yang lain anda bisa di artikel ini >> 3 Kelebihan Aplikasi Pupuk Daun Dibandingkan Pupuk Akar.
Nah kali ini, kita akan bahas tentang bagaimana teknik aplikasi pupuk pada tabulampot agar cepat berbuah, daun tidak mudah rontok dan aman hingga panen, akan kita kita bahas secara detil teknisnya.
Oiya, tanaman buah disini bisa tanaman buah semusim seperti semangka, melon atau cabai, dan tanaman buah tahunan seperti jeruk, jambu, apel dan lain-lain.
Pemberian pupuk daun fase vegetatif (pertumbuhan)
Pemupukan daun sudah bisa dilakukan pertama kali setelah 7-10 hari bibit tanaman buah anda pindah tanam ke polibag atau pot yang baru. Pada fase tersebut tanaman disemprot dengan pupuk daun dengan kadar N tinggi seperti pupuk Growmore hijau, setiap 10 hari sekali.
Lakukan pemupukan dengan kadar N tinggi sampai muncul tunas-tunas baru. Apa yang harus dilakukan setelah tunas baru muncul? Pemupukan daun dengan kadar N tinggi musti dihentikan.
Selama fase tersebut hentikan pemupukan karena tunas muda tadi sangat peka terhadap segala jenis pupuk. Biarkan tunas baru tadi berkembang menjadi ranting dan daun yang cukup kuat terlebih dulu.
Setelah tunas tanaman tadi nampak berubah menjadi ranting atau daun yang kuat/solid, tanaman buah dapat disemprot kembali namun dengan pupuk yang tinggi kadar P dan K-nya, seperti pupuk Multi KP, Gandasil B (6-32-35).
Pemberian pupuk daun fase generatif 1 (pembungaan)
Lakukan penyemprotan pupuk P dan K tinggi setiap 10 hari sekali sampai muncul bakal bunga. Penyemprotan pupuk daun dihentikan begitu bunga mulai mekar untuk menghindari bunga rontok.
Pemberian pupuk daun fase generatif 2 (pembuahan)
Setelah bunga jadi pentil (buah ukuran kecil), penyemprotan pupuk daun bisa dilakukan kembali khususnya dengan pupuk daun P dan K tinggi untuk memacu pemasakan buah dan biji.
Nah itu dia sobat cara atau teknik aplikasi pupuk daun spesifik pada tanaman buah. Ada fase dan tahapannya, serta jenis pupuk daun yang digunakan berdasarkan fase pertumbuhannya juga berbeda.
Baca juga : Pembagian Pupuk Berdasarkan Fase Penggunaan Serta Contohnya
Kalau pada tanaman sayuran daun, misal sawi, kangkung atau bayam yang dipanen dalam bentuk daun, mungkin tidaklah serumit pada tanaman buah. Tanpa khawatir bunga rontok atau apa, karena memang target panennya kan daun.
Oleh karenanya, aplikasi pupuk daun tetap perlu memperhatikan dosis yang direkomendasikan pada kemasan atau label pupuk. Terlalu tinggi dosis bukannya pertumbuhan cepat, yang ada justru daun menjadi terbakar (Baca juga : Akibat Aplikasi Pupuk Daun yang Tidak Tepat, Daun Cabai Nampak Terbakar).