Diskon Pupuk Non Subsidi – Awal tahun 2024 menjadi kado manis bagi para petani. Setelah sebelumnya diberi kemudahan beli pupuk subsidi cukup pakai KTP, sekarang diberi potongan atau diskon pada pupuk yang non subsidi.
Program gebyar diskon pupuk nonsubsidi, pemerintah adakan untuk menjaga kemampuan petani mengakses pupuk nonsubsidi dengan harga yang terjangkau.
Diharapkan tanaman mendapat pupuk yang tepat dan berimbang sehingga bisa panen optimal demi menjaga ketahanan pangan nasional.
Lalu bagaimana pelaksanaan program diskon pupuk ini? Apakah berjalan sesuai yang diharapkan ?
Realisasi di lapangan Program Diskon Pupuk Non Subsidi
Seperti yang kita tahu, kebanyakan program pemerintah itu memiliki niat dan tujuan yang baik namun lemah di implementasi dan pengawasannya.
Misalnya di program tebus pupuk subsidi dengan KTP, meski itu instruksi presiden, di lapangan ternyata ada saja agen yang menolak petani yang membawa KTP.
Demikian halnya dengan program diskon pupuk non-subsidi, bisa jadi tak sesuai dengan harapan pemerintah pusat.
Dilansir dari laman radarkudus, pada tanggal 20 Januari 2024 petani Blora sudah mulai membeli pupuk langsung di Gudang Penyangga di Cepu dengan diskon 40%.
Pupuk Nitrea dan Phonksa non subsidi yang harga normalnya 450.000 ternyata benar bisa petani beli dengan harga 270.000 per sak 25kg.
Di Bojonegoro pun demikian, dilansir dari laman suarabanyuurip, petani Bojonegoro cukup membayar 270.000 masing-masing untuk pupuk Urea Non subsidi dan Phonska non subsidi kemasan 25 kg dari harga normalnya 450.000.
Untuk mendapatkan pupuk nonsubsidi diskonan tersebut, petani di Bojonegoro harus rela mengantri sejak pagi hari di tanggal 22 Januari 2024 yang lalu.
Mekanismenya, petani diberikan 1 kupon untuk pembelian 1 paket pupuk berisi 25kg Urea non subsidi dan 25kg Phonska non subsidi.
Manfaat program
Di awal musim tanam 2024, pupuk menjadi barang yang paling dicari oleh petani. Sehingga program ini menjadi angin segar bagi para petani terlebih bertepatan dengan musim tanam baru.
Program ini mau gak mau harus pemerintah lakukan jika menginginkan terwujudnya ketahanan pangan nasional.
Akan terlihat omong kosong jika pemerintah yang bercita-cita swasembada pangan, tapi pasokan pupuk bagi petani tidak tersedia dan tidak mencukupi.
Satu musim saja gagal maka efeknya akan jadi janjang. Hasil panen tak akan mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakat.
Sementara jika mengandalkan program food estate, belum bisa dilihat apakah program tersebut akan berhasil seperti yang diharapkan. Kita semua mungkin sudah tahu bahwa food estate yang telah lalu berakhir dengan kegagalan.
Akan jauh lebih mudah mewujudkan ketahanan pangan dengan menggelontorkan dana dan subsidi kepada para petani, lebih-lebih pada petani di sentra-sentra produksi.
Sehingga yang terjadi adalah petani happy, negara juga happy. Pendapatan petani jadi meningkat dan negara tidak perlu keluar devisa jutaan dollar untuk impor beras.
Bagaimana menurut anda sobat belajartani.com ?