Penggunaan Perekat Pestisida – Salah satu bahan tambahan yang bisa petani gunakan dalam penyemprotan pestiisda adalah perekat (sticker).
Perekat, saat ini menjadi komponen penting yang mungkin tak pernah terpisahkan dalam kegiatan pengendalian hama penyakit.
Meski dinamakan perekat, yang dimaksud disini bukanlah lem yang biasa orang pakai. Perekat pestisida membantu pestisida tersebar secara merata pada bidang sasaran semprot, utamanya daun.
Sebuah perekat bisa sekaligus menjadi perata dikarenakan perekat pestisida merupakan bahan surfaktan yang cara kerjanya adalah menurunkan tegangan permukaan larutan pestisida dengan bahan pelarutnya.

Ada beberapa alasan penggunaan perekat pestisida yang disarankan saat penyemprotan :
1.Pada tanaman yang daunnya licin atau berbulu
Penggunaan perekat menyebabkan pestisida dapat menempel lebih lama khususnya pada tanaman yang mempunyai daun mengandung lilin atau daun berbulu.
Contoh daun yang ada lapisan lilinya yaitu bawang merah, sementara daun yang berbulu yaitu padi, semangka, tomat, terong dan lain-lain.
2.Diprioritaskan penggunaan saat musim hujan
Penggunaan perekat saat musim hujan mencegah tercucinya pestisida. Meskipun banyak yang tetap hilang oleh air hujan, paling tidak meminimalisir pestisida terbuang secara cuma-cuma.
Meskipun penggunaan perekat meningkatkan efektivitas pestisida saat musim hujan, bukan berarti saat musim kemarau tidak diperlukan.
Justru saat musim kemarau, yang biasanya banyak terjadi ledakan hama seperti trips dan kutu kebul, aplikasi pestisida harus jauh lebih efektif dan tepat sasaran.
Baca juga : Masuk Musim Kemarau, Waspada Ledakan Hama…!
Siklus hama yang cepat menyebabkan populasinya juga cepat bertambah. Mau tidak mau petani tetap harus menyemprot tanamannya dengan pestisida.
3.Diprioritaskan penggunaan perekat pada insektisida dengan cara kerja sistemik
Untuk mengatasi serangan hama secara lebih efektif, petani hendaknya tidak menggunakan pestisida kontak saja.
Tapi perlu dikombinasikan atau bergantian menggunakan insektisida sistemik misalnya berbahan aktif fipronil, imidakloprid, dimehipo, asefat dan lain-lain.
Baca juga : Pentingnya Strategi Pergiliran Insektisida Untuk Cegah Resistensi Hama
Penggunaan insektisida sistemik, yang ditambah dengan perekat memang tidak langsung membunuh hama, namun akan terlebih dahulu terserap ke dalam jaringan tanaman misalnya daun dan akar.
Kemudian saat hama memakan daun yang telah mengandung insektisida tersebutlah hama akan mati.
Untuk penggunaan insektisda kontak sebenarnya tidak perlu memakai perekat. Hal ini disebabkan insektisida kontak hanya akan efektif jika langsung mengenai hama sasaran saat aplikasi penyemprotan dilakukan.
Jika tidak langsung mengenai hama sasaran, atau baru beberapa jam kemudian, maka tingkat efikasinya bisa saja sudah menurun jauh.
Baca juga : Penyebab Aplikasi Pestisida Tidak Ngefek, Bisa Jadi Karena Ini !
Penggunaan perekat pada insektisida kontak akan sangat membantu petani dalam mengendalikan hama serangga yang memiliki lapisan lilin pada kulitnya.
Cara Penggunaan Perekat Pestisida
Penggunaan perekat sebaiknya sesuai dosis anjuran. Anda bisa membacanya di petunjuk pemakaian pada kemasan produk.
Umumnya dosis yang digunakan adalah 0,5 ml per liter. Terlalu banyak bisa menyebabkan tanaman nampak terbakar di ujung daun atau titik tumbuhnya.
Jadi kesimpulan yang bisa diambil bahwa produk perekat bisa berfungsi sebagai perata, sehingga hasil semprotan bisa menyebar merata di semua permukaan daun.
Selain itu juga berfungsi sebagai pengemulsi yang membantu terbentuknya larutan semprot yang lebih homogen.
Sabun deterjen cair sebagai pengganti perekat dan perata ?
Produk perekat, perata sekaligus pengemulsi umumnya mempunyai formulasi SL atau soluble liquid yang berarti pekatan yang bisa larut dalam air dan jika dicampur dengan air akan membentuk larutan yang homogen.
Secara formulasi memang produk perekat itu sama dengan sabun deterjen cair misal Sunlight, yang mudah sekali larut dalam air.
Perlu diketahui juga bahwa bahan surfaktan seperti sabun deterjen cair itu merupakan senyawa yang memiliki gugus hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak), sehingga dia dapat melarutkan air dan minyak sekaligus.
Ini bisa kita lihat bahwa sabun cair tersebut bisa membersihkan kotoran berupa minyak yang melekat erat di piring anda, di saat yang sama minyak tersebut juga bisa larut dalam air yang anda gunakan untuk membilasnya.
Sebagian petani mungkin pernah mencoba menggunakan sabun deterjen cair itu sebagai perekat alternatif. Kebanyakan petani mengatakan bahwa campuran pestisida jadi homogen dan hasil semprotannya pun bisa merata.
Namun hal tersebut sebetulnya tidak dianjurkan, mengingat massih belum ada penelitian lebih lanjut bagaimana dosis yang tepat serta apa efek samping yang ditimbulkan bagi tanah dan ekosistem pertanian.
Dikhawatirkan justru dapat membunuh berbagai macam biota tanah atau berbagai mikroorganimse bermanfaat dalam tanah, sehingga pelan tapi pasti bisa saja tanah pertanian akan kehilangan kesuburan.