Tips Petani Hadapi El Nino – Hallo Sobat BT, BMKG memprediksi puncak El Nino atau musim kemarau ekstrim tahun ini diperkirakan terjadi di bulan September-Oktober.
El Nino yang merupakan fenomena anomaly iklim ini diperkirakan terjadi hingga akhir tahun. Apa dampak El Nino bagi sektor pertanian ?
Lalu apa yang sebaiknya petani siapkan untuk menghadapi El Nino ? Sebelum membahas itu kita perlu ketahui apa sih El Nino itu ?
El Nino merupakan peristiwa perubahan angin dan pemanasan suhu permukaan laut Pasifik yang berdampak pada iklim global, salah satunya penurunan curah hujan secara global.
Selama El Nino, angin bergerak dari timur ke barat Pasifik, menggerakkan air hangat dari Pasifik barat ke Pasifik timur.
Hal ini menyebabkan suhu permukaan laut jadi hangat, dan curah hujan tinggi di Amerika Selatan (bagian utara) dan kondisi kering di Australia dan Indonesia.
Perbedaan El Nino vs La Nina
Fenomena El Nino kebalikan dari La Nina, jika La Nina menyebabkan curah hujan tinggi (fase dingin), maka El Nino adalah kenaikan suhu yang berdampak kekeringan (fase hangat).
La Nina yang terkadang memicu terjadinya kemarau basah, telah berakhir di bulan Februari 2023 lalu setelah terjadi 3 tahun terakhir.
El Nino tahun 2023 ini diprediksi mulai dari juni hingga Oktober, dimana puncaknya terjadi pada bulan September-Oktober 2023. Diprediksi selama periode bulan tersebut, curah hujan turun lebih rendah dibawah rata-ratanya.
Terlebih memang pada bulan September-Oktober, matahari berada di jalur Equator (Khatulistiwa) sehingga suhu udara akan jauh lebih panas dan kering.
Efek kering akibat El Nino juga berpotensi menyebabkan kebakaran hutan, utamanya di wilayah hutan tropis seperti di Kalimantan dan Sumatera.
Selain BMKG, Lembaga AS NOAA (National Atmospheric anda Oceanic Administration) pada bulan Mei lalu merilis prediksi bahwa kemungkinan El Nino terjadi hingga tahun 2024, namun 90%nya terjadi di tahun 2023.
Tips Petani hadapi El Nino
Pada saat El Nino, cuaca akan panas, curah hujan rendah, sumber air mungkin akan mengering, sehingga musim kemarau yang kering itu akan jauh lebih kering atau makin kerasa damage-nya.
Ada beberapa tips bagi petani hadapi El Nino antara lain :
1. Menyiapkan cadangan air berupa embung, kolam dan lain-lain
Embung dan kolam akan sangat bermanfaat saat nanti puncak kemarau tiba. Saat hujan sama sekali tak turun, anda masih mempunyai cadangan air untuk irigasi tanaman produksi anda.
Jika saat ini daerah anda masih turun hujan, maka ada kesempatan bagi anda untuk panen air hujan untuk mengisi tandon, embung dan kolam dengan air hujan sebanyak mungkin.
Pastikan tandon anda penuh dengan air, jika hujan sudah tidak turun, anda bisa membeli dari tempat lain untuk mengisi tandon air anda.
2. Menyiapkan pipanisasi dan pompa air
Jika lahan anda jauh dari sumber air, anda bisa membangun jaringan pipa sehingga kebutuhan air bisa dipenuhi sewaktu-waktu anda membutuhkan.
Pompa air akan sangat membantu menyedot air dari sumber yang letaknya mungkin jauh atau yang letaknya berada jauh di bawah lahan pertanian anda.
3. Menggunakan irigasi tetes untuk efisiensi penggunaan air
Sistem irigasi tetes atau drip irrigation terbukti sangatlah efisien dalam hal penggunaan air. Buktinya di negara-negara gurun seperti Mesir, Suriah, Arab Saudi, menggunakan system irigasi drip untuk penggunaan air yang jauh efisien (irit).
Penggunaan air secara penyiraman menggunakan gayung dinilai sangat kurang efisien karena air akan cenderung lewat tanpa benar-benar meresap di area perakaran.
Sementara dengan system drip, air akan menetes sedikit demi sedikit hingga area perakaran tanaman benar-benar basah, dan minim sekali air yang hilang.
Nah sobat BT, itulah penjelasan mengenai El Nino dan dampaknya bagi pertanian, serta tips petani hadapi El Nino. Tentu kita semua berharap bahwa prediksi tersebut tidaklah menjadi kenyataan.
Mudah-mudahan bencana kekeringan yang berdampak pada bencana kelaparan tidaklah terjadi. Pada Tuhan yang maha kasih kita semua berlindung !