Dampak La Nina, Praktis 2016 Tidak Ada Musim Kemarau…!

Dampak La Nina, Praktis 2016 Tidak Ada Musim Kemarau…! – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memprediksi La Nina akan turun pada Juli-September tahun 2016 ini. Sadar atau tidak, sampai pertengahan bulan Juli 2016 ini, fenomena La Nina sudah dapat kita rasakan kehadirannya.

Apa sih sebenarnya La Nina itu?

Mungkin tak banyak yang tahu dan sadar bahwa Perubahan cuaca secara ekstrim akhir-akhir ini merupakan salah satu dampak dari La Nina. Pernahkah anda mengamati kondisi cuaca terutama di wilayah pulau Jawa tidak menentu di mana tiba-tiba hujan, kemudian panas menyengat atau sebaliknya.

Meningkatnya curah hujan pada akhir-akhir ini diakibatkan suhu muka laut di sekitar Samudra Hindia cenderung lebih hangat. Hal ini menjadikan air laut yang menguap lebih besar. Sehingga intensitas hujan akan semakin besar pula.

La Nina kebalikan dari El Nino, La Nina membuat musim penghujan jauh lebih lama daripada musim kemarau, normalnya musim hujan tahun ini selesai bulan April kemarin. Sedangkan El Nino menyebabkan musim kemarau panjang dan sangat kering, sebagaimana yang terjadi pada kemarau 2015 yang lalu.la nina

Rekomendasi :  Ternyata Bahan Baku Uang Dollar AS, Berasal dari Indonesia

Lalu, apa pengaruh dari fenomena La Nina?

Secara global La Nina, membuat curah hujan di wilayah sepanjang  Pasifik Ekuatorial Barat seperti Indonesia, Malaysia dan Australia bagian Utara naik dan kondisi cuacanya cenderung hangat dan lembab (dry and warm).

laninaglobal
Kondisi cuaca global saat La Nina. sumber gambar : http://idkf.bogor.net
pengaruh la nina
dampak La Nina terhadap cuaca Indonesia. sumber gambar: http://idkf.bogor.net

Fenomena La Nina ini praktis akan membuat tahun 2016 tidak ada kemarau. Malah diprediksi pada puncak musim kemarau, kira-kira bulan Juli, hujan masih akan terus turun (kemarau basah). Oleh sebab itu kawasan yang terkena dampak La Nina sangat berpotensi terjadinya banjir.

Dampak La Nina sangat terasa bagi kota besar yang tidak mempunyai resapan air yang bagus, seperti Jakarta. Hujan yang terjadi beberapa jam saja sudah cukup membuat kota metropolitan ini tergenang banjir.

Daerah lain di Jawa Tengah seperti Solo, Purworejo, Banjarnegara, Kendal, Sragen, Purbalingga, Banyumas, Sukoharjo, Kebumen, Wonosobo, Pemalang, Klaten, Magelang, Wonogiri, Cilacap, dan Karanganyar juga tak bisa lepas dari dampak La Nina ini.

Sebenarnya besar atau tidak dampak banjir tergantung juga daripada intensitas La Nina pada wilayah tertentu. Tentu wilayah yang ada di titik poros La Nina akan mengalami tingkat banjir yang lebih besar.

Rekomendasi :  Tengkulak, Saluran Pemasaran yang Merugikan atau Menguntungkan Petani ? Ternyata Ini Peran Dan Resiko Jadi Tengkulak

Lalu, bagaimanakah dampaknya bagi sektor pertanian?

Sektor pertanian adalah sektor yang mau tidak mau terkena dampak dari fenomena La Nina ini, baik dampak positif maupun negatif. Hal ini dikarenakan ada faktor pembatas berupa iklim dan cuaca yang menjadi benang merah antara La Nina dan sektor pertanian.

Dampak negatifnya antara lain rusaknya lahan pertanian akibat banjir sebagai dampak dari La Nina. Kerugian material di sektor pertanian menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan.

akibat la nina
sumber gambar ; antaranews.com

Rusaknya lahan pertanian, terutama lahan yang siap panen menyebabkan petani merugi hingga ratusan juta.

Salah satunya adalah petani melon, melon adalah komoditas yang tidak tahan terhadap genangan karena akar akan mengalami pembusukan.

Ada juga petani t3mbakau yang mengalami kerugian, tanaman t3mbakau tidak dapat tumbuh dengan baik pada musim basah. Finally, produksi t3mbakau akan mengalami penurunan baik kuantitas maupun kuantitas.

Selain itu komoditas penting lainnya yaitu Tebu juga merasakan dampaknya. Musim kemarau basah menyebabkan produksi gula nasional juga mengalami penurunan hal ini berbanding lurus dengan turunnya rendemen.

Tak jauh berbeda dengan sektor per-garam-an, walaupun hujan tidak turun setiap hari namun produksi garam dikhawatirkan akan terganggu oleh La Nina di musim kemarau ini. Ini sangat rasional karena dengan adanya hujan maka proses pembentukan garam juga akan terhambat.

Rekomendasi :  Tips dan Cara, Budidaya Cacing ANC Untuk Pemula, Budidaya Cacing ANC

Selain dampak negatif diatas, perubahan dan anomali iklim akibat La Nina di sisi lain ternyata juga memberikan dampak yang positif loh.

Dengan adanya fenomena La Nina, masalah pengairan untuk areal pertanian pada musim kemarau tahun ini diperkirakan tidak akan terlalu kekurangan air seperti tahun lalu. Karena hujan masih turun walaupun tidak tiap hari.

Hujan yang terjadi di musim kemarau, membuat area penanaman padi di beberapa wilayah berpotensi meningkat, seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Area pertanian di NTB sebagian besar  merupakan sawah non irigasi teknis yang bisa dimanfaatkan saat ada hujan yang cukup.

Nah, setelah sobat belajartani.com membaca artikel ini, anda termasuk kelompok  yang mana nih, apakah yang terkena dampak positif atau dampak negatifnya?

Positif atau negatif, semoga fenomena La Nina ini bisa memberikan hikmah dan membuat kita tetap bersyukur dan ikhlas atas skenario hidup yang Tuhan anugerahkan kepada kita.

Kalau artikel ini dirasa bermanfaat, jangan lupa di share ya….terimakasih ^^

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *