Saluran Pemasaran – Melihat kondisi kesejahteraan petani saat ini, banyak pihak yang menyalahkan salah satunya tengkulak. Banyak sekali yang menyalahkan tengkulak terlalu banyak mengambil keuntungan dari petani.
Sehingga kebanyakan tengkulak kondisinya sejahtera sementara petani yang menjual hasil panen kepada mereka justru hidupnya tak sebaik mereka.
Benarkah semua tengkulak seperti itu ? Benarkah semua tengkulak berhasil dan kaya raya ? Sebelum membahas itu sebaiknya kita cari dulu pengertian dari tengkulak.
Definisi atau Arti Kata Tengkulak

Menurut KBBI, arti tengkulak adalah pedagang perantara (yang membeli hasil bumi dan sebagainya dari petani atau pemilik pertama). Jadi, tengkulak merupakan salah satu saluran pemasaran agribisnis atau hasil pertanian yang ada dalam rantai pemasaran pertanian.
Namun, selama ini tengkulak memilki citra yang negatif karena berbagai jenis praktek di lapangan, misalnya membeli dengan harga rendah dibanding harga pasar, atau monopoli hasil panen.
Sebelum kita menyimpulkan apakah tengkulak ini merugikan petani atau tidak maka perlu kita lihat bagaimana proses perjalanan barang tersebut.
Apakah benar marjin keuntungan yang besar tersebut hanya dinikmati tengkulak atau tidak. Tentu saja, semakin panjang rantai pemasaran maka selisih harga petani dengan harga pasar/konsumen juga jauh.
Mengapa semakin panjang rantai pemasaran menyebabkan harga semakin tinggi ?
Tentu tak lain dan tak bukan karena adanya marjin keuntungan dan biaya-biaya tambahan pada masing-masing saluran pemasaran yang menyebabkan harga semakin tinggi. Biaya yang dimaksud adalah biaya pengemasan dan transportasi yang semuanya bermuara pada konsumen akhir.
Pedagang pengepul sebagai pihak yang menerima barang dari petani, umumnya tak semua barang yang dimilikinya dijual ke konsumen. Ada yang di kirim ke pedagang besar, ada yang ke supplier supermarket, ada juga yang ke pengecer kecil di pasar.
Tapi pada intinya, semakin jauh jarak dengan konsumen maka harga akan semakin mahal, begitu juga sebaliknya. Konsumen yang membeli langsung dari petani atau dari pedagang pengecer di pasar yang dekat dengan sentra produksi akan mendapatkan harga yang tak jauh beda yang diterima petani.
Baca juga : Pantas Saja Harga Cabai Mahal, Rantai Pemasarannya Aja Begini
Jadi, jika ada yang menyarakan ide agar saluran pemasaran bernama tengkulak itu dihapuskan apakah sudah tepat ? Sementara praktik monopoli hasil panen terkadang hanya dilakukan oleh segelintir oknum tengkulak nakal.
Apakah benar jika tengkulak sudah “dihabisi” masalah petani terutama yang berkaitan dengan pembelian hasil panen bisa terselesaikan ?
Nah, sebagai salah satu mata rantai pemasaran hasil pertanian, tengkulak sebetulnya memiliki peran yang belum bisa digantikan oleh pihak manapun looh.
Peran tengkulak sebagai salah satu saluran pemasaran
Apa saja sih peran tengkulak selama ini terlepas dari stigma negatifnya ? Berikut ini saya uraikan berdasarkan pengalaman berdiskusi dengan beberapa tengkulak.
1. Memberikan pinjaman modal tanpa agunan, biasanya dengan syarat hasil panen dijual ke tengkulak dan dipotong panen.
2. Sebagai tempat menampung panen petani yang tidak memiliki akses ke pasar langsung. Jadi, memang tak semua petani seperti di luar negeri yang punya armada kendaraan, atau punya kemampuan marketing.
3. Selain itu, tengkulak biasanya tidak mengharuskan petani mengirim barang yang banyak, jumlah yang sedikit pun biasanya tengkulak mau menerima. Sementara jika harus bermitra dengan supermarket, restoran maka pihak penyuplai diharuskan mensuplai barang dalam jumlah stabil. Apakah semua petani bisa ?
4. Tak semua tengkulak mengambil keutungan yang besar, mereka umumnya mengambil marjin kurang lebih 500-1000. Misal harga beli di petani 2000, maka bisanya dijual 3000, dengan rincian biaya transportasi 500 dan marjin keutungan 500.
Dari uraian di atas, kita bisa lihat posisi tengkulak sebenarnya tak sepenuhnya enak dan nyaman. Sebagian orang melihat posisi tengkulak menang terus padahal tengkulak juga memiliki sisi lain yang juga beresiko sehingga tak semua tengkulak itu berhasil dan kaya raya.
Resiko menjadi tengkulak
Jadi, jika tengkulak aman di fase budidaya, maka tengkulak tidak aman di fase pasca panennya. Di sisi penyediaan barang, tengkulak memang tidak dipusingkan dengan proses budidaya, seperti hama penyakit.
Namun tengkulak memiliki resiko kerusakan barang saat pasca panen, misalnya penyusutan atau kerusakan barang saat di penyimpanan maupun di perjalanan menjadi resiko yang harus ditanggung sepenuhnya oleh tengkulak atau pedagang perantara.
Selain itu, tengkulak membutuhkan modal besar untuk membeli armada transportasi atau untuk membeli dari petani atau memberi modal pinjaman petani. Tak sedikit bahkan tengkulak yang mengambil pinjaman perbankan saat memulai usahanya.
Nah, jika tengkulak dihapus atau dihabisi, apakah ada pihak yang menggantikan peran tengkulak yang memberi pinjaman untuk biaya garap petani tanpa adanya agunan tambahan ?
Jika ada, saya pikir itu bagus. Termasuk KUR (Kredit Usaha Rakyat), apakah bisa menggantikan peran tengkulak ? Maka petani akan memiliki lebih banyak lagi opsi atau pilihan.
Jika ada yang bisa menggantikan peran tengkulak, maka saya pikir tengkulak akan hilang dengan sendirinya, bukan ?
Sejauh ini saya melihat hubungan petani dan tengkulak sebetulnya pada posisi yang saling menguntungkan satu sama lain. Masing-masing memiliki resikonya sendiri-sendiri.
Penutup : tengkulak sebagai saluran pemasaran

Melihat problema di atas, barangkali akan lebih baik lagi, jika petani mampu memasarkan langsung ke konsumen dengan harga pasar yang berlaku dengan menjadi pedagang perantara/tengkulak sekaligus sehingga marjin di tiap saluran pemasaran yang panjang tadi bisa dinikmati oleh petani.
Jika secara perorangan sulit, maka petani bisa membentuk kelompok tani atau corporate farming sehingga mampu mengatasi masalah di tingkat budidaya maupun di pemasaran.
Namun ingat jika sudah menjadi petani sekaligus pedagang bermodal besar, belilah hasil panen petani dengan harga yang wajar sehingga petani masih menyisihkan untuk modal usahatani selanjutnya, sebagian untuk membeli makan, sebagian sekolah anak-anaknya dan sebagian untuk ditabung.
Nah sobat BT, dari uraian di atas menurut anda apakah adanya tengkulak itu merugikan atau justru menguntungkan bagi para petani ?