Dilema Petani Cabai – “Berapa harga cabai daerah anda, gan”?. “Cabai daerahmu di nota berapa bos?”. Kira-kira itulah pertanyaan yang sering keluar dari petani cabai musim panen kali ini. Pertanyaan yang singkat namun cukup membuat dilema para petani cabai.
Mengapa dilema? Musim panen yang ditunggu tak sesuai harapan, harga cabai anjlok. Anjloknya harga cabai bagai episode yang terus berulang tiap musim. Lagi dan lagi. Kira-kira begitulah kondisi petani cabai setiap musim panen.
Walau sesekali, berita harga cabai melambung juga sempat menjadi viral dan rame. Namun kalo anda amati justru berita anjloknya harga cabai jauh lebih banyak kita dengar. Selain itu, fakta jika harga naik atau anjlok, yang paling mendapatkan keuntungan besar tetap bukanlah petani.
Kembali ke persoalan harga cabai yang membuat dilema petani. Apakah yang dimaksud dilema? Bagaimana kondisi dilema yang dihadapi petani saat harga cabai anjlok?
Dilema, menurut Wikipedia diartikan sebagai situasi sulit yang mengharuskan seseorang untuk menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan; situasi yang sulit dan membingungkan.
Nah, kondisi dilema petani cabai kali ini tidak hanya ramai diperbincangkan di forum offline, juga di forum online. Tak terkecuali yang ada di forum online seperti Komunitas Petani Cabe Indonesia (KPCI), seperti diutarakan oleh Threat Starter (TS) saudara Murni Abadi.
Penasaran seperti apa kondisi dilema versi para petani cabai? Yuk simak ulasannya sob…!
- Dijual murah bahkan gak laku
Melimpahnya pasokan cabai akibat panen raya membuat harga cabai anjlok. Dilemanya, saat harga anjlok cabai namun biaya tenaga kerja untuk perawatan dan panen tidak sebanding dengan pendapatan bersih yang diterima petani. Oleh sebab itu tak sedikit petani yang membiarkan tanaman cabainya terbengkalai bahkan sampai mati. Astaghfirullah..
- Dimakan gak habis
Melimpahnya panen cabai disertai harga yang kurang bersahabat, membuat kebutuhan cabai untuk konsumsi keluarga tercukupi, bahkan lebih-lebih. Andai cabai bisa awet, tahan lama dan gak gampang busuk. Maka, petani tak perlu bingung lagi memikirkan persediaan cabai dalam waktu yang lama. Realitanya, cabai mudah busuk. Karena stok melimpah, jadinya dimakan gak habis,,hehe.
- Dibuang sayang
Setiap petani berharap tiap usahanya memberikan hasil. Tentu berapapun hasilnya, pantang untuk dibuang, walau pun sedikit. Dibuang sayang. Begitupun dengan cabai, berapapun yang diperoleh tetap harus disyukuri dan dikhlaskan. Dibuang sayang.
- Lalu di apain ?
“Lalu diapain, gan?”. Pertanyaan terakhir yang muncul bagi petani yang lagi galau dan dilema, seperti yang ada pada group komunitas tersebut. Nah, di luar dugaan, banyak juga petani yang berkomentar dengan bermacam-macam ide, yang bikin anda senyum dan ketawa-ketawa sendiri bacanya. Diantaranya :
- Edi Suhendra Bagikan ke tetangga. Bisa jadi sedekah
- Atto Sukanto Dibikin bon cabe
- Mbah WO Hadak Tu cabai di blender ambil airnya tuk insektisida….
- Joe Zamzami Di buat brownis az brow
- Aricka Yanti Dikeringkan seperti halnya negara lain. Bisa juga dibuat sos cili
- Nia Wahdaniah Dibuat manisan aja boss..
- Kiran Santri Mbeling Bwa ke ponpes brow biar rjekimu tmbh barokah insya allh allh jamin pnting ikhlas lhr bathin
- Yoh Slow Loading Kalo tetangga udah punya semua, mending dicacah buat campuran bikin kompos..
Nah, itulah beberapa dilema petani cabai saat harga cabai anjlok. Dijual murah, dimakan gak habis, dibuang sayang, terus diapain?
Beberapa petani yang saya temui, justru membongkar lahannya dan mengganti dengan tanaman lain yang diprediksi naik harganya saat panen nanti.
Baca juga : Realita Petani Cabai Di Lapangan
Sobat punya ide lain? Yang penting jangan galau dan dilema lagi ya sob, bersyukur dan ikhlas atas rezeki dari Tuhan yang Maha Kaya. Jangan takut miskin selama kita yakin dan berusaha. Sekian dan terimakasih ^^