Realita Petani Cabai – Malam hari ujan semakin deras saja. Rasa-rasanya tubuh terasa membeku karena dinginnya hawa udara. Beruntung tidak dengan tangan ini yang masih berusaha memencet tombol-tombol keyboard. Alur pikiran yang sedari tadi tak tentu arah akhirnya berbuah artikel berjudul realitas petani cabai di lapangan ini.
Entah dari mana awalnya tadi hingga akhirnya artikel ini yang ingin saya tulis. Artikel yang berbau opini pribadi ini, saya tulis setelah melihat realita petani cabai dilapangan yang cukup bervariatif.
Banyak orang bilang menanam cabai itu ibarat gambling (bertaruh), sangat beresiko dan permainan orang-orang gila. Saya pikir benar adanya pernyataan ini.
Nyatanya tak cuman itu, terkadang banyak yang menjadi gila setelah terjun dalam percabaian.
Baca juga : 6 Faktor Penyebab Banyak Petani Beralih Profesi
Fakta memang begitu adanya. Dengan tingkat fluktuasi harga yang tinggi, dalam sekejap bisa membuat petani cabai bisa kaya raya. 😀
Sebaliknya jika harga panen anjlok, maka siap2 menjadi gila beneran karena dijual pun hasilnya tak seberapa. Hiks 😯
Andai harga cabai stabil mungkin petani cabai akan lebih semangat dan sejahtera lagi. Jadi tinggal fokus bagaimana meningkatkan produksinya, tanpa kepikiran nanti harganya hancur/anjlok sehingga tak perlu terbuang sia-sia.
Drama cabai dibuang ke jalanan (jika anda masih ingat) adalah salah satu contoh saja perilaku petani yang jadi “gila” akibat harga cabai anjlok. Yang kalah berkali-kali juga banyak, stress pun sudah sering. Namun gilanya petani tak ada kapok pula untuk terus tanam cabai.
Baca juga : 4 Hal yang Perlu Dilakukan Petani Cabai Saat Harga Cabai Jatuh
Ibarat cabai itu sendiri yang rasanya bikin ketagihan, sehingga muncul istilah “tobat sambal”. Coba lihat, saat harga anjlok tak jarang petani yang sumpah serapah, tobat dan bakal pensiun jadi petani cabai, nyatanya tanam maning (lagi), tanam maning (lagi). Haha 😀
Menanam cabai memang mengasyikkan. Terutama jika diniati dengan niat tulus ikhlas untuk beribadah. Bagi petani, melihat tanaman berbuah banyak dan lebat, rasanya sudah sangat bersyukur. Walau pada akhirnya kalah di harga.
Nah, berdasarkan analisa belajartani.com, setidaknya realita petani cabai di lapangan ada 4 macam yakni 💡 :
1. Tanaman bagus (normal, potensi per tanaman tercapai), harga bagus (5-10 kali biaya produksi per tanaman).
2. Tanaman bagus, harga anjlok (harga impas atau cenderung rugi)
3. Tanaman jelek (bervirus, serangan hama penyakit parah), harga bagus
4. Tanaman jelek, harga anjlok
Baca juga : Fenomena Alam dan Tata Niaga Pertanian, 2 Faktor Utama Penyebab Kenaikan Harga Komoditas Pertanian
Tanaman bagus adalah hasil sebuah proses dan ikhtiar (teknik budidaya dan lingkungan yang mendukung) yang diharapkan setiap petani. Sedangkan harga yang bagus dan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat bagi petani adalah soal rejeki.
“Harga anjlok, belum rejeki mas. Mungkin musim depan menang, jadi ya tanem lagi” jawaban khas petani.
Jadi, jika harga masih rendah berarti masih belum rezeki. Pola pikir yang masih melekat erat pada kebanyakan petani.
Pola pikir yang cukup bagus terutama mengajarkan kepada kita sifat tawakkal setelah berikhtiar. Petani kita banyak yang seperti ini.
Dari mereka kita bisa banyak belajar banyak hal tentang arti bersyukur dan ikhlas. Mengajarkan kita untuk bersyukur saat menerima, ikhlas saat memberi atau diberi.
Untuk kondisi tanaman jelek seringkali panen tidak maksimal, walau harga tinggi namun keuntungannya sedikit atau cenderung impas biaya.
Kondisi tanaman jelek bukan berarti usaha dan ikhtiar petani tidak maksimal karena tanaman bagus faktor pendukungnya banyak, seperti teknis budidaya yang baik dan kondisi cuaca yang mendukung (minim serangan hama penyakit). Saya kira seperti itu.
Nah, sobat BT, demikian ulasan singkat tentang realita petani cabai di lapangan. Dari 4 tipe realita petani cabai di atas hampir semua petani cabai sudah pernah mengalaminya, tentu semua petani berharap tanamannya bagus juga mendapatkan harga yang bagus pula. Termasuk anda bukan? 😀
Tentu tidak ada yang berharap saat tanaman bagus, harganya anjlok, karena akan menimbulkan dilema di benak para petani cabai.
Baca juga : Dilema Petani Cabai Saat Harga Cabai Anjlok
Mari kita sama-sama doa agar usaha tani petani cabai kita selalu sukses luarbiasa. Sudah saatnya petani kita tersenyum gembira di kala musim panen tiba, bukan tetesan tangis yang selalu membuat hati iba. Aaamiinn…semogaa…!
Sekian saya ucapkan terimakasih sudah menyimak sampai selesai ^^