Saat Harga Cabai Jatuh – “Sudah jatuh tertimpa tangga”, mungkin kalimat inilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi petani cabai saat harga cabai mengalami fluktuasi (naik turun).
Di saat harga sarana produksi pertanian naik; pupuk, pestisida, dan tenaga kerja, namun harga jualnya jatuh. Padahal kuantitas panen nya banyak..!
Naik turun nya harga cabai selalu membuat heboh masyarakat. Menurut saya, mau harga cabai naik, atau harga cabai turun, tetap saja bukan petani yang diuntungkan. Sobat tau kan maksut saya?
Fenomena fluktuasi harga, yakni naik turunnya harga pada komoditas hortikultura seperti cabai, tomat adalah bukan sesuatu yang baru. Dari tahun ke tahun, musim ke musim selalu saja terulang tanpa ada solusi yang berarti. CMIIW 😀
Entah berapa banyak diskusi dan seminar dilakukan untuk mencari jalan keluar nyatanya sampai sekarang harga cabai susah untuk dibuat stabil. Begitu panen raya murah sekali, sedangkan akan mahal jika banyak wilayah sentra mengalami gagal panen.
Beragam faktor yang menyebabkan kegagalan tanam cabai
Tantangan yang dihadapi petani cabai kini sangat kompleks, kalo dulu petani akan sibuk dipusingkan dengan harga jatuh, tapi kini semakin beragam saja. Begitu selesai penanaman, ada ancaman yang sedang mengintai di depan mata.
Fenomena iklim yang tidak menentu fenomena la nina, ledakan hama penyakit seperti antaknosa dan layu, menjadikan potensi gagal semakin tinggi. Respon cepat ditunjukkan petani dengan berbagai upaya seperti peningkatan intensitas penyemprotan pestisida. Meski upaya ini efektif namun biaya produksi justru mengalami kenaikan.
Hingga sampailah musim panen yang ditunggu-tunggu, seharusnya menjadi hari yang bahagia, justru menjadi hari yang menyedihkan. Jika harga jatuh, banyak yang terpaksa tidak memanen, dan membiarkan cabai membusuk lantaran biaya petik atau panennya lebih besar daripada harga jual di pasar.
Apa saja yang perlu dilakukan petani cabai?
1. Istighfar dan bersyukur
Mengeluh dan mengumpat sana sini terutama di medsos, seperti fesbuk adalah hal yang biasa dilakukan oleh petani saat harga cabai jatuh. Padahal saat harga naik petani adem ayem saja. Jujur saya kadang sangat kesal melihat hal ini
Seharusnya sih petani cabai harus fair, saat harga berapapun itulah konsekuensi yang diterima sebagai petani sayur terutama cabai. Dari awal para petani harusnya sadar bahwa menanam komoditas hortikultura harganya akan fluktuatif.
Baca juga : 6 Karakter Petani Sukses
Terlepas dari sistem tata niaga percabaian yang kurang memihak petani, petani perlu menyikapi fenomena ini dengan kepala dingin. Harga berapapun, tinggi atau rendah adalah nilai kadar rezeki yang berikan oleh Tuhan, tetap beryukur dan ikhlas, siapa tahu musim tanam berikutnya akan mendapatkan harga yang menguntungkan. Wallahu a’lam.
2. Mengatur pola tanam
Salah satu hal yang perlu diingat petani cabai adalah bahwa permintaan cabai akan ada di setiap bulannya. Selama ini penanaman cabai dilakukan tanpa berpedoman pada pola tanam. Pada daerah dan bulan tertentu penanaman dilakukan secara besar-besaran. Namun pada bulan tertentu tidak ada penanaman.
Baca juga : Perlunya Pengaturan Jadwal Tanam Cabai Secara Nasional
Kondisi ini mneyebabkan suply atau pasokan cabai menjadi tidak stabil. Pada bulan tertentu terjadi surplus (harga turun) dan pada bulan tertentu mengalami defisit (menyebabkan harga naik berlipat-lipat). Jika anda memiliki lahan yang cukup luas, cobalah menyiasatinya dengan mengatur pola tanam sehingga dapat panen tiap bulan.
3. Masuk pada segmentasi pasar tertentu
Masalah klasik penyebab harga cabai tidak stabil, selain pasokannya yang tidak stabil juga dikarenakan rantai pasok yang panjang. Bagaimana menyiasatinya agar margin keuntungan yang diterima petani tinggi? Menurut saya, pada kasus ini petani perlu mengembangkan diri dan bertranformasi sebagai petani sekaligus pedagang.
Baca juga : Tips dan Cara Jadi Pemasok Sayur/Buah (Supplier) Di Supermarket
Bagaimana jika hal ini tidak memungkinkan? Petani cabai bisa memilih bermitra dengan perusahaan produsen saus, mie instan, pasta, yang membutuhkan cabai segar dalam jumlah banyak. Dengan harga kontrak tertentu petani bisa mendapatkan jaminan kepastian harga. Selanjutnya tinggal bagaimana cara meningkatkan produktivitas pertanaman, tanpa pusing-pusing memikirkan fluktuasi harga.
4. Membentuk kelompok tani atau koperasi
Salah satu cara agar posisi tawar (bargain position) kuat adalah dengan membentuk komunitas, kelompok atau koperasi tani. Kelompok tani atau koperasi bertujuan untuk memutus rantai pasok pemasaran yang terlalu panjang. Koperasi membantu agar cabai bias dijual langsung pada konsumen.
Baca juga : Manfaat Ikut Kelompok Tani : Petani Maju dan Sejahtera
Selain itu kelompok tani dapat difungsikan untuk mencarikan pasar, daerah mana yang sedang kekurangan dan perlu disupply cabainya. Kelompok tani juga dapat bermitra dengan kelompok usaha lain seperti rumah makan/restoran (restaurant) yang setiap harinya membutuhkan cabai.
Demikianlah opini belajartani.com tentang 4 hal yang perlu dilakukan petani cabai saat harga cabai jatuh di dalam negeri dan bagaimana menyikapinya secara bijaksana. Anda boleh setuju atau tidak dengan argumentasi yang saya kemukakan. Saya akan senang jika anda memberikan koreksi dan masukan.
Dunia percabaian memang dipenuhi banyak tantangan. Pemerintah dan siapapun yang peduli dengan nasib petani cabai, perlu mencarikan solusi terbaik atas segala masalah yang timbul akibat naik turunnya harga cabai.
Penyebab naik turunnya harga cabai masih klasik, yakni terletak pada tata niaganya: pasokan yang tidak stabil dan rantai pasok yang panjang. Bertahun-tahun berhadapan dengan masalah ini, tentu kita berharap kita bisa tahu bagaimana cara mengatasinya dan tidak terjebak pada lubang yang sama terus-menerus.
Kini, pertanyaannya adalah mungkinkah, bisakah? Hanya waktu yang bisa menjawab…!
Saya harap semoga memberikan insprirasi dan motivasi. Jangan lupa bagikan pada saudara, sahabat dan teman anda yang lain ya. Sekian dan terimakasih ^^