Pupuk Organik dan Anorganik – Alhamdulillah tak terasa, kini sudah memasuki bulan September, gan. Euforia peringatan Hari Kemerdekaan pun perlahan mulai pudar. Sudah saatnya kita kembali fokus menatap hari-hari esok.
Masih ada waktu 4 bulan untuk mewujudkan impian, harapan, cita-cita atau target di tahun 2016 ini. Jadi, musti tetap yakin dan berusaha untuk mewujudkannya ya.
Yang lagi tanam semoga sukses panen dan dapat harga yang tinggi ya gan, dan bisa segera naik haji…hehe. Aamiiin. Seperti kata Rayhan gan..“Tidak ada yg mustahil di dunia ini, jika kita beriman dan bertaqwa” 🙂
Bulatkan tekad, kobarkan terus semangat gan…walaupun mendung dan panas datang silih berganti. Tetaplah jadi pribadi yang dingin dan hangat di tengah suasana panas yang tiada henti. 😀
Intinya tetap semangat, itus sudah..! Seperti saya yang tetap semangat menulis di sela-sela rutinitas harian, dan di sela-sela kesibukan. Your life is your passion, guys …hehe.

Nah, artikel di awal September ini, saya mau membahas tentang perbedaan pupuk organik vs anorganik. Ceritanya, kebetulan kemarin lusa habis diskusi dengan para senior dan master. Biar gak lupa dan lebih bermanfaat buat sobat belajartani.com, saya posting deh di blog ini.

Buat yang sudah tau atau yang belum, mudah-mudahan bermanfaat ya…ok…. cekidot guys..!
Pupuk berdasarkan asal bahannya (material) dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu pupuk alam (organik) dan pupuk buatan/kimia (anorganik). Berikut lebih jelasnya :

a. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang diperolah dari pelapukan dan penguraian bahan organik yang ada di alam, contohnya antara lain pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau. Berdasarkan sifat-sifatnya di golongkan sebagai pupuk slow release yaitu pupuk yang laju pelepasannya agak lambat.
Kelebihan dari pupuk organik
- Memperbaiki struktur tanah, pupuk organik membuat struktur tanah menjadi remah dan gembur.
- Menaikkan daya serap tanah terhadap air, hal ini menyebabkan tidak mudah kehilangan air terutama pada musim kemarau.
- Mengandung unsur hara yang lengkap, meskipun kadarnya tidak sebanyak pupuk anorganik
- Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, mikroorganisme tanah membantu mengurai bahan organik menjadi senyawa atau unsur yang dapat langsung diserap oleh tanaman. Misal mengubah sisa sampah buah menjadi Nitrat (NO3) atau difosfor pentaoksida (P2O5)
Selain kelebihan di atas, pupuk organik mempunyai beberapa kelemahan antara lain:
- Dari kadar nutrisi, sulit ditentukan kandungan haranya, walau uji sampling namun tetap saja kadar unsur nya tidak diketahui secara pasti dan tepat. Kadarnya pun tak setinggi pupuk anorganik.
- Tingkat kelarutan, bahan penyusunnya bukan unsur sederhana yang dapat diserap langsung oleh tanaman.
- Laju pelepasan nutrisi, proses penguraiannya membutuhkan waktu yang lama, sehingga kinerjanya agak lambat dibandingkan pupuk anorganik.
- Efektifitas penyerapan, dari berat yang sama misal 100 kg pupuk NPK, nutrisi N, P, K yang bisa diserap oleh tanaman pada pupuk anorganik sebesar 64 % dari berat pupuk, sedangkan pada pupuk organik hanya 1 %.
Baca juga : 3 Kelebihan Aplikasi Pupuk Daun Dibandingkan Pupuk Akar

b. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah sebutan bagi pupuk yang dibuat di pabrik-pabrik pupuk, dengan cara mengambil (menambang) bahan-bahan mineral seperti Natrium nitrat dari alam, kemudian diolah dan diproses untuk dikemas dalam kadar hara tertentu. Contohnya, pupuk Urea, ZA, SP36 dan lain-lain.
Pupuk anorganik tersusun dari unsur dan senyawa kimia yang mudah terlarut dan siap diserap tanaman tanpa memerlukan proses penguraian. Oleh karena itu, pupuk anorganik selain disebut pupuk buatan juga dikenal sebagai pupuk kimia.
Penggunaan pupuk kimia sangat diminati oleh petani karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
- Dari kadar nutrisi, jika pada pupuk organik sulit ditentukan kandungan haranya, pada pupuk anorganik atau kimia, takaran haranya pas karena telah dikalkulasi sebelumnya saat di pabrik.
- Kebutuhannya tidak sebanyak pupuk organik sehingga mudah dipindahkan, dan hemat biaya tentunya. Contoh, pada tanaman cabai untuk luasan satu hektar dibutuhkan pupuk za sebanyak 100 kg, tapi pupuk kandangnya berkisar 15-20 ton.
- Tingkat kelarutan, bahan penyusunnya adalah unsur sederhana sehingga dapat mudah diserap langsung oleh tanaman.
- Laju pelepasan nutrisi, dari berat yang sama, reaksinya lebih cepat menyebabkan penyerapannya pun lebih cepat dan lebih efektif dibandingkan pupuk organik.
Disamping kelebihan yang membuat petani tergantung pada pupuk anorganik, mempunyai kelemahan antara lain :
- Aplikasi pupuk kimia ini akan efektif jika sesuai dosisnya, aplikasi pupuk anorganik atau kimia ini jika berlebihan akan membuat tanah menjadi asam. Hal ini dikarenakan mineral pupuk yang tidak diserap tanaman jika bereaksi dengan air (H2O) di tanah akan membentuk senyawa asam.
- Selain meningkatkan kadar keasaman tanah, penggunaan pupuk kimia dalam waktu yang lama jika tidak diimbangi penggunaan pupuk organik akan berdampak negatif antara lain matinya mikroorganisme dalam tanah yang berfungsi sebagai pengurai senyawa organik.
- Kandungan unsur haranya tidak selengkap pupuk organik, pupuk anorganik umumnya hanya mengandung pupuk makro (N, P, K).
- Pupuk anorganik harganya mahal dan terkadang mengalami kelangkaan.
Baca juga :
- Ini dia Cara Mudah Membuat Pupuk NPK Sendiri..! Mudah dan Hemat..!
- Cara Pembuatan Pupuk Organik Serta Peluang Bisnisnya
Ok gan sobat belajartani.com, itulah beberapa perbedaan mendasar antara pupuk organik dan anorganik. Dalam aplikasinya sebaiknya kita tidak hanya mengandalkan pupuk kimia semata, tapi harus imbang antara pupuk organik (alam) dan pupuk anorganik (kimia). Sehingga saling melengkapi dan menutupi kelemahannya masing-masing.
Harapannya selain hasil panen nya melimpah (maksimal), di sisi lain tidak merusak tanah. Kualitas tanah tetap terjaga yaitu tanah kaya unsur hara dan memiliki struktur yang remah.
Sekian dan terimakasih ^^
terima kasih artikelnya kak, mengubah pandangan sya tentang pupuk organik dan anorganik
oh iya gan sama2…kalau boleh tahu bagaimana pandangan kakak terhadap hal tersebut sebelumnya ?