Pembagian Komoditas Pertanian – Haloo sobat BT, berbicara agribisnis (atau bisnis di ruang lingkup pertanian) secara otomatis kita juga akan membahas ruang lingkup komoditasnya.
Sebagaimana kita ketahui, komoditas pertanian berbeda dengan komoditas industri lainnya dimana komoditas pertanian memiliki beberapa karakteristik utama seperti cenderung fluktuatif (harga cepat naik turun), bersifat musiman, memakan tempat luas, ketersediaannya tergantung oleh kondisi alam dan cenderung mudah rusak.
Nah sebagai pelaku bisnis di sektor pertanian, baik itu petani, pedagang maupun pengolah komoditas pertanian, anda perlu dan wajib mengetahui pembagian komoditas pertanian. Kenapa? Karena hal tersebut sangat berkaitan erat dengan roda bisnis yang akan anda jalankan.
Kalau ditinjau dari sisi subsektor bisnis (pertanian secara sempit), maka ada beberapa kelompok komoditas pertanian seperti komoditas pangan, horti, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Nah, sedangkan berdasarkan daya simpannya, komoditas pertanian dibagi menjadi 3 kelompok sebagaimana yang akan kita bahas dengan singkat dan padat namun jelas, pada uraian di bawah ini.
#1. Komoditas pertanian mudah rusak (Perishable)/daya simpan tidak lama
Contoh komodiitas pertanian yang mudah rusak yaitu dari kelompok buah-buahan dan sayuran, tentunya belum mengalami proses pengolahan atau pengawetan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan sayuran dan buah-buahan itu masuk kelompok komoditas pertanian yang mudah rusak secara alami/jika tidak diolah antara lain :
1. Memiliki kadar air yang tinggi. Kandungan air tinggi ini berperan dalam proses enzimatis pada buah dan sayur tersebut.
2. Sayur dan buah dengan kadar air tinggi rentan terhadap kerusakan mekanis, misal karena gesekan atau tekanan, mudah membuat kulit atau daging buah menjadi lebam.
3. Kondisi nomor 1 dan 2 akan semakin cepat proses rusak/busuknya apabila ada interaksi dengan mikroba (mikroorganisme seperti jamur), buah atau sayur akan cenderung mudah busuk.
Baca juga : 9 Jenis Sayuran Berdasarkan Bagian yang Bisa Dimakan
Tapi tidak semua sayur atau buah-buahan masuk kategori mudah rusak. Tergantung daripada bentuk fisik daripada buah atau sayuran tersebut, punya kulit tebal atau tidak. Meskipun mengandung air tapi kalau kulitnya tebal maka daya simpannya juga bisa lama.
![](https://belajartani.com/wp-content/uploads/2019/12/wanita-pecinta-sayuran.jpg)
Contoh buah yang mudah rusak yaitu timun, tomat atau strawberry, kalau kita lihat timun/tomat/strawbery itu punya air yang banyak namun memiliki kulit yang lunak. Kalau dari kelompok sayuran ada dari sayuran daun seperti sawi-sawian, kangkung dll.
Oleh karenanya perlu diperhatikan proses panen dan pasca panennya, khususnya pada proses pengangkutan atau penyimpanannya agar buah/sayur yang sampai di konsumen kualitasnya terjaga (tidak rusak secara fisik).
#2. Komoditas pertanian semi mudah rusak (semi-Perishable)
Komoditas pertanian semi mudah rusak ini cenderung memiliki daya simpan yang jauh lebih lama, cenderung lebih tidak mudah rusak dibandingkan pada kelompok pertama tadi. Selain karena kadar airnya yang jauh lebih sedikit juga karena faktor kulit pelindungnya yang melindunginya dari kerusakan.
Contoh yang masuk komoditas pertanian semi mudah rusak, antara lain kelompok ubi-ubian seperti singkong, talas, kentang. Dari kelompok sayur buah contohnya waluh, apel lokal, squash. Dari kelompok perkebunan contoh kelapa.
Nah komoditas di atas akan cenderung jauh lebih lama daya simpannya meskipun tidak dilakukan pengolahan atau pengawetan. Namun tetap harus diperhatikan teknik penyimpanannya, seperti disimpan di tempat yang kering (tidak lembab).
#3. Komoditas pertanian tahan lama (Non perishable)
Komoditas pertanian tahan lama adalah kelompok komoditas pertanian yang mempunyai daya simpan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga tahunan karena telah melalui proses pengolahan atau pengawetan.
Komoditas pertanian pada kelompok ini sangat menguntungkan khususnya jika produk harus dikirim ke tempat yang jauh. Selain itu, produk dapat disimpan pada gudang-gudang atau lumbung sebagai persiapan masa paceklik (gagal panen).
Contoh komoditas pertanian tahan lama seperti ikan asap (mengalami proses pengasapan), ikan kaleng (mengalami proses pasteurisasi), manisan buah (mengalami proses pengawetan alami) atau bahan pokok biji-bijian jagung beras (mengalami proses pengeringan/drying).
Baca juga : 8 Langkah Mencegah Kebusukan pada Sayuran
Nah sobat BT, demikianlah uraian mengenai pembagian komoditas pertanian berdasarkan daya simpannya. Dengan mengetahui informasi di atas saya harap bermanfaat bagi anda yang hendak terjun di sektor pertanian agribisnis.
Walaupun dengan uraian singkat dan sedikit contoh, paling tidak bisa memberikan gambaran pada anda, bahwa ada komoditas pertanian yang mudah rusak, agak tahan dan ada juga yang lama daya simpannya, dan tentunya memberikan gambaran pada komoditas mana anda akan bermain.
Kira-kira menurut anda, lebih enak bermain (berbisnis) di komoditas mudah rusak atau tahan lama yang membutuhkan proses pengolahan lebih lanjut?