Inilah Teknologi Irigasi Pintar di Greenhouse Berbasis Sensor IoT Canggih

Teknologi Irigasi Pintar – Greenhouse ada banyak jenisnya, berdasarkan teknologi-nya dibagi menjadi tiga macam yaitu, greenhouse low technology, medium technology dan high technology. Perbedaan ketiganya adalah pada teknologi pendukungnya dimana pada greenhouse high technology jauh lebih lengkap.

Pada greenhouse high technology umumnya sudah menggunakan teknologi irigasi pintar atau smart irrigation, yang bekerja secara otomatis, yang terintegrasi dengan teknologi lain seperti teknologi sensor (suhu, kelembapan dll), teknologi Internet of Things (IoT) dan berbagai perangkat pendukung seperti drip tape, cooler, heating, misting/humidier dll.

Pada dasarnya yang dimaksut dengan irigasi pintar adalah sistem irigasi yang bekerja secara dinamis berdasarkan kondisi lingkungan/tanaman. Informasi mengenai kondisi tanaman diperoleh dari perangkat sensor yang dipasang di greenhouse.

Baca juga : Mengenal Teknologi-teknologi Canggih Di Era Pertanian 4.0

Misalnya saat kelembapan udara menurun, maka sensor mengirimkan informasi ke panel kontrol agar menggerakkan perangkat fogger/humidier/misting/sprinkler yang bertujuan untuk meningkatkan kelembapan udara dalam greenhouse.

Rekomendasi :  Mesin Panen Kubota DC70 Bisa Tingkatkan Kualitas Panen Padi atau Jagung ?

Contoh lain apabila kondisi cuaca sedang panas di dalam greenhouse, maka ada perangkat blower/cooler yang berguna untuk menurunkan suhu udara dalam greenhouse sehingga greenhouse menjadi lebih sejuk dan tanaman tidak mengalami stress.

Nampak sejumlah perangkat blower untuk mendinginkan suhu panas dalam greenhouse….

Untuk perangkat irigasi utamanya, biasanya menggunakan drip irigasi (atau irigasi tetes, yang menurut riset memiliki nilai efisiensi penggunaan air paling tinggi dibandingkan teknik irigasi lain seperti sprinkler (pancaran), ataupun irigasi konvensional seperti penggenangan.

Kemudian aktivitas irigasi dapat dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan pemupukan, yang dikenal dengan fertigation (fertigation and irrigation). Larutan pupuk dengan kadar EC tertentu ditempatkan pada tandon air kemudian pada waktu yang ditentukan air dan nutrisi akan sampai pada tanaman secara bersamaan.

Teknologi Irigasi Pintar pada greenhouse…

Pada teknologi smart irrigation, perangkat irigasi tetes-nya sudah bekerja secara otomatis apabila kondisi air tanah di bawah standar, atau kondisi tanaman nampak kekurangan air. Pengairan dapat terjadi kapan saja selama 24 jam apabila tanaman membutuhkan air. Dan tentunya informasi bahwa tanaman membutuhkan air adalah dari perangkat teknologi sensor.

Jadi, jika disimpulkan teknologi smart irrigation ini memiliki banyak keunggulan antara lain :

  1. Hemat di biaya tenaga kerja karena sistem sudah berjalan otomatis (berkat dukungan perangkat sensor), selain itu kegiatan pemupukan dapat diberikan secara bersamaan saat irigasi.
  2. Air irigasi diberikan secara presisi sesuai kebutuhan tanaman atau berdasarkan kondisi lingkungan dalam greenhouse. Baca juga : Teknologi Precision Farming: Optimalkan Hasil dan Minimalkan Resiko Gagal Panen
  3. Adanya integrasi dengan teknologi Internet of Things (IoT), maka mendukung remote controlling (pemantauan jarak jauh). Informasi mengenai suhu, kelembapan, kondisi tanaman dapat dilihat secara real time melalui smartphone ataupun website.
Rekomendasi :  3 Jenis Cara/Metode Irigasi Yang Sering Digunakan Petani [Menurut FAO]

Penggunaan teknologi irigasi pintar berbasis IoT, mendukung petani (grower) untuk memantau kondisi greenhouse selama 24 jam penuh. Di manapun anda berada, kemanapun anda pergi tak masalah karena anda dapat mengetahui kondisi tanaman hanya lewat genggaman tangan (smartphone).

Apabila ada masalah pada perangkat sensor atau perangkat irigasi yang tidak berjalan dengan baik, maka anda pun akan diingatkan agar segera mengambil tindakan perbaikan.

Sebelum adanya integrasi dari teknologi sensor dan IoT, sebenarnya sistem irigasi juga berjalan secara otomatis. Namun bentuk otomatisasinya masih cukup sederhana, dimana petani atau grower dapat menentukan kapan jam waktu sistem irigasi mulai menyala, seberapa lama sistem irigasi berjalan dan kapan ia harus berhenti.

Baca juga : Inilah Agrobot, Robot Pemanen Strawberry Berteknologi Sensor, Jadikan Panen Mudah Dan Cepat

Sistem irigasi otomatis berdasarkan jam waktu sperti di atas itu bekerja dengan bantuan perangkat selenoid valve yang dapat membuka otomatis untuk mengalirkan air kemudian menutup, serta menghidupkan pompa air, berdasarkan pengaturan waktu pada perangkat timer (dipasang di perangkat panel kontrol).

Rekomendasi :  Mengenal Singkat Kitab Al-Filaha, Sumbangan Besar Dunia Islam untuk Pertanian Dunia

Contoh perangkat timer bisa anda setting mulai nyala jam 07.00. Jika kebutuhan tanaman akan debit air dirasa cukup selama 30 menit perangkat irigasi tetes menyala, maka tinggal anda setting di timer perangkat mati/off pada jam 07.30.

Dengan teknologi smart irrigation berbasis IoT, irigasi bisa diaplikasikan berdasarkan kombinasi waktu dan umpan balik respon. Kemudian data mengenai semua kegiatan irigasi dicatat di server/cloud sehingga anda punya data yang lengkap tentang apa yang sudah diaplikasikan dan kapan waktunya.

Perangkat yang digunakan pada irigasi pintar dalam greenhouse: pengukur tekanan air, perangkat sensor (suhu, tanah, kelembapan), pipa drip tape, misting dan sprinkler, pompa dan selenoid valve, injektor pupuk dan lain-lain.

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *