Jeruk Keprok Batu 55 – Bibit unggul pada saat ini merupakan sebuah kebutuhan utama bagi para petani maupun pekebun. Tak terkecuali dengan petani atau pekebun jeruk, juga membutuhkan varietas unggul, misalnya varietas jeruk Batu 55.
Saya mengenal jeruk Batu 55 saat mengunjungi kota Batu, saya membeli oleh-oleh buah jeruk yang pada waktu itu memang banyak dijual di sepanjang jalan raya Batu-Malang.
Jeruk Batu 55 rasanya manis, asam dan segar membuat semua orang menyukainya. Awalnya saya pikir ini buah impor, ternyata saya salah.
Seperti namanya jeruk Batu 55 berasal dari kota Batu. Ternyata buah lokal pun rasanya tak kalah dengan buah impor. Ini bahkan jauh lebih enak dari jeruk siam impor.
Itulah kesan pertama saya setelah mengkonsumsi buah jeruk Batu 55 yang menurut saya rasanya the best lah.
Kesan itu pulalah yang akhirnya membuat saya, kemudian tertarik gugling mencari informasi tentang jeruk ini, dimana sentra penanamannya, dan bagaimana cara penanaman jeruk Batu 55.
Sapa tahu nanti saya punya lahan luas, mungkin akan saya gunakan untuk menanam buah jeruk varietas Batu 55 tersebut. Betewe kalau ingat sayang sekali waktu itu hanya cuman beli 3 kg. Jujur saya suka dan merasa kurang hehe.
Menurut laman balitjestro.litbang.pertanian.go.id, jeruk Batu 55 memiliki banyak keunggulan sehingga tidak hanya dikenal di kota Batu saja, namun oleh pecinta jeruk di seluruh Indonesia.
Keunggulan jeruk Batu 55 antara lain
- Mempunyai warna kulit yang menarik yaitu kuning hingga jingga
- Budidaya jeruk Batu 55 dinilai cukup mudah khususnya masalah pemeliharaan
- Potensi produksi tinggi yaitu 100 kg per pohon, asal perawatan intensif
- Dari segi harga jeruk Batu 55 juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk tipe siam
- Rasanya segar, selain rasa manis juga ada rasa asam segar (sesuatu yang tidak ditemui di jeruk impor)
Jadi dengan keunggulan di atas, jeruk Batu 55 bisa digunakan untuk membendung laju jeruk impor yang banyak beredar di pasar dalam negeri.
Bagaimana, apakah anda tertarik menanam jeruk Batu 55? Jika iya, maka hal selanjutnya yang perlu anda lakukan adalah menentukan lokasi kebun.
Masih menurut laman yang sama, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat hendak memilih lokasi kebun, dimana hal tersebut sangat menentukan tingkat keberhasilan usahatani jeruk Batu 55 yaitu :
Ketinggian tempat – lokasi tanam jeruk Batu 55 disarankan di dataran tinggi yang beriklim sejuk yaitu pada ketinggian 800-1200 mdpl.
Sumber air – air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi tanaman untuk dapat tumbuh. Maka dalam memilih lokasi kebun wajib tersedia sumber air yang memadai.
Karakter tanah – karakter tanah yang ideal untuk tanaman jeruk yaitu yang drainasenya bagus, lapisan tanahnya dalam dan seragam, dan tidak ada lapisan keras atau pada hingga kedalaman lebih dari 75 cm.
Curah hujan – jeruk Batu 55 optimum ditanam di daerah dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun. Untuk menginduksi bunga tanaman membutuhkan periode kekerigan (untuk stress air) sekitar 2 sampai 3 bulan terus menerus.
Cahaya matahari – jeruk Batu 55 membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup yaitu kurang lebih 8 jam/hari. Dengan demikian maka perlu dicari lokasi yang tidak ternaungi oleh tanaman atau pohon-pohon yang tinggi.
Akses jalan utama – bertujuan agar memudahkan petani dalam pengadaan sarana produksi seperti pupuk, agrochem, serta pengangkutan hasil panen jeruk.
Lebih-lebih jika lokasi kebun anda terletak di jalan utama, bukan tidak mungkin kebun tersebut difungsikan juga untuk agro wisata.
Jeruk Batu 55 ini jeruk keprok atau jeruk siam ?
Jeruk merupakan salah satu jenis tanaman buah yang bisa tumbuh di berbagai tempat mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, baik di daerah subtropis maupun tropis.
Jeruk pun banyak sekali jenisnya. Sobat bisa baca jenis-jenis jeruk yang banyak ditanam di Indonesia di link berikut >> 7 Jenis Jeruk yang Paling Banyak Ditanam Di Indonesia (Plus Gambar).
Kebanyakan orang masih bingung membedakan antar jenis jeruk, khususnya lagi antara jeruk keprok (Citrus reticulata) dan jeruk siam (Citrus Nobilis).
Namun walaupun nampak mirip, ada beberapa karakter yang sangat khas yang membuat keduanya nampak berbeda.
Bentuk daun – helaian daun jeruk siam lebih besar daripada jeruk keprok.
Bentuk buah – bentuk buah baik jeruk keprok maupun siam sama-sama bulat, namun pada jeruk keprok terdapat ciri khas berupa konde.

Ukuran buah – jeruk keprok relative lebih besar dibanding dengan jeruk siam.
Rasa buah – jeruk keprok rasanya manis dan sedikit asam, sementara jeruk siam cenderung manis.
Kulit buah – jeruk keprok jauh lebih tebal dibanding jeruk siam. Pori-pori kulit jeruk keprok jauh lebih jarang dan lebih terasa kasar dibanding jeruk siam.

Bentuk dan ukuran pulp – pulp atau daging jeruk, pada jeruk keprok jauh lebih kasar dibanding jeruk siam.
Albedo – albedo atau lapisan tengah jeruk yang mirip spons warna putih, pada jeruk keprok tekstur albedo jauh lebih kasar.

Nah, dari ulasan di atas, menurut anda jeruk Batu 55 termasuk jenis keprok atau jeruk siam? Berdasarkan karakter di atas, jeruk Batu 55 termasuk jenis jeruk keprok. Oleh karenanya banyak juga yang menyebut dengan nama lengkap, yakni jeruk keprok Batu 55.
Prospek pengembangan jeruk Batu 55
Jeruk keprok Batu 55 yang merupakan varietas jeruk lokal asal kota Batu itu, tergolong sebagai varietas jeruk unggul.
Hal tersebut terbukti setelah varietas jeruk Batu 55 menjadi juara 1 kategori jeruk manis pada Lomba Buah Unggul Nusantara (LBUN) tahun 2016, mengalahkan varietas jeruk Siam Banjar di peringkat 2 dan jeruk Siam Pontianak diperingkat 3.
Bisa dibilang varietas Batu 55 merupakan varietas jeruk keprok terbaik saat ini di Indonesia. Sehingga bisa dibilang prospek pengembangan jeruk keprok Batu 55 cukup cerah.
Oleh karenanya banyak petani jeruk yang tertarik menanamnya. Bahkan petani apel di kota Batu banyak yang beralih menjadi petani jeruk Batu 55.
Terlepas dari faktor bahwa suhu di kota saat ini semakin meningkat sehinggga memaksa tanaman apel bergeser ke lokasi yang jauh lebih tinggi dan dingin, seperti Pujon atau Poncokusumo.