Alat Ukur Pertanian – Untuk dapat menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya baik dan sehat, tanaman membutuhkan asupan air dan nutrisi yang cukup.
Pada postingan sebelumnya yakni tentang precision farming atau pertanian presisi, pernah dibahas bahwa segala sesuatu hal menyangkut input pertanian perlu dihitung secara cermat, tidak boleh kekurangan dan tidak boleh kelebihan.
Hal tersebut dikarenakan tanaman sebagai makhluk hidup membutuhkan air, nutrisi, dan kondisi lingkungan pada kondisi yang seimbang.
Artinya apa, jika dosis makanan berupa pupuk (misalnya) diberikan dengan jumlah yang kurang atau tidak sesuai rekomendasi dosis maka pertumbuhan tanaman menjadi tak optimal.
Baca juga : Mengenal Apa Itu Teknologi Precision Farming atau Pertanian Presisi ??
Sebaliknya juga demikian, jika berlebihan juga tidak baik. Oleh karenanya dosis pemberian pupuk harus berdasarkan dosis yang tepat, berdasarkan kebutuhan tanaman.
Begitu juga kondisi lingkungan yang mendukung seperti suhu, pH, EC, kelembapan dan lain-lain juga harus pada kondisi yang nyaman bagi pertumbuhan tanaman.
Untuk itu, diperlukan alat yang dapat mengukur semua variabel yang berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman tersebut, agar produktivitas usahatani bisa optimal dan resiko kegagalan bisa diminimalisir.
Nah sobat belajartani.com, berikut ini kami sajikan alat-alat ukur yang digunakan dan dibutuhkan di usaha pertanian yang dapat membantu kita para petani mencapai pertanian yang akurat/presisi (precision farming).
1. DO Meter – DO merupakan singkatan dari Dissolve Oxygen. DO meter digunakan untuk mengukur kadar oksigen terlarut dalam air atau pun dalam larutan.

Jadi bisa menjadi acuan dasar untuk menyimpulkan baik tidaknya kualitas air, misalnya di kolam, di sawah mina padi ataupun di tambak.
2. pH Meter – pH merupakan singkatan dari Potential Hydrogen. pH Meter digunakan untuk kadar keasaman suatu zat, atau suatu larutan, yang diukur dengan skala 1-14 (semakin kecil semakin asam).

pH meter digunakan bagi petani untuk mengetahui kondisi tanah, jika status tanahnya asam maka akan ditambahkan dolomit (kapur pertanian) untuk menaikkan pH.
Sementara bagi petambak digunakan untuk mengukur pH tambah agar bisa tidak asam, karena optimum untuk tambak berkisar di angka 7-9.
3. EC Meter – EC merupakan singkatan dari Electrical Conductivity. EC Meter digunakan untuk mengukur kadar/tingkat kepekatan larutan nutrisi.

Karenanya EC Meter merupakan alat wajib bagi para pemain hidroponik karena dibutuhkan saat meracik nutrisi AB Mix untuk tanaman hidroponik mereka.
4. Refractometer – Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar gula (brix) misalnya pada buah atau komoditas pertanian lain seperti tebu atau madu.

Jadi alat ini berguna sebagai acuan untuk menentukan tingkat kematangan buah yang ditandai dengan tingginya kadar gula/karbohidrat.
5. Turbidity Meter – Turbidity Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan air atau larutan. Alat ini biasa digunakan oleh pengusaha air minum, untuk mengetahui apakah air layak dikonsumsi atau tidak.
Selain itu juga digunakan di bidang perikanan untuk memastikan bahwa air di kolam budidaya sehat bagi pertumbuhan ikan.

6. TDS Meter – TDS merupakan singkatan dari Total Dissolved Solids. TDS Meter berfungsi untuk mengukur jumlah total larutan padat yang terkandung dalam air.
Dengan kata lain TDS Meter digunakan untuk mengukur kemurnian air, apakah ia mengandung mineral berbahaya (seperti merkuri, ferum, dan alumunium) atau tidak.
Oleh karenanya alat tersebut banyak digunakan pada perusahaan air minum (PAM), air isi ulang, serta perusahaan pertanian dengan sistem hidroponik (termasuk aquaponik dan aeroponik).
7. Pressure Gauge – adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan air pada sistem hidroponik tertutup, maupun pada sistem irigasi tetes (drip tape irrigation).

Selain itu Pressure Gauge juga digunakan untuk mengukur tekanan gas pada tabung gas tertutup.
8. Grain Moisture Meter – Adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar air/kelembapan pada suatu zat. Alat ini guna untuk mengukur kadar air pada komoditas pertanian misalnya kadar air beras, kadar air jagung dan lain-lain.

Dengan Moisture Meter, kita menjadi tahu kadar air komoditas tertentu apakah sudah memenuhi standar atau belum.
9. Humidity Meter – Adalah alat yang berguna untuk mengukur kelembapan atau kandungan/kadar air yang tersimpan dalam pori-pori tanah.
Mengetahui kondisi kelembaban tanah sangat penting karena tanaman dapat tumbuh optimal pada tingkat kelemban normal/ideal yakni berkisar 30-50%.
Pada tingkat kelembaban tanah yang tinggi misalnya di atas 80%, bisa menyebabkan akar tanaman busuk. Sementara jika di bawah ambang batas 30%, maka bisa dikatakan tanah tersebut kering atau kurang basah sehingga perlu dilakukan penyiraman.
10. NIR Detector/NIR Spectrometer – NIR merupakan singkatan dari Near Infra Red (infra merah dekat). NIR Detector berfungsi untuk mengukur tingkat kematangan buah dengan cara mendeteksi kadar pati/gula/protein dan karbohidrat.
Dengan akurasi setidaknya 90% tentu alat tersebut sangat berguna bagi konsumen, pedagang bahkan petani buah untuk mengetahui sudah seberapa matang buah, sehingga saat buah dipanen kualitasnya tinggi (brix-nya tinggi).

Keunggulan NIR Spectrometer dibanding teknik lain yaitu akurat, cepat (untuk analisa sekaligus mengetahui hasilnya), tanpa bahan kimia dan terpenting dia non-destruktif (tanpa merusak buah).
Selain untuk buah, NIR Detector juga digunakan untuk mengukur tingkat kemurnian madu, kemurnian susu, kadar minyak atsiri, kualitas telur ayam dan lain-lain.
Selengkapnya anda bisa membaca artikel berikut >> Dengan Teknologi Near Infra Red (NIR) Mengukur Kematangan Buah Jadi Mudah, Cepat Dan Akurat.
Nah sobat belajartani.com, itulah alat-alat ukur yang digunakan dan dibutuhkan di usaha pertanian yang membantu tercapainya pertanian presisi (precision farming).
Semoga informasinya bermanfaat ya…!