Teknologi Pertanian Modern, Jawaban untuk Krisis Pangan Dunia

Teknologi Pertanian Modern – Welcome to August, sobat BT. Kali ini saya ingin posting tentang teknologi pertanian modern (modern farming technology) yang kini sedang menjadi tren di berbagai negara termasuk di Indonesia.

Nah, seperti yang kita ketahui sobat BT, jumlah penduduk dunia tiap tahun mengalami kenaikan seara eksponensial. Dampak dari kenaikan ini otomatis kebutuhan akan bahan pangan pun juga mengalami kenaikan.

Sayangnya dengan meningkatnya kebutuhan pangan ini, justru terjadi penurunan lahan-lahan produktif pertanian. Baik itu karena kebijakan alih fungsi lahan, jumlah petani yang menurun ataupun tantangan alam yang kian sulit ditebak dan berpengaruh nyata terhadap kegiatan produksi pertanian.

Maka dari sanalah manusia dituntut untuk meningkatkan efektifitas produksinya, baik itu efektivitas waktu maupun efektivitas lahan.

Banyak terobosan teknologi modern di bidang pertanian yang nyatanya sangat bermanfaat. Penggunaan teknologi pertanian modern (modern farming technology) biasanya identik dengan penggunaan alat-alat dan mesin canggih, serta penemuan-penemuan lain di bidang pertanian.

Baca juga : Mengenal Teknologi-teknologi Canggih Di Era Pertanian 4.0

Jika dulu pertanian dikerjakan secara manual oleh petani dan memakan waktu yang lama, kini lahan yang luas bisa dikelola oleh beberapa orang saja.

Selain efektif di waktu, juga efisien di biaya tenaga kerja yang proporsinya selalu paling besar dibandingkan biaya yang lain.

Petani Kece. Source: istockphoto.com

Program intensifikasi pertanian atau panca usaha tani yang selama ini diterapkan akan lebih baik lagi apabila didukung oleh teknologi modern untuk mengatasi krisis pangan dunia.

Penggunaan teknologi modern, atau modernisasi pertanian sepertinya menjadi pilihan yang tepat di tengah tekanan untuk mengatasi krisis pangan dunia.

Apa saja teknologi pertanian modern (modernisasi pertanian) yang digunakan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia?

Ok kita bahas secara singkat saja ya sob, yakni mulai dari teknologi olah tanah hingga panen. Check it out ya guys..!

a. Traktor/Tractor (kendaraan pertanian)

Traktor (tractor) secara bahasa berasal dari kata traction dan motor, yang berarti motor yang menarik.

Secara istilah traktor merupakan kendaraan yang digunakan untuk mendorong atau menarik trailer (mesin pertanian) dimana mesin-mesin tersebut mempunyai fungsi beragam antara lain untuk membajak (plow), untuk membuat bedengan, menanam, penyiangan, aplikasi pestisida hingga memanen.

Sebagai salah satu bagian dari mekanisaasi pertanian, traktor membuat pekerjaan lebih cepat dan hemat biaya, waktu serta tenaga (efisien) bahkan berperan dalam meningkatkan hasil produksi pertanian.

Baca Juga :  4 Jenis Teknik Olah Tanah Pertanian

Bayangkan saja lahan berpuluh hektar jika dikerjakan oleh tenaga manusia akan membutuhkan puluhan orang, dengan traktor hanya dikerjakan oleh beberapa orang saja.

*Dari jenis roda, traktor dikelompokkan menjadi 2 tipe yakni tipe roda (wheel tractor) dan tipe rantai (track tractor).

wheel tractortrack tractor (source: finninf.com)

*Dari tipe roda traktor dikelompokkan menjadi 2 tipe yakni traktor 2 roda dan traktor 4 roda

  • Traktor 2 roda (hand tractor), umumnya digunakan pada lahan yang sempit (garden tractor). Mudahnya dalam mengeoperasikan membuat traktor ini banyak digunakan petani di indonesia, selain karena lahan yang dimiliki tidaklah luas. Traktor ini cukup efektif digunakan untuk mengolah tanah yang memiliki struktur tanah yang gembur dan remah.
  • Traktor 4 roda, sangat cocok dioperasikan pada areal lahan yang luas dengan kondisi tanah yang bervariasi (seperti di Amerika Serikat, Kanada atau Australia). Traktor roda 4 berfungsi untuk membantu menarik atau mendorong alat/mesin pengolah tanah seperti rotavator, cultivator dan lain-lain.

b. Alat/Mesin Pengolah Tanah (Soil cultivators)

Tanah yang baik adalah tanah yang memenuhi syarat tumbuh bagi tanaman. Secara umum pengolahan tanah dibagi menjadi 2 fase yakni olah tanah 1 dan olah tanah 2.

Fase Olah tanah 1  adalah membolak balik tanah dan membuat struktur nya menjadi halus dan lembut, sedang fase olah tanah 2 yakni saat mengaduk pupuk dasaran, merapikan bedengan, hingga bedengan siap ditanami.

Alat pengolah tanah banyak jenis macamnya. Dilihat dari segi ukuran ada yang ukurannya besar dan ada yang ukurannya kecil.

Dari segi fungsinya antara mesin penghancur tanah, mesin pembuat bedengan, mesin pembuat parit, mesin perata tanah dan lain-lain.

1. Rotavator

Rotavator

Rotavator adalah jenis traktor yang berguna untuk menghancurkan bongkahan tanah menjadi bentuk yang lembut. Rotavator mempunyai 2 jenis yakni hand rotavator dan rotary tiller.

2. Cultivator

Cultivator (source: agriexpo.online)

Cultivator mempunyai fungsi utama yakni untuk menyiapkan persemaian (seedbed) dengan cara menciptakan aerasi tanah yang baik, serta melakukan penyiangan (kontrol gulma) sekaligus mencampurnya dengan tanah.

3. Bajak (moldboard plow)

Bajak (plow)

Bajak, istilah yang tidak asing, merupakan kegiatan membolak-balik lapisan tanah sehingga lapisan bawah yang masih subur (banyak mengandung unsur hara) bias terangkat ke atas. Sebaliknya lapisan atas yang banyak mengandung gulma dapat tertimbun dan terurai menjadi pupuk kompos.

Kegiatan bajak umumnya dilakukan jauh hari sebelum transplanting (penanaman). Untuk komoditas horti seperti cabai, setelah lahan dibajak biasanya di biarkan dulu selama seminggu agar tanah yang masih basah dan lembab mongering, setelah kering barulah di bentuk bedengan (seedbed).

4. Garu (rake)

Garu berfungsi sebagai penghancur dan perata permukaan tanah (terutama bongkahan tanah yang padat dan keras) sehingga menjadi lebih mudah untuk ditanami. Selain itu, garu juga digunakan untuk mencampur pupuk dan kompos atau sisa-sisa tanaman sebelumnya sehingga dapat meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah.

c. Alat Pengukur pH Tanah (pH tester/soil tester)

pH tester/soil tester

Tanah asam menimbulkan dampak yang buruk bagi pertumbuhan tanaman sehingga perlu di cek terlebih dahulu berapa nilai pH pada tanah.

Baca Juga :  Canggih ! Di Sundrop Farms Australia Tanam Sayur Pakai Air Laut (Sea Water)

Kegiatan pengecekan pH tanah bisa dilakukan dengan kertas lakmus. Cara ini sangat sederhana, kekurangannya ada pada tingkat akurasinya.

Untuk hasil pengecekan yang lebih akurat gunakanlah pH tester/soil tester, dimana alat ini memiliki banyak kelebihan seperti nilai akurasinya yang terjamin, tahan lama, anti air serta cara penggunaaanya sangat sederhana yakni cukup ditancapkan ke tanah dan nantinya jarum tersebut akan menunjukkan berapa nilai pH tanah tersebut.

Baca juga :

d. Penggunaan Benih Unggul (superior seed)

Teknologi benih pada era milenium mengalami kemajuan yang pesat sekali. Banyak sekali riset-riset dan penemuan varietas benih uggul baik itu yang dilakukan oleh pemerintah atau perusahaan benih swasta.

Penggunaan benih unggul sangat membantu percepatan produksi komoditas pertanian, selain memangkas waktu karena sifatnya yang genjah juga memiliki potensi hasil (produktivitas) yang jauh lebih besar dibandingkan dengan benih lokal, dan secara genetik memiliki ketahanan terhadap hama penyakit.

Oleh sebab itu, dalam konsep pertanian modern, penggunaan benih unggul akan sangat membantu dalam mengatasi masalah krisis pangan dunia pada masa yang kan datang.

e. Mesin Penanam Bibit (transplanter)

Paddy transplanter. source : tractorjunction.com

Corn tranplanter (penanam benih jagung)

Mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam benak kita bahwa ada mesin yang dapat digunakan untuk menanam bibit.

Nyatanya hal itu kini benar-benar terjadi. Kini telah ditemukan mesin transplanter yang dapat menanam bibit secara otomatis.

Dengan mesin transplanter, menanam padi jadi sangatlah mudah, sekalipun luasannya berhektar-hektar.  Menurut beberapa sumber, mesin ini mampu menanam padi luasan 1 hektar hanya dalam waktu 3 jam saja.

Berbeda sangat jauh kan jika menggunakan cara tanam konvensional, akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan jumlah tenaga manusia yang jauh lebih banyak.

f. Alat Penyemprot Pestisida (pesticide sprayer)

Diesel sprayer

Penyemprot fogging

Salah satu teknik pengendalian hama penyakit yang paling banyak digunakan adalah teknik penyemprotan. Kalo dulunya masih menggunakan tangki manual (manual sprayer), kini sudah menggunakan teknologi electric sprayer (sprayer listrik) dan teknologi diesel sprayer yang sangat efektif, hemat waktu dan tenaga, terutama untuk aplikasi lahan yang luas.

Di negara-negara maju yang lahan pertaniannya luas, aplikasi penyemprotan pestisidanya bahkan dilakukan dengan cara yang lebih “canggih” lagi yakni dengan menggunakan pesawat terbang.

Jika teknik penyemprotan menimbulkan residu pestisida di lahan, maka ada teknik yang bisa meminimalisirnya yakni dengan teknik pengasapan atau fogging yang menggunakan alat yang disebut swingfog. Pada umumnya aplikasi fogging dilakukan untuk mengendalikan hama di gudang penyimpanan.

Baca juga : 6 Cara Aplikasi Pestisida yang Biasa Dilakukan di Lapangan

g. Alat Pengairan (irrigation)

1. Irigasi tetes (drip tape)

Drip tape

Irigasi tetes saat ini sangat digemari oleh petani di dalam dan luar negeri. Penggunaan irigasi tetes terbukti selain memberikan kemudahan bagi petani, juga dapat mengefektifkan penggunaan air (lebih terukur) sehingga hemat air.

Baca Juga :  Tips dan Cara Tumpangsari Cabai dan Tomat, Strategi Cegah Resiko Kegagalan Usahatani

Pemberian air sedikit-sedikit secara pelan-pelan ternyata juga mampu menjaga tingkat kesegaran tanaman. Air yang keluar berupa tetesan itu akan langsung tepat mengenai akar tanaman sehingga mencegah kemungkinan besar air yang menguap. Hebatnya lagi, bisa operasikan bersamaan dengan pemupukan sehingga akan jauh lebih efisien.

2. Irigasi air curah (sprinkle irrigation)

Watering Sprinkler

Irigasi air curah bisa anda temui di daerah penanaman komoditas wortel, kentang serta kubis-kubisan, umumnya sih di area lereng pegunungan. Teknik irigasi air curah tersebut banyak digunakan karena dianggap mampu mengoptimalkan penggunaan air.

Walaupun untuk biaya alat dan instalasinya cukup mahal, tapi akan terbayar dengan hasil sebaran airnya yang merata, mengurasi tingkat erosi lahan serta bisa di otomatisasi tekanan dan waktunya. Dengan demikian sangat menghemat waktu dan tenaga terutama untuk areal yang luas.

Baca juga : (Terbukti) 3 Teknik dan Cara Pengendalian Kutu Kebul Secara Efektif dan Efisien

h. Teknologi Rumah Kaca (green house)

Teknologi green house atau rumah kaca, banyak sekali digunakan petani hortikultura (sayur dan bunga). Di tengah kondisi iklim dan cuaca yang sulit ditebak, menggunakan green house akan sangat meminimalisir tingkat kegagalan usahatani.

Penggunaan green house memungkinkan tercipta kondisi cuaca yang dikehendaki dan ideal untuk pertumbuhan tanaman.

Kalo anda perhatikan tanaman dalam green house akan jauh lebih aman dari akibat buruk perubahan suhu dan kelembapan yang selalu berubah-ubah, serta serangan hama penyakit tanaman yang berasal dari sekitar areal penanaman.

Jika saat ini kondisi iklim mikro yang dapat manusia manipulasi, bukan hal yang mustahil jika kedepannya ada teknologi yang mampu merekayasa iklim makro seperti issu teknologi HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program).

Dimana teknologi HAARP ini diisukan bisa mengatur cuaca, seperti membuat, hujan, badai bahkan tsunami. Namun sejauh ini isu tersebut masihlah menjadi misteri yang belum terungkap.

i. Mesin pemanen (combine harvester)

Mesin pemanen merupakan kombinasi beberapa fungsi seperti memotong, merontokkan dan menampi. Dengan mesin ini panen dilakukan lebih cepat, lebih murah (karena mengurasi biaya tenaga kerja) serta hasil gabah yang bersih.

Di tengah sulitnya mencari tenaga kerja, maka menggunakan mesin pemanen (combine harvester) adalah pilihan yang tepat.

Mesin pemanen padi, paddy combine harvester

Mesin pemanen jagung, corn combine harvester

Nah sobat BT, itulah beberapa penjabaran tentang teknologi pertanian modern mulai dari hulu hingga hilir yang kini digunakan hampir di seluruh belahan dunia, mulai dari pra-tanam hingga panen, dengan berbagai perkembangan teknologinya.

Mudah-mudahan teknologi tersebut benar-benar bisa mengatasi krisis pangan yang menimpa umat manusia.

Semoga bermanfaat ya, dan jangan lupa untuk membagikan manfaat informasi pada artikel ini kepada saudara, sahabat atau teman anda yang lain. Sekian dan terimakasih ^^

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *