Cara Arab Saudi Dapatkan Air – Hallo sobat BT, di dunia ini ada 19 negara yang tidak memiliki sungai. Tentu nama Indonesia tidak ada dalam daftar tersebut.
Sebagian besar negara yang tidak memiliki sungai itu terletak di Kawasan timur tengah. Salah satunya Arab Saudi. Nah, karena tidak punya sungai, negara-negara tersebut memiliki masalah dalam kebutuhan air bersihnya.
Selain tak punya sungai, Arab Saudi memiliki kondisi geografis yang gersang dan curah hujan yang rendah, sehingga membuat Arab Saudi tak bisa mengandalkan sumber air alami.
Lalu bagaimana cara Arab Saudi dapatkan air untuk memenuhi kebutuhan air minum dan pertanian ? Teknologi apa saja yang digunakan untuk dapatkan air bersih?
#1. Sumber Air tanah (ground water)

Sumber air tanah adalah sumber air yang diperoleh dari sumur-sumur bor, lalu diteruskan dengan jaringan pipa untuk konsumsi maupun keperluan lahan pertanian. Sejak tahun 1970-an pemerintah Arab Saudi telah mengebor puluhan ribu sumur bawah tanah. Sumber air tanah di Arab Saudi, banyak terdapat di selatan dan barat laut negara, seperti wilayah Hofuf.
#2. Sumber Air Permukaan (surface water)

Sumber air yang berada di atas permukaan tanah yaitu berasal dari lembah-lembah dan sungai. Namun jumlahnya terbatas hanya di beberapa daerah saja seperti lembah Wadi As-sirhan, Wadi Hanifah, Wadi Alrammah, Wadi Al-lith dan daerah perbukitan sekitar Jeddah.
Selain dari lembah dan sungai, sumber air permukaan di Arab Saudi juga berasal dari embung/bendungan (dam) yang dibangun oleh pemerintah, untuk menangkap dan menyimpan air hujan. Beberapa yang terbesar adalah bendungan di Najran, Wadi Jizan, Wadi Fatima, Wadi Bisha.
#3. Air Daur Ulang

Air daur ulang berasal dari limbah rumah tangga di daerah perkotaan. Pemerintah kerajaan arab suadi setidaknya telah berhasil mendaur ulang 40% air dari rumah tangga.
Sejumlah pabrik daur ulang air telah dibangun di Riyadh, Jeddah dan kota besar lain, yang kemudian digunakan untuk keperluan pertanian dan taman kota, jadi bukan untuk dikonsumsi kembali..
#4. Teknologi Desalinasi Air Laut

Arab Saudi memiliki luas wilayah 2 juta km persegi dan mayoritas wilayah nya adalah gurun pasir dan beriklim kering.
Meski tak punya sungai permanen, namun memiliki beberapa wadi atau palung sungai yang teraliiri saat musin hujan besar.
Sebelumnya, untuk kebutuhan air mereka, mereka mewarisi system air dari ottoman yang mengalirkan air dari sumur Alwazhiriyah ke Jeddah.
Namun tetap saja saat musim haji tiba, banyak jamaah yang mengalami kelangkaan air, sehingga raja Abdul Aziz bin Abdul Rahman Alsaud memerintahkan mengimpor 2 mesin besar untuk desalinasi air laut.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat, tahun 1965 dibentuklah Kementerian Lingkungan, Air dan Pertanian negara itu (Ministry of Environment, Water and Agriculture), yang bertugas menghitung kelayakan pembangunan pabrk desalinasi air laut.
Lalu dibangun 2 pabrik desalinasi air laut di alwat dan duba tahun 1969, lalu pabrik desalinasi air laut bersekala besar dapat menghasilkan air bersih 50.000 meter kubik per harinya tahun 1970.
Kemudian semenjak itu banyak dibangun desalinasi air laut di sepanjang pesisir pantai. Tahun 1974 didirikan Saline Water Conversion Corporation yang disingkat SWCC yang bertugas untuk mengoperasikan pabrik-pabrik desalinasi air laut di Arab Saudi
SWCC mampu menyediaan air bersih sebanyak 3,5 juta meter kubik, dan 3500 megawaat listrik per hari.
Dari 30 pabrik desalinasi pabrik yang dibangun, dibangun pula jaringan pipa air dari desalinasi sepanjang 4000 km untuk mengirim air ke seluruh penjuru jazirah Arab, dan menjadikan Arab Saudi sebagai produsen air desalinasi terbesar di dunia.
Fungsi SWCC bukan hanya untuk menghasilkan air bersih dan listrik saja, tapi juga membangun pusat penelitian dimana hasil penelitian ini menjadi refrensi utama di dunia dalam teknologi pengembangan desalinasi air laut.
#5. Teknologi Cloud Seeding

Selain teknologi desalinasi air laut, Arab Saudi juga menggunakan teknologi cloud seeding yaitu suatu teknologi untuk memodifikasi cuaca dengan cara mengubah wujud atau jumlah air hujan yang jatuh dari awan.
Hal ini dilakukan dengan cara menyebarkan zat yang mengembunkan awan ke udara menggunakan pesawat atau drone. Yang mana nantinya akan mengubah proses-proses mikro di dalam awan.
Dengan cloud seeding ini akan dapat meningkatkan hingga 25% lebih banyak curah hujan yang turun. Dan cloud seeding ini biayanya lebih murah dibandingkan dengan teknologi desalinasi air laut.
Selain Arab Saudi, Uni Emirate Arab, Iran dan Maroko juga menggunkan program cloud seeding ini. Namun cloud seeding ini hanya effektif jika di area tersebut memiliki awan.
Jadi, saat ini 50 % kebutuhan air Arab Saudi diperoleh dari desalinasi air laut yang telah berjalan sekitar 100 tahunan, 40% dari hasil pengeboran air tanah dan 10% lainnya dari air pegunungan dari barat daya Arab Saudi.
Baca juga : Keren ! Negara Gurun Arab Saudi Bisa Swasembada Sayur dan Buah. Ternyata Begini Caranya !
Nah, sobat BT itulah beberapa cara Arab Saudi dapatkan air, selain beberapa cara di atas, Arab Saudi diketahui juga melakukan impor air bersih untuk kebutuhan konsumsi air minum dari negara tetangga nya seperti Yordania dan Mesir.
Bagaimana menurut anda ??