Fumigan Bersumbu – Tikus dari sudut pandang pertanian khususnya komoditas padi, masuk kategori hama utama. Tidaklah berlebihan memasukkan tikus ke dalam hama utama lantaran dampak serangannya yang cepat dan massif.
Dalam melakukan serangan tikus tak pilih-pilih fase pertumbuhan tanaman. Sejak di persemaian, saat terbentuk buah, hingga buah hasil panen sampai di gudang penyimpanan. Bahkan buah yang sudah sampai di meja konsumen akhir juga tak lepas dari target sasaran hama tikus.
Namun berdasarkan fase serangan, yang paling sering adalah saat tanaman akan panen (padi fase bunting) dan di gudang penyimpanan. Bahkan tak sering petani jadi gagal panen akibat serangan fajar yang dilakukan tikus.
Bisa jadi sehari sebelumnya tanaman aman, tapi keesokan harinya lahan sudah porak-poranda akibat ulah tikus yang mungkin kelaparan.
Banyak petani yang mengeluhkan susahnya mengendalikan hama tikus di sawahnya, sehingga padinya banyak yang rusak dan gagal panen.
Susahnya mengendalikan hama tikus itu tak terlepas dari fakta bahwa tikus itu hama yang perkembangannya cepat, tingkat serangannya cepat dan luas, serta bersembunyi di sarang atau liang-liang di kedalaman tanah.
Gimana sih cara efektif mengendalikan hama tikus? Ada nggak sih teknologi yang dapat mengendalikan tikus dari sarangnya?
Jawabannya ada, sebagaimana judul dari artikel ini yakni dengan menggunakan teknologi fumigan bersumbu, dengan mengendalikan tikus dari sarangnya.
Teknik fumigasi (menggunakan fumigan yang menghasilkan gas beracun), biasanya dilakukan di gudang penyimpanan untuk memastikan barang komoditas yang akan diekspor aman dari kerusakan akibat serangan hama gudang.
Fumigasi pada hama seperti hama kecoa, kutu, tikus dilakukan dengan cara mengalirkan gas beracun pada bahan dan produk yang akan di sterilkan, yang sebelumnya ditutup terlebih dahulu.
Keunggulan teknik fumigasi adalah tidak menimbulkan residu pestisida. Namun teknik fumigasi di gudang pabrik tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Namun dilakukan seorang ahli fumigasi agar tidak terjadi hal yang membahayakan kesehatan seperti keracunan.
Teknik fumigasi sebenarnya sudah banyak diterapkan di beberapa daerah yang jadi lumbung padi nasional contoh di Jawa Barat. Disana fumigator (atau alatnya), biasa dikenal dengan nama emposan yakni berbentuk tabung yang berisi bahan bakar berupa jerami kering dan serbuk belerang (penghasil asap racun belerang dioksida SO2).
Saat ini teknologi fumigan bersumbu sudah ada yang jauh lebih praktis yang bernama Ratel yang dikeluarkan oleh Litbangtan Kementan. Sebuah fumigan yang mirip petasan bersumbu, mempunyai dimensi panjang 12 cm dan diameter 1,5 cm.
Cara aplikasinya cukup mudah, sebagaimana petasan yakni cukup dengan membakar sumbu tadi, kemudian diletakkan pada sarang-sarang aktif tikus. Hasil pembakaran menghasilkan asap putih (beracun tentunya) yang dapat membasmi tikus beserta anak-anaknya.
Baca juga : [Terbukti] 7 Strategi dan Cara Pengendalian Hama Tikus
Teknologi fumigan bersumbu, menjadi salah satu alternatif pengendalian hama tikus secara, praktis (mudah), murah (belum tahu harganya berapa?) dan lebih efektif membasmi tikus langsung dari sarangnya.