Strategi dan Cara Pengendalian Tikus – Siapa yang tidak tahu tikus (Rattus argentiventer)? Apa yang ada dalam pikiran anda tentang hewan ini? Tentu ada banyak versi sudut pandang. Bagi kebanyakan orang hewan ini menjijikkan dan jorok. Tapi bisa jadi bagi sebagian lagi hewan ini lucu.
Dalam sudut pandang pertanian, tikus masuk kategori hama yakni hewan yang merusak. Bukan lucu seperti yang digambarkan dalam film-film kartun. Karena sifatnya yang merusak tadi maka hama tikus adalah salah satu hama yang merugikan petani.
Kerusakan tanaman pertanian akibat hama tikus cukup tinggi setiap tahunnya. Dan serangan hama tikus terjadi pada tiap fase pertumbuhan bahkan saat sejak di persemaian.
Oleh karena itu hama tikus dikategorikann sebagai hama utama tanaman pangan seperti padi dan jagung.
Baca juga :
Nah, pada artikel kali ini akan kita bahas hama tikus, terutama tentang karakteristik dan strategi/cara pengendalian tikus yang telah terbukti. Mengendalikan disini maknanya luas yakni bisa bermakna mengatasi, membasmi, atau bahkan mencegah.
Pada dasarnya pengendalian hama tikus dilakukan agar populasinya tidak melebihi ambang batas ekonomi. Karena saat populasi hama tikus banyak, potensi tingkat serangan juga meningkat.
Baca juga : Mengenal Nilai Ambang Batas Pengendalian pada Tanaman Pangan dan Horti
Hukum ini ini berlaku juga pada hama lain. Semakin banyak populasi hama, potensi kerusakannya pun juga banyak. Jika ada beberapa ekor hama tikus ditemukan pada lahan 1 hektar barangkali tidak berdampak, bagaimana jika jumlahnya ribuan??
Mengendalikan hama tikus pada lahan sempit dengan lahan luas sangat berbeda. Lebih sulit jika pada areal yang luas. hal ini pernah saya rasakan sendiri sulitnya mengendalikan hama tikus pada areal yang luas. jadi, Perlu kombinasi strategi agar hama tikus ini bisa dikendalikan populasinya.
Habitat dan Tanaman Sasaran Hama Tikus
Habitat hama tikus berkaitan erat dengan keberadaan sumber makanannya. Tikus mudah sekali ditemukan di sawah, tegalan, rumah, gudang juga.
Beberapa tanaman yang menjadi sasaran hama tikus antara lain padi, jagung, timun, semangka, kacang tanah, selapa sawit, kakao dan lain-lain. Pada tanaman padi, serangan hama tikus meningkat pada fase padi bunting (pengisian malai).
Strategi dan Cara Mengendalikan Hama Tikus
Banyak yang bertanya “mengapa hama tikus susah dikendalikan?” Ada banyak faktor antara lain karena penyebarannya luas, perkembangan cepat, bersembunyi di kedalaman tanah, serta merupakan hama yang cerdas.
Mengendalikan hama tikus berarti menurunkan populasinya sehingga aktivitas makannya tidak merugikan petani. Agar pengendalian hama tikus bisa efektif, perlu ketepatan waktu dan cara. Jadi, cara atau teknik pengendalian hama tikus pada masing-masing fase juga berbeda.
Kembali diingat bahwa serangan tikus meningkat dan ganas saat fase bunting. Maka, waktu yang tepat untuk melakukan pengendalian hama tikus adalah pada fase awal tanam. Dengan harapan, nanti saat tanaman padi bunting, populasi hama tikus berada pada titik yang tidak merugikan.
Bagaimana cara mengendalikan, mengatasi atau membasmi hama tikus? Pengendalian hama tikus bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut ini.
1. Pemagaran Lahan, pengendalian dengan pemasangan pagar disekitar lahan bertujuan untuk mencegah agar tikus tidak masuk ke areal lahan (termasuk lokasi semai). Namun pemasangan pagar dilakukan sejak dini sebelum masa berbuah. Lakukan olah tanah yang benar agar lahan bebas dari tikus yang mungkin bersembunyi.
2. Memasang alat pengusir, yakni menggunakan alat pengusir tikus elektronik, yang bekerja dengan menghasilkan gelombang ultrasonik yang bisa memekakkan telinga tikus. Alangkah baiknya jika alat tersebut bisa diterapkan pada lahan pertanian skala luas.
3. Memasang Jebakan, dengan alat jebakan tikus (rat traps) atau dengan tanaman perangkap yang dipasangi jebakan. Teknik jebakan ini bisa diterapkan dirumah. Jika ingin diterapkan di lahan luas tentu alatanya harus banyak atau kapasitasnya lebih besar. Jika di lahan, optimalkan saat fase olah tanah.
4. Aplikasi racun tikus, yakni dengan aplikasi Rodentisida (berupa umpan racun lambung) atau aplikasi fumigan (emposan berupa zat belerang). Waktunya bisa saat fase olah tanah atau bibit di persemaian.
No | Merk Dagang Rodentisida | Bahan aktif | Cara kerja |
1 | AMMIKUS 65PS | belerang 65% | racun pernafasan |
2 | ANTIKUS 0,75 P | kumatetralil 0,75% | antikoagulan (anti pembekuan darah) |
3 | BM NOTIKUS 0,005 BB | brodifakum 0,005% | antikoagulan |
4 | BORRAT 0,005 BB | brodifakum 0,005% | antikoagulan |
5 | ERAKUS 80 P* | seng fosfida : 80 % | racun lambung |
6 | KOVINPLUS 80 P* | seng fosfida : 80 % | racun syaraf dan pernafasan |
7 | KRESNAKUM 0,005 BB | brodifakum 0,005% | antikoagulan |
8 | PETROKUM 0,005 BB | brodifakum 0,005% | antikoagulan |
9 | POSPIT 80 P* | seng fosfida : 80 % | racun syaraf dan pernafasan |
10 | STORM 0,005 BB | flokumafen : 0,005 % | antikoagulan |
Baca juga : 6 Cara Aplikasi Pestisida yang Biasa Dilakukan di Lapangan
5. Melepas musuh alami, dengan cara melepas musuh alami predator alami, seperti ular atau burung hantu (owl).
6. Menggunakan sistem tanam yang tepat, dengan sistem olah tanah yang baik, sistem tanam serentak dan sistem tanam jajar legowo (pada padi).
- Tujuan olah tanah yang baik agar populasi tikus dalam tanah bisa mati.
- Tujuan tanam serentak untuk memotong siklus hama ini pada luasan yang sangat luas.
- Tujuan tanam dengan jajar legowo agar mudah dalam mengontrol ada tidaknya hama tikus.
7. Aksi berburu massal, aksi gropyokan (berburu massal), aksi ini biasanya melibatkan banyak elemen masyarakat, petani, penyuluh tani, perangkat desa, bahkan tentara dikerahkan untuk memburu tikus hingga pada sarangnya, menangkap lalu meng-evakuasinya (dibakar atau dikubur).
Sasaran dari aksi gropyokan ini yakni habitat utama hama tikus seperti di sepanjang pematang sawah, jalan-jalan sawah, lubang di sekitaran sawah atau tempat yang diindikasi sebagai sarang tikus.
Gropyokan sering dilakukan pada fase olah tanah (karena lebih optimal dan efektif) dengan memompa air pada sarang tikus, mengalirkan gas fumigan ke dalam sarang tikus, atau menggali sarang, hingga menangkapnya.
Kesimpulan
Melihat karakteristik hama tiikus tadi, maka hal yang terpenting agar pengendalian hama tikus sukses adalah ketepatan waktu dan cara. Oleh sebab itu maka :
1. Lakukan analisa dan monitoring sejak dini populasi hama tikus (terutama pada habitat utama)
2. Kombinasikan strategi dan cara di atas pada masing-masing fase/waktu (mulai olah tanah, semai, hingga masa panen)
Pada areal yang luas diperlukan kesadaran dan kordinasi antar petani sehingga penanaman bisa dilakukan secara serempak agar penyebaran dan perkembangan populasi hama tikus bisa ditekan.
Demikian, semoga bermanfaat, jangan lupa bagikan ke saudara, sahabat dan teman anda yang lain. Sekian saya ucapkan terimakasih ^^