Manfaat Hebat Mikroba Google – Saat berbicara penemuan bioteknologi, pikiran orang-orang kebanyakan langsung tertuju pada teknologi dunia barat. Namun saat berbicara Mikroba “Google”, anda jangan kaget kalau ternyata temuan bioteknologi ini adalah karya anak bangsa Indonesia loh.
Mikroba “Google” ditemukan oleh orang Indonesia bernama Prof. Dr. Ali Zum Mashar. Mikroba “Google” adalah istilah lain untuk Pupuk Bio P2000Z. Pupuk Bio P2000Z sendiri memiliki arti :
“Bio“ = Bio, organik,
“P” = Perforation,
”2000” = tahun penciptaan, dan
”Z” = inisial nama Prof Ali, yakni Zum.
Pupuk Bio P2000Z merupakan pupuk hayati yang berfungsi untuk mengatasi kergersangan tanah dan anasir penghambat produksi tanaman. Berkat temuannya Prof. Dr. Ali Zum Mashar menerima penghargaan Hak Kekayaan Intelektual Luar Biasa tahun 2009.
Pada perkembangannya Pupuk Bio P2000Z lebih dikenal dengan Mikroba “Google”. Nama Mikroba “Google” diberikan banyak orang karena memiliki filosofi yang sama dengan mesin pencari internet raksasa Google. Seperti halnya mbah Google, Mikroba ini dapat melacak dan menemukan bagian tersembunyi di dalam tanah untuk disuburkan.
“Mikroba ini dapat mencari dan menemukan potensi kandungan mineral tanah yang tersembunyi, untuk kemudian dikumpulkan menjadi sesuatu yang sempurna, sehingga dapat mengembalikan kesuburan segala jenis tanah secara alami” kata Prof Ali.
“Pengujian pernah dilakukan pada lahan seluas 300-1.300 ha di tanah bekas tambang, berpasir, ataupun gambut,” jelas Prof Ali.
Berdasarkan hasil penelitian dan percobaan di Pusat Penelitian dan Penerapan Bioteknologi Mikroba “Google”, milik Prof. Dr. Ali Zum Mashar yang terletak Kampung Cikutu, Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten serta di banyak tempat, Prof Ali menemukan 8 manfaat dari Mikroba “Google” ini terutama untuk bidang pertanian, antara lain :
- Mikroba “Google” terbukti dapat meningkatkan tinggi tanaman, misalnya pada kedelai yang umumnya tinggi 30-90 cm menjadi 3,5 m. Awesome..!
- Dengan Mikroba “Google”, produksi tanaman meningkat menjadi 3-4,5 ton per ha. Hasil itu lebih unggul dari produktivitas kedelai di Amerika Serikat yang hanya 2,7 ton/ha. Wow…Bisa ngalahin Amrik, guys? hahaha
- Untuk jangka pendek, pemakaian Mikroba “Google” juga dapat menghemat pemakaian pupuk kimia.
- Secara jangka panjang, bisa mendukung revolusi organik, dengan cara menghentikan pemakaian pupuk kimia impor dan menggantinya dengan pupuk bio-organik. Mantap kan?
- Mikroba “Google” ini bisa menghilangkan pestisida yang sudah telanjur digunakan pada tanaman.
- Mikroba ini kali pertama diujicobakan di lahan gambut dan bekas tambang emas di Kerengpangi, Kalimantan Tengah. Kesuburan lahan bekas tambang itu bisa dikembalikan dalam 3 tahun, jauh lebih cepat dibanding cara konvensional yang membutuhkan waktu 30 tahun. Luasbiasaaa…!
- Tanah berpasir bisa disuburkan kembali hanya dalam 4 bulan. Prof Ali juga menceritakan, sampel lumpur Lapindo yang memiliki tingkat keasaman tinggi, bisa disuburkan dengan mikroba temuannya. weeew…kereeeen..!
- Begitu pula ketika diminta Pemerintah Uni Emirat Arab untuk menyuburkan gurun pasir di Dubai, dia sukses menyulapnya menjadi lahan padi yang subur. hebat…emezing..!
Dengan melihat kehebatan hasil temuan Prof. Dr. Ali Zum Mashar ini, mikroba Google bisa jadi solusi nyata bagi permasalahan lahan-lahan kritis di Indonesia.
Bisa dibayangkan berapa juta hektar lahan bekas tambang yang bisa dipulihkan agar bisa dikelola kembali? Coba sobat BT bayangkan, jika lahan gurun pasir di Dubai saja bisa dibikin lahan padi yang subur, apalagi tanah kita yang masih jauh lebih subur…??
Namun sayang seribu sayang, sebagaimana ilmuwan-ilmuwan jenius yang lain, Prof. Dr. Ali Zum Mashar merasa bahwa hasil temuan jeniusnya itu tidak direspon serius dan kurang dihargai di dalam negeri oleh Pemerintah Indonesia.
Dulu Presiden SBY pernah memanggilnya ke Istana dan meminta Menteri Pertanian Anton Apriantono menindaklanjuti temuannya.
”Ya betul ditindaklanjuti, dirapatkan dua kali, setelah itu selesai, titik,” kenang Prof Ali.
Nah, saking kecewanya dengan Pemerintah Indonesia, sampai-sampai Prof Ali ini menolak saat hendak diajak bertemu menteri BUMN, Dahlan Iskan kala itu tahun 2014. Hihihi..horror juga yaw..
Melalui staff-nya, Dahlan Iskan ingin agar Prof Ali agar lebih dihargai di dalam negeri, dan tidak seperti kebanyakan ilmuwan jenius lainnya. Begituu…:-)
Pada saat itu memang posisi Prof. Dr. Ali Zum Mashar sedang ada di Dubai karena sedang mengerjakan proyek yang dipercayakan Pemerintah Dubai untuk mengubah gurun pasir agar bisa ditanami. Bahkan berdasarkan infromasi dari staff nya Prof Ali akan tinggal lama di Dubai.
Kini setelah rezim telah berganti, apakah perasaan itu masih ada? atau rasa itu sudah memudar terbawa hembusan angin gurun? Entahlah….coba tanyakan pada rumput yang bergoyang… 😀
Ngomong-ngomong, jadi ingat Prof BJ Habibie nih… 😀 😀
Sekian dan terimakasih ^^
Salam hormat
BelajarTani.com
Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (pangan.litbang.pertanian.go.id)
Tadi saya sempat jumpa dg Prof tanpa sengaja di Balai Penelitiannay di Cinangka.. Subhanallah pribadi cerdas yang low profile. Saya ingin sekali belajar bertani untuk di kampung saya. Mohon arahan dong
Iya Gan,,,minat mau mengembangkan tanaman apa Gan dikampungnya???