Teknologi Irigasi – Irigasi, diartikan sebagai aplikasi bantuan air untuk tanaman agar dapat tumbuh dengan baik.
Saat ini sumber utama irigasi antara lain berassal dari air tanah dari sumur, air yang dikirim ke lahan pertanian (bisa jadi dari sungai), serta air permukaan pertanin.
Dari segi teknologinya irgasi ada yang bersifat tradisional ada juga yang sudah modern. Teknik irigasi yang berkembang di pertanian di seluruh dunia juga tak lepas dari perkembangan teknologi seperti teknologi pompa, plastic (pipa saluran), computer dan sensor.
Kombinasi dari berbagai komponen teknologi terkini tersebut maka muncullah istilah yang disebut dengan teknologi irigasi modern.
Baca juga : Mengenal Teknologi-teknologi Canggih Di Era Pertanian 4.0
Yang berbeda dengan teknik irigasi tradisional yaitu dari segi kontrol air yang lebih baik sehingga tingkat efisiensi irigasi juga semakin meningkat.
Efisiensi irigasi itu mengacu pada seberapa besar air irigasi yang sampai dan digunakan secara efektif oleh tanaman, tidak hilang karena penguapan (evapotranspirasi) atau kebocoran pipa angkut.
Laju penguapan ditentukan oleh berbagai kondisi iklim seperti lama penyinaran matahri, intensitas sinar matahari, suhu, kelembapan, dan kecepatan angin.
Dari segi sumber energinya sistem irigasi dibagi menjadi 2 yaitu sistem irigassi tekanan dan sistem irigasi gravitasi.
#a. Sistem Irigasi Tekanan
Merupakan sistem irigasi dengan menggunakan pompa air melalui pipa yang kemudian diarahkan pada aplikator atau alat penyiram seperti sprinkler atau nozzle (alat pembuat kabut/hujan buatan) atau pipa berlubang (microirrigation sistem).
Pada sistem sprinkler dibutuhkan tekanan tinggi agar dapat air diubah menjadi kabut atau hujan buatan untuk kemudian disemprotkan dari atas tanaman. Tujuannya agar menciptakan kelembapan tanah yang sesuai.
Selain itu sistem sprinkler juga untuk pendinginan tanaman pada kondisi cuaca esktrim, juga untuk melindungi tanaman dari salju.
Contoh sistem irigasi tekanan tinggi : pivot tengah, menara gerak linier, set solid atau permanen, slide roll atau wheel move, big gun/traveler, hand move, atau penyiram mikro aliran rendah (Low-flow micro sprinklers).
Sementara pada pipa berlubang (microirrigation sistem) hanya membutuhkan tekanan rendah untuk mengaplikasikan air agar sampai pada zona akar. Dibandingkan sistem tekanan tinggi (sprinkler), irigasi tekanan rendah jauh lebih efisien karena air tepat langsung mengenai zona akar.
Contoh sistem irigasi tekanan rendah : tetesan permukaan (surface drip) dan irigasi tetes bawah permukaan (sub-surface irrigation).
#b. Sistem Irigasi Gravitasi
Sistem irigasi gravitasi merupakan sistem irigasi yang mengarahkan air dari sumber menuju ke tanaman melalui pembentukan parit, kanal, alur (furrow) ataupun cekungan.
Sebagian besar sistem irigasi gravitasi cocok untuk tanaman yang tumbuh dekat, seperti padi. Namun, sistem irigasi alur (furrow) dapat digunakan untuk tanaman baris seperti kentang dan jagung.
Jadi, sistem irigasi di dunia pada dasarnya sebagian besar ada yang menggunakan sistem tekanan atau sistem gravitasi. Namun dari segi teknik/teknologi-nya sangat beragam. Apa saja itu?
Berikut ini 10 teknologi irigasi yang digunakan di seluruh dunia beserta penjelasan dan gambarnya.
#1. Teknologi irigasi poros tengah (center pivot) – alat penyiram melekat pada bingkai yang digerakkan roda yang berputar di sekitar titik pusat untuk mengairi area melingkar besar.
#2. Irigasi tetes permukaan (surface drip) – irigasi tetes permukaan menggunakan tabung berdiameter kecil dan untuk meneteskan air langsung ke zona akar tanaman melalui penghasil emisi.
#3. Rol sisi atau roda bergerak (side roll or wheel move) – sprinkler (alat penyiram) dipasang ke pipa lateral yang dipasang di roda, namun kepala sprinkler dikondisikan agar tetap dalam keadaan tegak.
#4. Penyiram mikro aliran rendah (Low-flow micro sprinklers) – alat penyiram (sprinklers) mikro mirip yang dengan sistem tetes permukaan (surface drip), namun alat ini menyemprotkan air dengan tekanan rendah ke area yang lebih luas daripada meneteskan air langsung ke zona akar tanaman.
#5. Irigasi big gun or traveler – sprinkler tipe pistol besar yang secara berkala dipindahkan oleh traktor.
#6. Set solid dan permanen (solid set and permanent) – alat penyiram melekat pada sistem pipa portabel di atas tanah atau sistem penguburan permanen. Penyiram biasanya diatur dalam pola berlian atau segitiga.
#7. Gerakan tangan (hand move) – alat penyiram terpasang pada sistem pipa lateral portabel di atas tanah yang dapat dipindahkan dengan tangan.
#8. Alur (furrow) – air diaplikasikan ke ujung saluran paralle kecil. Air kemudian mengalir menuruni lereng ladang dan merembes ke tanah.
#9. Irigasi tetes bawah permukaan (sub-surface irrigation) – irigasi bawah permukaan adalah sistem irigasi mikro yang dikubur di tanah, yang memungkinkan aplikasi air langsung ke zona akar tanaman dengan kehilangan penguapan yang sangat sedikit.
#10. Menara gerak linier (linear move tower) – alat penyiram melekat pada sistem, bergerak otomatis terus menerus yang mengairi area persegi panjang.
Baca juga : Teknologi Irigasi Pintar Greenhouse (Smart Irrigation Greenhouse)
Nah, sobat BT, itulah 10 teknologi irigasi pertanian yang digunakan di pertanian di seluruh dunia.
Sistem irigasi yang mana yang biasa anda terapkan di lahan produksi anda? Apakah yang tradisional atau sudah modern?
Teknik irigasi yang digunakan seharusnya yang dapat efisien dari segi waktu dan biaya. Selain itu juga disesuaikan dengan jenis komoditas yang anda tanam.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, ke depan kemungkinan sistem irigasi akan jauh lebih modern. Bukan tidak mungkin sistem irigasi akan jauh lebih presisi (teknologi irigasi presisi) sehingga penggunaan air akan jauh lebih efisien lagi.