Strategi Hadapi Covid19 : Jaga Desa Agar Tetap Zona Hijau

Strategi Hadapi Covid19 – Tak terasa sudah hampir 2 bulan negara kita terkena wabah Corona/Covid19. Statistik menyebutkan bahwa virus ini sudah menyebar hampir ke seluruh permukaan bumi, dengan jutaan orang terjangkit dan ratusan ribu korban yang meninggal.

Banyak orang bertanya-tanya sampai kapan wabah ini akan mereda dan hilang? Nampaknya semua orang di seluruh dunia, mengalami hal yang sama, rasa takut, khawatir dan was-was. Karena jika virus ini tak segera selesai maka akan membahayakan kehidupan umat manusia.

Wabah yang pada awalnya dianggap tak lebih berbahaya dari virus flu biasa ini, nyatanya telah berhasil memporak-porandakan seluruh dunia. Kini sudah bukan waktunya mendebatkan bahaya atau tidaknya virus Corona ini.

Anda bisa melihat negara-negara maju macam Amerika Serikat, Italia, Perancis, Spanyol, Jerman dan Inggris, bisa luluh lantak kondisi negaranya dalam waktu sekejap akibat wabah virus yang ditemukan pertama kali di China ini.

Strategi hadapi covid19

Di Indonesia, di awal sudah banyak pengamat yang mengingatkan bahwa virus ini bisa menyebar merata ke seluruh wilayah Indonesia jika tidak segera dibatasi penyebarannya. Dan kini terbukti, virus sudah menyebar hampir ke seluruh provinsi Indonesia.

Dampak dan resikonya kini sangat terasa, hampir semua sektor kena mulai sektor ekonomi, sosial, kesehatan, keamanan, pendidikan, dan pangan terancam lumpuh total.

Dampak ekonomi : Banyak PHK, menyebabkan pengangguran. Banyak pabrik dan industri yang terpaksa tutup untuk membatasi penyebaran virus Covid19. Kegiatan UKM dan usaha informal juga lumpuh total. Warung kaki lima banyak yang terpaksa tutup sementara.

Rekomendasi :  Kerjakan Apa Yang Anda Cintai Dan Cintai Apa Yang Anda Kerjakan

Dampak kesehatan : Banyak yang meninggal akibat Covid19, baik itu pasien maupun tim medis (dokter dan perawat).

Dampak keamanan : Perbuatan kriminal meningkat seiring lumpuhnya kegiatan ekonomi, gelombang PHK dan pengangguran. Di sisi lain persoalan perut adalah persoalan yang tidak bisa ditunda.

Dampak Sosial : Covid19 yang penyebarannya human to human (dari manusia ke manusia) ini memaksa kita harus melakukan sosial distancing atau pembatasan jarak sosial. Dampaknya banyak kegiatan yang mengundang keramaian seperti pernikahan, pengajian, seminar dan lain-lain dihentikan.

Dampak pendidikan : Kegiatan belajar mengajar dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi saat ini dihentikan hingga waktu yang tidak diketahui.

Dampak psikis (kejiwaaan) : Banyak orang yang mendadak jadi parno, khawatir, gelisah, ketakutan yang berlebihan akibat wabah ini.

Dampak pangan : Supplai bahan pangan yang merupakan kebutuhan dasar manusia bisa jadi berkurang. Akibatnya harga bahan pangan meningkat tajam. Khususnya produk pangan yang biasanya kita impor dari luar negeri. Sementara jika pangan tersebut mampu diproduksi dalam negeri maka hal tersebut justru peluang bagi petani lokal untuk merebut pasar yang selama ini diisi oleh produk impor.

Selama masa pandemic atau wabah Covid19 ini masih ada, maka ketahanan negara berada di titik yang sangat rawan dan rentan. Ketahanan bangsa dan negara benar-benar diuji oleh virus Covid19 ini. Namun saat ini tidak ada pilihan lain, selain hadapi. Ya, there is nothing alternative!

Di tengah meningkatnya jumlah warga miskin akibat PHK dan lumpuhnya ekonomi, maka kebutuhan dasar akan pangan warga dan masyarakat harus dapat dipenuhi oleh pemerintah atau negara. Karena jika tidak, maka bisa saja tindak kriminalitas oleh masyarakat yang lapar semakin meningkat.

Rekomendasi :  Kemanakah Sarjana Pertanian akan Berkarir ?

Kondisi saat ini tentu akan semakin parah apabila warga yang bekerja atau tinggal di zona merah (kota besar) itu mudik atau pulang kampung ke desa. Mereka yang berasal dari zona merah tentu sangat beresiko menjadi penyebar virus.

Maka untuk mengatasinya pemerintah telah menerapkan aturan larangan mudik dan oleh banyak pihak dinilai sangat tepat. Tapi jangan lupa konsekuensinya pemerintah harus legowo memberikan makan bagi mereka yang tidak bisa mudik serta tidak berpenghasilan.

Kembali lagi sebagaimana judul, bagaimana strategi hadapi Corona/Covid19? Maka belajartani.com punya pandangan agar pemerintah (dari pusat hingga yang terkecil yakni pemerintah desa) untuk terus menjaga dan mempertahankan DESA tetap jadi ZONA HIJAU.

Kenapa? Hal tersebut tentu tidak terlepas dari fakta bahwa selama ini desa jadi penyuplai pangan utama bagi wilayah perkotaan. Nah coba bayangkan jika desa yang menjadi lumbung pangan itu jadi zona merah dan banyak warganya yang positif?

Tentu saja aktivitas produksi bahan pangan juga akan terganggu bahkan terhenti..! Tak hanya itu, fasilitas kesehatan yang kurang layak di desa tentu tak akan bisa menampung dan melayani pasien yang jumlahnya banyak.

Desa harus tetap zona hijau

Jadi, ketahanan pangan bangsa kita ini tergantung oleh ketahanan desa. Oleh karena itu, bagaimana pun caranya desa harus tetap zona hijau. Strateginya sebagai berikut :

  1. Awasi ketat orang-orang yang baru pulang dari zona merah. Pastikan dia benar-benar negatif Covid19, baru boleh dia beraktivitas di luar rumah.
  2. Pastikan pintu gerbang masuk desa dijaga ketat untuk dapat mencegah masuknya orang dari zona merah. Pastikan hanya orang dengan status hijau yang bisa masuk lalu beraktivitas penuh di dalam desa.
  3. Jika ada warga desa yang pernah kontak dengan pasien positif maka segera lakukan isolasi, jika dia merah maka segera antar ke rumah sakit, agar desa dipastikan tetap zona hijau. Untuk warga yang masih dalam masa isolasi dan tidak bisa bekerja, maka tetangga yang lain perlu menyiapkan kebutuhan logistik dan panganya.
  4. Tidak perlu adanya larangan bagi warga desa untuk beraktivitas selama status desa dan warganya adalah hijau. Buat apa dilarang beraktivitas dan berproduksi makanan, lhaaa wong mereka sehat dan statusnya hijau. Sebagai antisipasi tetap pakai masker.
  5. Mereka yang di desa itu, adalah para petani yang sedang berjihad pangan. Kalau mereka statusnya masih hijau dilarang tentu saja akan merugikan negara. Produksi pangan akan terganggu. Suplai dan pasokan ke kota besar/zona merah pasti terganggu…!
  6. Jadi yang perlu dilakukan oleh negara/pemerintah adalah mempunyai sebanyak mungkin zona hijau, khususnya desa lumbung pangan (produsen beras). Untuk itu segera lakukan test cepat secara massal untuk menemukan ada tidaknya orang dengan status merah (positif). Jika ditemukan segera keluarkan dari desa agar status desa kembali hijau.
Rekomendasi :  6 Faktor Penyebab Banyak Petani Beralih Profesi

Dengan semakin banyaknya wilayah hijau, maka negara tidak perlu khawatir dengan ancaman kelaparan. Selanjutnya tugas negara adalah memastikan daerah/wilayah zona kuning dan zona merah bisa kembali HIJAU.

Jika itu bisa pemerintah lakukan maka wabah Covid19 ini akan bisa dikalahkan. Aktivitas masyarakat pun akan segera normal, dan kegiatan ekonomi akan pulih dengan cepat. Aamiiinnnn…Semoga…!

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *