Penyebab Cabai Layu – Hampir semua petani cabai di Indonesia bahkan dunia, pernah mengalami gejala layu pada tanaman cabainya. Layu menurut KBBI didefinisikan sebagai gejala tanaman yang tidak segar. Penyebab layu sendiri secara garis besar disebabkan faktor fisiologis yakni kekurangan air dan adanya interaksi patogen.
Kelayuan karena kekurangan air dapat diatasi dengan memberikan air yang cukup maka tanaman akan pulih dan segar kembali. Sedangkan kelayuan karena patogen disebabkan oleh serangan patogen seperti fungi, bakteri, maupun nematoda akan sedikit susah dipulihkan. Selengkapnya anda bisa membaca artikel ini >>> 4 Jenis Patogen Penyebab Penyakit Layu (Wilting) pada Tanaman Cabai/Cabe .
Tahukah anda sobat BT, selain dua faktor di atas, penyebab cabai layu perlahan layu mati juga bisa disebabkan oleh penerapan teknis budidaya yang kurang tepat. Baik itu pada saat persiapan lahan atau pada saat perawatan tanaman. Apa saja faktor-faktor tersebut? Kita akan bahas satu persatu ya, guys. Lets go…!
1. Lahan berstruktur tanah lempung (clay)
Tanah lempung bersifat mudah menahan air dan akan menggumpal dan retak-retak jika kering. Bahkan terkadang terlihat pecah pada bagian permukaannya. Nah inilah yang terkadang menipu kita sobat BT. Sekilas kita akan melihat tanah di bagian permukaan seperti kekurangan air. Lalu kita mengocor tanah tersebut terus-menerus tanpa sadar bahwa sebenarnya kondisi tanah di perakaran masih sangat lembab dan basah.
Akhirnya pada titik tertentu, perakaran yang lembab dan basah tadi menjadi busuk, dan tanaman menjadi layu. Kalo sudah seperti ini, sebaiknya anda menghindari untuk menanam di lahan yang bersifat lempung ini dan meminimalisirnya dengan menanam di lahan tegal.
Kalaupun tetap menanam pada tanah jenis ini, maka yang perlu diperhatikan adalah managemen irigasinya. Irigasi yang teratur akan meminimalisir tingkat layu. Kalau mau, anda bisa mencoba sistem pengairan curah (Sprinkler Irrigation) dimana kebutuhan air tanaman dikondisikan cukup dan tidak berlebihan.
2. Penggunaan pupuk kandang yang belum masak betul
Yang dimaksud dengan pupuk kandang belum masak yakni masih terjadi proses penguraian, ditandai dengan masih adanya bau amoniak yang menyengat. Pupuk kandang yang masak dan siap pakai adalah yang sudah berbentuk tanah dan gembur strukturnya.
Dampak penggunaan pupuk kandang yang belum masak ini akan membuat tanah diperakaran menjadi panas dan bulu-bulu akar akan menjadi kering. Akhirnya tanaman tidak menyerap air dan menjadi layu. Upayakan memakai pupuk kandang yang sudah berbentuk tanah agar potensi layu semakin minim.
3. Lahan kebanjiran dan tergenangi air hujan
Musim hujan dengan intensitas hujan yang tinggi, berpotensi lahan cabai anda kebanjiran. Terutama apabila kondisi lahan tidak memiliki sistem drainase (pembuangan) yang baik.
Jika terjadi genangan pada lahan, ini akan sangat berbahaya karena proses layu akan dimulai dari sana secara perlahan-lahan. Efek layu memang tidak terjadi secara langsung, namun biasanya membutuhkan waktu 4-7 hari setelah perakaran tersebut tergenangi banjir.
Pada awalnya tanaman akan layu satu persatu, dan berakhir hingga tanaman dalam lahan tersebut layu semuanya. Mengerikan memang…! Sobat BT pernah mengalami seperti ini…??? 😀
Nah, itulah sedikit cerita pengalaman yang pernah saya alami sobat BT, tanaman menjadi layu karena 3 hal di atas. Apa yang saya alami akibat ketidaktahuan saya pada waktu itu. Menyedihkan memang karena tanaman mulai layu ketika kondisi buah pertanaman sedang lebat-lebatnya.
Saya berharap, apa yang saya alami ini (Tanaman Cabai Layu Perlahan-lahan Lalu Mati) semoga tidak terjadi pada anda semua. Kalo anda punya pengalaman yang lain, boleh dong share dengan sobat BT yang lain di kolom komentar.
Baca juga : 5 Hal Yang Harus Diwaspadai Saat Bertanam Di Musim Hujan
Demikian semoga bisa memberikan manfaat. Jika dirasa bermanfaat, bagikan kepada saudara, sahabat dan teman anda yang lain ya….Sekian dan terimakasih ^^