Konsep Urban Farming : Siapapun Dimanapun Bisa Jadi Petani

Konsep Urban Farming – Urban farming, berasal dari kata urban yang artinya kota, dan farming artinya pertanian. Jadi urban farming berarti pertanian perkotaan, yaitu salah satu model pertanian yang akhir-akhir ini banyak orang bicarakan.

Jika beberapa tahun kemarin, pertanian identik dengan kemiskinan dan masyarakat pedesaan, namun saat ini pertanian bisa dikerjakan oleh siapa saja, termasuk oleh masyarakat perkotaan.

Salah satu perusahaan benih (seed company) yang juga berperan dalam memkampanyekan program urban farming ini adalah PT. East West Indonesia dengan benih Cap Panah Merah-nya.

Petani mana yang tidak kenal dengan Cap Panah Merah? Perusahaan benih horti ini terkenal dengan kualitas produksi benihnya.

Banyak benih berkualitas tinggi yang diproduksi panah merah dan bisa dibeli di toko atau kios pertanian. Kini ada benih kemasan khusus yang dijual di supermarket modern, yakni khusus untuk program urban farming.

Rekomendasi :  Inilah 9 Buah dengan Kandungan Vitamin C Tinggi [Murah dan Mudah Diperoleh]
Ini foto benih urban farming yang dijual di salah satu supermarket. image source: bukalapak.com

Dengan filosofinya yang menurut saya keren sekali,everyone everyehere can be farmer”, yang kurang lebih artinya “siapapun dimanapun bisa jadi petani”.

Sehingga untuk bisa bertani, anda tidak harus punya lahan atau sawah yang luas. Di perkotaan yang lahan pertaniannya sempit, bisa menjadi solusi bagi warga yang hobi berkebun.

Urban farming di paris perancis. image source : cnn.com

Secara sederhana anda bisa menanam di polibag, timba, di botol bekas, di plastik bekas minyak goreng, diteras ataupun di pekarangan rumah anda.

Atau jika anda mempunyai uang lebih, bisa memilih menggunakan teknologi hidroponik yang saat ini perangkat hidropnik sudah banyak dijual secara online. Selain itu akan jauh lebih baik lagi jika ditanam di greenhouse.

Kenapa urban farming begitu penting?

1.Memenuhi kebutuhan sayuran keluarga

Apa saja sayuran yang sering anda konsumsi? Cabai, tomat, bawang merah, sawi, dan apalagi? Dengan sistem tanam ini, anda tidak perlu khawatir saat harga mahal ataupun supply di pasar kosong.

Sebagai petani, tentu anda bebas memilih sayuran yang ingin anda produksi sendiri. Yang jelas, anda bisa menghemat anggaran belanja, karena anda bisa memenuhi kebutuhan sayur keluarga secara mandiri.

Rekomendasi :  Ternyata Ini Kunci Keberhasilan Usahatani Cengkeh

2.Untuk mengentaskan kemiskinan

Urban farming di Jakarta. Image source : liputan6.com

Pertanian perkotaan bisa untuk mengatasi kemiskinan terutama di perkotaan. Program ini bisa mendorong masyarakat miskin perkotaan untuk lebih produktif menghasilkan komoditas yang bernilai ekonomis tinggi.

Dengan skala usaha yang lebih luas, program tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat kota yang masih belum bekerja. Sehingga jumlah masyarakat miskin atau pengangguran bisa menurun jumlahnya.

Selain itu, program tersebut jika sudah besar skala produksinya bisa bekerja sama dengan hotel atau supermarket dalam hal pengadaan pasokan (supply chain).

3.Menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan nasional

Saat ini kota merupakan wilayah yang membutuhkan pasokan sayur dalam jumlah besar tiap harinya. Dan permintaan sayurnya cukup besar adalah dari emak-emak, atau ibuk-ibuk rumah tangga.

Seringkali saat terjadi gagal panen, justru permintaan meningkat. Dan yang biasa pemerintah lakukan adalaah impor.

Baca juga : 8 Komoditas Pertanian yang Mustinya Tak Perlu Impor

Bayangkan jika ibuk-ibuk rumah tangga di perkotaan punya tanaman sendiri tentu kebutuhan akan sayuran bisa dipenuhi sendiri tanpa perlu impor. Dan kalaupun terpaksa impor persentasenya kecil.

Rekomendasi :  24 Manfaat Menakjubkan Buah Pare Untuk Kesehatan Tubuh Anda

Jadi, manfaatnya pada skala nasional, pasokan sayur dalam negeri tidak tergantung dari negara manapun. Uang atau cadangan devisa dollar bisa dicegah keluar negeri.

Bagaimana cara penerapan urban farming?

Urban farming sebenarnya sudah banyak diterapkan di kota-kota besar. Lihat saja pot-pot bunga yang indah yang ada ditengah kota, yang sebagian ditanam secara ventrikultur.

Selain itu, warga masyarakat kota perlu disosialiasikan program tersebut. Misal diwajibkan tiap RT atau RW untuk menanam sayuran di pot atau polibag.

urban farming vertikal farming di tokyo jepang. image source: curbed.com

Pemerintah sebagai fasilitator perlu bekerja sama dengan perusahaan benih  dalam membantu pengadaan benih unggul ataupun penyuluhan agar program bisa berjalan sukses.

Image source: tribunnews.com

Bahkan jika perlu, program tersebut dilombakan agar lebih semangat. Selanjutnya diviralkan di social media agar bisa menginspirasi daerah lain.

Baca juga : 7 Jenis Usaha Hortikultura yang Diperbolehkan di Indonesia

Nah jika budaya urban farming sudah terbentuk di masyarakat, bukan tidak mungkin akan menjadi kampung agrowisata, yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Asyik sekali kan?

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *