Tanaman Terserang Jamur? Hentikan Dulu Pemupukan !

Tanaman Terserang Jamur – Hallo sobat BT, pernah mendengar kalimat tersebut ? Mengapa saat tanaman terserang jamur, sebaiknya menghentikan pupuk terlebih dulu ?

Tentu saja, ada alasan yang kuat yang mana hal tersebut juga berdampak pada proses pengendalian penyakit tanaman.

Sekilas, perintah atau anjuran tersebut terdengar nampak sederhana. Namun, apakah para petani sudah banyak yang tahu apa alasannya. Belum tentu juga !

Nah, pada artikel kali ini saya akan menjelaskan perihal tersebut, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya pribadi.

Tanaman Terserang Jamur? Hentikan Dulu Pemupukan !
spora jamur penyakit powdery mildew timun

Hal yang disarankan dalam pengendalian jamur

  1. Pengendalian dengan fungisida baik secara protektif maupun kuratif, dengan fungisida kontak atau sistemik atau penggunaan bahan aktif ganda.
  2. Menghentikan sementara penggunaan pupuk. Pupuk yang musti dihentikan yaitu pupuk yang berperan dalam pertumbuhan tanaman utamanya yang berkadar N tinggi.

Untuk point pertama di atas, jauh sebelum artikel ini, sudah cukup banyak artikel mengenai penyakit dan pengendaliannya (khususnya oleh fungi/jamur yang sudah kita bahas).

Berikut ini list-nya barangkali anda berminat membacanya.

Mengenai serba serbi pengendalian penyakit akibat jamur pun juga banyak dibahas. Berikut ini list-nya.

Rekomendasi :  Inilah 3 Penyebab Buah Pecah

Kembali ke topik bahasan kita, yaitu di point ke-2. Mengapa saat tanaman terserang jamur, pupuk nitrogen kadar tinggi sebaiknya dihentikan terlebih dahulu ?

Apa ada kaitan dan dampak kegiatan pemupukan terhadap kegiatan pengendalian penyakit ?

Tentu saja ada. Penjelasannya begini. Tanaman dan patogen penyakit berupa jamur sama-sama membutuhkan protein untuk pertumbuhannya.

Ada beberapa unsur hara yang menjadi penyusun utama protein antara lain : Nitrogen (N), Fosfor (P), Magnesium (Mg) dan Sulfur/belerang (S).

Pada saat tanaman terserang jamur, namun tetap melakukan pemupukan dengan unsur-unsur yang dapat memacu pertumbuhan, maka, tak hanya sel tanaman yang berkembang. Akan tetapi, sel-sel jamur pun ikut mengalami perkembangan yang pesat.

Sehingga, walaupun dilakukan pengendalian misalnya dengan fungisida, tetap saja akan sulit karena sel jamur yang akan terus membelah atau memperbanyak diri.

Analogi seperti obat kulit manusia

Pengetahuan mengenai topik ini, yakni jika tanaman sedang terserang jamur maka sebaiknya perlu menghentikan dulu pupuknya ini, pernah saya terima dari senior saya.

Selain itu, saya juga pernah membaca dari beberapa majalah pertanian juga menyarankan hal yang sama. Tujuannya agar pengendalian patogen penyakit berjalan jauh lebih efektif dan efisien.

Sebenarnya, pengendalian penyakit tanaman akibat jamur misalnya, hampir sama dengan yang terjadi pada manusia.

Pengalaman menderita penyakit jamur kulit

Saya sendiri soalnya pernah pengalaman menderita penyakit kulit berupa gatal kurap, yang disebabkan oleh jamur.

Gejala penyakit kurap saya alami karena kondisi kulit wajah saya yang cenderung lembab dan berkeringat, ditambah kebiasaan saya yang kurang suka mengeringkan wajah setelah wudhu.

Dalam mengatasi masalah kurap ini, mungkin hampir satu tahun lamanya saya menggunakan berbagai jenis obat kulit, baik hasil resep dokter maupun hasil saya googling sana sini.

Rekomendasi :  Tips dan Cara Pemupukan Tanaman Secara Tepat !

Dari jenis obat yang rasanya hangat seperti balsem, bahkan yang panas membakar. Tapi ada juga kok yang dingin seperti gada efeknya sama sekali.

Tidak hanya obat yang bersifat kontak berupa salep atau krim, pernah juga saya mengkonsumsi obat yang harus saya minum, bersamaan dengan pemberian obat luar.

Walaupun itu resep dokter, ternyata mengkonsumsi obat kontak dan sistemik bersamaan nyatanya belum berhasil mengatasi penyakit kurap di wajah yang saya alami.

Saya kecewa, karena harga konsultasi dan tebus obatnya yang mahal sampai ratusan ribu namun tidak berhasil juga mengatasi penyakit kurap yang saya alami.

Yang saya rasakan justru penyakit kulit saya tambah meluas, dan menyebabkan saya sebal dan kurang percaya diri kalau membuka masker.

Berpikir keras mencari solusi

Setelah itu, saya coba obat lain bentuknya sih cairan (bahan aktif asam salisilat). Saya tanya di mbak apotik obat kulit yang paling manjur dan diberilah obat tersebut.

Penggunaannya dengan kapas, lalu dioleskan ke area yang sakit. Oh ! Bukan main rasanya, kulit terasa terbakar.

Memang sih kurapnya terbakar namun menyisakan bekas hitam di kulit. Parahnya lagi, setelah beberapa hari lagi, ternyata kurap saya kambuh lagi.

Tak lama setelah itu, pernah cukup lama saya merenung mencari apa sih penyebabnya. Apa mungkin ada sesuatu yang salah dalam mengatasi penyakit kulit ini, kok bukannya sembuh justru makin membandel ?!

Memang sih, saat saya menggunakan obat kulit baik yang dioles maupun yang diminum itu saya masih belum menerapkan batasan makanan yang boleh atau tidak boleh dimakan.

Saat masih proses pengobatan, saya masih suka makan makanan protein hewani, seperti telur ayam, udang dan lain-lain.

Yang saya rasakan setelah makan telur ayam (ayam negeri), biasanya area yang terkena kurap itu terasa gatal-gatal yang memaksa saya untuk menggaruknya, dan akhirnya kembali muncul area kecil berupa kurap baru.

Rekomendasi :  Inilah Hama Penggerek Batang Padi, Penyebab Sundep dan Beluk..!

Menemukan solusi 

Saya yang komitmen ingin kurap saya sembuh, saya niatkan agar pengobatan selanjutnya saya tidak akan mengkomsumsi telur ayam negeri lagi (untuk sementara waktu sampai sembuh total).

Waktu itu saya putuskan pakai Daktarin yang bahan aktifnya miconazole nitrate (dapat dari hasil googling juga).

Kalo dioleskan itu gada rasanya. Ga terasa seperti balsem atau terbakar seperti obat sebelumnya. Sehari dua hari saya pakai, ga terasa efeknya. Ngaruh nggak sih obat ini, pikir saya waktu itu.

Baru sekitar semingguan, alhamdulillah ternyata kurap saya hilang total nih sob. Kulit terasa mulus dan tidak meninggalkan bekas warna hitam.

Walaupun seminggu sudah sembuh, saya tetap menggunakan Daktarin sampai lama pemakaian yang direkomendasikan, yaitu 2-3 minggu secara berkelanjutan hingga bener-bener sembuh total.

Penutup

OK sobat BT, itulah cerita nyata berdasarkan pengalaman saya sendiri dulu saat mengalami penyakit kulit akibat jamur.

Hikmahnya adalah, penyakit jamur di kulit saya bisa sembuh dengan catatan selama pengobatan saya menghentikan konsumsi protein tinggi, khususnya telur ayam negeri.

Hal ini sama halnya dengan tanaman. Oleh karena itu, selama pengendalian penyakit tanaman (disebabkan jamur), sebaiknya menghentikan dulu pemupukannya. Khususnya pupuk N dan P tinggi.

Selama proses penyembuhan tanaman akibat serangan penyakit, pemupukan masih bisa dilakukan kok, antara lain dengan pupuk yang mengandung unsur Kalium (K) dan Kalsium (Ca).

Mengapa? Karena kedua unsur tersebut berperan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan yang ekstrim maupun terhadap patogen penyakit.

Baca juga :

Nah, bagaimana sobat BT, apakah anda punya pengalaman yang sama ? Yuk share pengalamanmu di kolom komentar !

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *