Petani Tidak Bisa Kaya – Berdasarkan data BPS, rata-rata pendapatan penduduk Indonesia pada tahun 2021 mencapai Rp 62,2 juta. Atau meningkat dibandingkan tahun 2020 yang hanya sebesar Rp 57,73 juta.
Kenaikan pendapatan per kapita penduduk Indonesia sejalan dengan perkembangan perekonomian yang tumbuh 3,69% pada tahun lalu.
Menurut BPS, pertumbuhan pendapatan per kapita penduduk Indonesia menunjukkan tren kenaikan secara konsisten dalam 10 tahun terakhir, kecuali pada 2020. Saat itu, PDB (Produk Domestik Bruto) per kapita Indonesia turun dari Rp 59,3 juta menjadi Rp 57,3 juta.
Dengan pendapatan per kapita Rp 62,2 juta per tahun artinya rata-rata pendapatan penduduk Indonesia yaitu Rp 5,18 juta per bulan.
Penduduk Yang Masuk Katagori Miskin
Sementara itu, masih menurut BPS, bahwa penduduk yang mempunyai pengeluaran bulanan minim Rp 472.525 maka tergolong katagori miskin. Dengan catatan sebagian besar pengeluaran itu untuk makanan.
Pada Maret 2021 dilaporkan BPS angka kemiskinan yang ada di Indonesia yaitu 27,54 juta penduduk atau sekitar 10,14 persen dari total jumlah penduduk.
Jika dilihat dari sisi disparitas kemiskinan, prosentase penduduk miskin masih lebih banyak yang berada di desa daripada di kota.
Angkanya yaitu populasi penduduk miskin di kota sebesar 7,89 persen, sedangkan di desa lebih besar atau 13,10 persen.
Secara umum, data BPS di atas menunjukkan bahwa penduduk miskin itu erat kaitannya dengan perdesaan dan pertanian, karena potensi pertanian itu adanya di perdesaan.
Uraian berikut ini menggambarkan pendapatan yang diterima petani kita untuk beberapa jenis komoditas atau tanaman yang dibudidayakan oleh petani.
Pendapatan Petani Dari 3 Jenis Komoditas Berbeda
Dengan mengetahui pendapatan petani dari budidaya taninya, akan diketahui setidaknya petani yang masuk dalam kategori miskin atau berada di atas garis kemiskinan.
Baca juga :
Dalam tulisan ini dipilih beberapa komoditas utama yang secara semusim banyak ditanam oleh petani yaitu : padi, jagung dan melon. Namun, dengan asumsi bahwa luas lahan yang digunakan adalah 1 hektar.
#1. Pendapatan Bulanan PETANI PADI
Berdasar hasil diskusi dengan pak Heru, seorang ketua Kelompok Tani di Desa Gladag Kecamatan Rogojampi diketahui bahwa petani dengan luas lahan 1 hektar membutuhkan biaya produksi Rp 11,8 juta apabila menanam padi.
Hasil panen rata-rata dalam 1 hektar yaitu 6 ton, sehingga jika harga gabah Rp 4.200, petani mendapatkan penghasilan kotor Rp 25,2 juta. Jika dikurangi dengan biaya produksi Rp 11,8 juta, maka pendapatan petani menjadi Rp 13,4 juta selama 4 bulan.
Baca juga : 3 Produk Sampingan Petani Padi Sumber Penghasilan Tambahan
Mengapa begitu? Karena padi dari tanam sampai dengan panen butuh waktu sekitar 4 bulan. Artinya, bahwa pendapatan petani yang menggarap lahan seluas 1 hektar yaitu Rp 3,35 juta per bulan.
Dengan pendapatan Rp 3,35 juta per bulan berarti bahwa apabila merujuk pada data BPS di atas, pendapatan petani padi dengan luas 1 hektar masih berada pada katagori di bawah pendapatan rata-rata penduduk Indonesia yaitu Rp 5,18 juta per bulan.
#2. Pendapatan Bulanan PETANI JAGUNG
Berdasar hasil diskusi dengan pak Sarip, seorang petani di Desa Watukebo Kecamatan Wongsorejo, diketahui bahwa petani dengan luas lahan 1 hektar membutuhkan biaya produksi Rp 7,89 juta apabila menanam jagung.
Hasil panen rata-rata dalam 1 hektar yaitu 6 ton, sehingga jika harga jagung pipil Rp 5.000/kg, petani mendapatkan penghasilan kotor Rp 30 juta.
Jika dikurangi dengan biaya produksi Rp 7,89 juta, maka pendapatan petani menjadi Rp 22,11 juta dalam 1 musim atau rata-rata pendapatan per bulannya sebesar Rp 5,52 juta. Artinya, bahwa pendapatan petani jagung yang menggarap lahan seluas 1 hektar yaitu Rp 5,52 juta per bulan.
Baca juga : Luarbiasa ! Begini Cara Petani Hasilkan 100Juta Per Hari [Inspirasi Tani]
Dengan pendapatan Rp 5,52 juta per bulan berarti bahwa apabila merujuk pada data BPS di atas, pendapatan petani jagung dengan luas lahan 1 hektar masih berada pada katagori sama dengan rata-rata pendapatan penduduk Indonesia yaitu Rp 5,18 juta per bulan.
#3. Pendapatan Bulanan PETANI MELON
Berbeda dengan padi dan jagung yang merupakan jenis komoditas tanaman pangan, maka melon merupakan jenis hortikultura buah semusim.
Pada lahan sawah dengan irigasi teknis yang cukup baik, padi ditanam saat musim hujan dan giliran musim kemarau petani menanam sayuran atau buah semusim seperti cabe, melon, dan jenis hortikultura lainnya.
Berdasar hasil diskusi dengan pak Imron, seorang petani di Desa Tembokrejo Kecamatan Muncar diketahui bahwa petani dengan luas lahan 1 hektar membutuhkan biaya produksi Rp 75 juta apabila berusaha tani melon.
Baca juga : Punya Lahan Sempit Ingin Untung Besar? Cobalah Menanam Melon Premium !
Hasil panen buah melon rata-rata dalam 1 hektar yaitu 25 ton, sehingga jika harga buah melon Rp 5.000/kg, petani mendapatkan penghasilan kotor Rp 125 juta.
Jika dikurangi dengan biaya produksi Rp 75 juta, maka pendapatan petani menjadi Rp 50 juta dalam 1 musim atau rata-rata pendapatan per bulannya sebesar Rp 12,5 juta.
Kesimpulan ; Petani Tidak Bisa Kaya
Dari contoh usahatani tiga komoditas di atas, bisa diberikan kesimpulan bahwa di kalangan petani bertani horti umumnya dilakukan oleh petani dengan keterampilan dan juga modal yang lebih tinggi dibandingkan dengan petani tanaman pangan seperti padi dan jagung.
Tentu investasi dengan modal yang lebih tinggi memungkinkan perolehan pendapatan yang lebih tinggi juga. Jangan lupa, bahwa pendapatan petani di atas sudah menggunakan asumsi luas lahan 1 hektar, sedangkan berdasarkan data BPS rata-rata petani Indonesia mempunyai luas lahan bahkan di bawah 0,5 hektar.
Di wilayah pedesaan itu petani yang mempunyai luas lahan 3 sampai 10 hektar tergolong sebagai petani cukup, sedangkan apabila luas lahannya di atas 10 hektar maka kategorinya adalah petani kaya.
Jadi jika kembali pada rilis data BPS di awal tulisan bahwa rata-rata pendapatan penduduk Indonesia pada tahun 2021 mencapai Rp 62,2 juta sehingga rata-rata penduduk kita pendapatannya Rp 5,18 juta per bulan, maka contoh usaha tani 3 komoditas di atas memberikan gambaran bahwa kondisi tersebut setara dengan petani yang mempunyai luas lahan garapan 1 hektar.
Itu pun dalam usaha taninya masih membutuhkan input subsidi pupuk dari pemerintah, terutama bagi petani tanaman pangan padi, jagung dan kedelai.
Secara umum, petani tidak akan bisa sejahtera apalagi kaya. Pendapatan bulanan petani dengan lahan 1 hektar memang hampir sama dengan pendapatan rata-rata penduduk Indonesia, tapi ironisnya rata-rata petani kita lahannya kurang dari 1 hektar.
Namun demikian, ada faktor X yang secara psikologis mengakar kuat sehingga petani kita tetap survive dalam tantangan zaman.
Ya, faktor X tersebut tidak lain adalah suasana kebatinan petani Indonesia yang yakin terhadap keberkahan. Tetap semangat petani Indonesia.
Referensi :
- https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/6200afcd3844c/pendapatan-penduduk-indonesia-naik-rerata-rp-62-2-juta-per-tahun
- https://m.liputan6.com/bisnis/read/4607816/bps-penduduk-berpenghasilan-di-bawah-rp-472525-per-bulan-masuk-kategori-miskin
Author/Kontributor : Ilham Juanda (Petani cabe, tinggal di Banyuwangi)