Arti Rendemen Pada Komoditas Tanaman – Hallo sobat pernah mendengar kata rendemen? Bagi petani tebu tentu kata rendemen sangatlah tidak asing. Rendemen, seolah menjadi sesuatu yang tak terpisahkan bagi petani tebu.
Bagaimana tidak, menguntungkan atau tidaknya usaha budidaya tebu yang dilakukan oleh petani tebu sangat ditentukan oleh nilai rendemen yang dihasilkan setelah proses penggilingan atau esktraksi.
Koop T3 Cytolmel Bodybuilding-steroïden – Laten we Aguascalientes steunen andriol kopen oxymetholone bodybuilding steroïden.
Semakin besar nilai rendemen yang diperoleh, maka semakin besar pula hasil atau output petani tebu. Ya, dengan nilai rendemen yang tinggi maka gula pasir yang dihasilkan juga besar.
Rendemen menurut KBBI diartikan dengan keuntungan atau kelebihan dalam pendapatan suatu perusahaan. Rendemen bisa juga diartikan sebagai nilai prosentase perbandingan antara nilai kering (output) terhadap nilai basahnya (saat panen), yang dinyatakan dengan persen (%).
Istilah rendemen sebenarnya tidak hanya di lingkup produksi tebu atau gula saja. Ada banyak komoditas tanaman yang juga menggunakan istilah rendemen. Berikut ini saya bahas beberapa saja sebagai contoh, untuk memahami arti rendemen.
#1. Padi
Pada komoditas tanaman padi, ada nilai rendemen standar yang ditentukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu 64%, artinya apa dari 100 kg Gabah Kering Giling (GKG), akan menjadi 64 kg beras.
Baca juga : Cara Menanam Padi Panduan Lengkap Untuk Pemula [Update 2021]
#2. Tebu
Seperti yang sedikit kita singgung di atas, output dari produksi tebu yang utama adalah gula. nilai rendemen tebu dihitung dari berat gula yang dihasilkan dibagi dengan berat tebu pada saat akan digiling, lantas dikalikan 100%.
Umumnya rendemen tebu di Petani Tebu Rakyat (PTR), berkisar dari angka 6% sampai 10%, artinya apa? Dari 100kg tebu dapat dihasilkan 6kg sampai 10 kg gula.
#3. Jagung
Istilah rendemen jagung mengacu pada persentase perbandingan antara jagung kering dengan jagung basah. Misal panen jagung basah berat 100 kg, kemudian setelah dikeringkan beratnya susut menjadi 80 kg, maka rendemen daripada jagung adalah 80% (cara menghitungnya yaitu berat kering/berat basah x 100%).
Rendemen jagung yang mencapai 80% itu termasuk tinggi. Yang menyebabkan rendemen pada jagung tinggi salah satunya ukuran jenggelnya yang kecil dan kadar air pada jagung basah yang dipanen.
Ukuran jenggel jelas, semakin kecil maka rendemen juga semakin tinggi. Semakin rendah kadar air jagung basah yang di panen, maka rendemen juga semakin tinggi.
#4. Kelapa sawit
Pada kelapa sawit juga ada istilah rendemen yaitu nilai prosentase antara berat minyak sawit/Crude Palm Oil (CPO) terhadap berat Tandan Buah Segar (TBS).
Nilai rendemen pada kelapa sawit berkisar antara 20-25%, artinya dari 100kg TBS, akan menjadi 20-25 kg CPO.
#5. Vanili
Nilai rendemen pada vanili biasanya berkisar antara 20-25%, yaitu hasil proses pengeringan dari polong basah menjadi kering, yang artinya dari 100 kg polong basah vanili akan menjadi 20-25 kg polong kering vanili.
Bagaimana sobat BT, sampai di sini sudah paham kan yang dimaksud dengan rendemen?
Intinya rendemen adalah hasil atau output setelah proses pengolahan/ekstraksi atau pengeringan, berupa komoditas yang siap diserap oleh pasar atau industri, misalnya gula atau beras sudah bisa dijual ke pasar, atau jagung kering pipil juga sudah bisa diserap oleh industri pakan ternak.
Beberapa komoditas tanaman di atas hanya contoh karena masih banyak komoditas pertanian yang juga mempunyai nilai konversi berupa rendemen.
Baca juga : [Fantastis] Inilah 8 Komoditas Pertanian Termahal Di Pasar Dunia
Nah, sobat BT demikianlah penjelasan sekilas mengenai arti rendemen pada beberapa komoditas pertanian. Semoga bermanfaat yaa…!