Kendala-kendala yang sering Dihadapi Petani

Kendala yang Dihadapi Petani – Halo sobat BT, bagaimana kabarnya? Semoga selalu baik ya. Aamin. Gimana musim tanam kali ini? Memasuki akhir bulan September tentu banyak dari sobat BT yang tanamannya masuk usia panen bukan? Tentu semua berharap hasilnya memuaskan walaupun banyak kendala-kendala yang sering dihadapi sobat BT baik sebagai petani cabai, tomat, tanaman horti lain ataupun pangan.

Tanam lalu panen”, mungkin prinsip sederhana itulah yang selalu melekat pada setiap petani termasuk sobat BT juga. Namun dalam perjalanannya untuk sampai ke panen tak selalu mudah, banyak ditemui kendala-kendala.

Sama seperti hidup, agar kita sukses kita dituntut untuk berusaha dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita dan hasil yang kita inginkan…ya nggak? Hehe 😀

Pada artikel kali ini saya akan coba paparkan beberapa kendala-kendala apa sih yang sering dihadapi petani kita. Sebagai petani mungkin anda pun pernah mengalaminya.

Baca juga : Realita Petani Cabai Di Lapangan

Nah, biasanya kendala-kendala tersebut seringkali dan hampir selalu muncul pada tiap musim tanam. Penasaran apa saja kendala-kendala yang sering dihadapi petani? Simak artikelnya ya Sob….!


Fase off-farm, adalah fase sebelum tanam (persiapan tanam dan olah tanah)

Kekeringan, salah satu kendala yang sering Dihadapi Petani dalam Usahatani

a.Permodalan (Capital Farm Credit)

Modal adalah kendala yang paling sering petani hadapi tatkala hendak memulai usahatani. Hampir semua petani tentu pernah mengalami kendala di permodalan. Petani yang kalah alias gagal panen musim sebelumnya tentu membutuhkan dana segar (fresh funds) untuk memulai kembali kegiatan usahataninya.

Rekomendasi :  6 Faktor Penyebab Banyak Petani Beralih Profesi

Baca juga : Pembiayaan Syariah, Alternatif Solusi Untuk Petani

Modal usahatani digunakan untuk membeli keperluan saprodi (sarana produksi) seperti pupuk, mulsa, pestisida, membayar tenaga kerja dan lain-lain. Di Indonesia banyak lembaga keuangan/financial institutions (perbankan maupun non-perbankan) yang mendukung permodalan pertanian dengan berbagai program kredit pertanian (agricultural credit programs).

Baca juga : Kabar Baik Bagi Petani, Suku Bunga KUR Tahun 2018 Jadi 7%

Pada beberapa negara tetangga yang pertanianya lebih maju seperti Thailand dan China, disana sudah ada bank khusus yang mendukung sector pertanian yang lebih dikenal dengan Bank Pertanian (agriculture bank).

b.Kelangkaan Saprodi

Kelangkaan saprodi seringkali dialami petani menjelang awal musim tanam. Bayangkan saja pupuk yang menjadi kebutuhan pokok tanaman susah ditemukan tatkala sedang butuh-butuhnya. Kalau ada pun harganya mahal.

Baca juga : Cara Pembuatan Pupuk Organik Serta Peluang Bisnisnya

Sebenarnya petani bisa dengan mudah mendapatkan pupuk bersubsidi yang tentu harganya jauh lebih murah. Namun jangankan pupuk subsidi, pupuk non-subsidi yang harganya mahal saja susah didapat.

Ini maunya gimana? Hiks. Yang lebih parah lagi, banyak pupuk palsu yang beredar di pasaran, yang jika kurang teliti akan sulit dibedakan dengan aslinya.


Fase on-farm, adalah fase setelah tanam sampai panen

a.Fenomena perubahan cuaca yang sulit diprediksi

Perubahan cuaca yang cepat dan sulit diprediksi sering kita jumpai akhir-akhir dasawarsa ini. Perubahan cuaca di berbagai daerah konon disebabkan efek perubahan iklim global.

Salah satu dampak, prediksi musim kemarau dan musim hujan menjadi susah akurat. Pada musim kemarau seringkali hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi sehingga banyak tanaman yang rusak.

Pada wilayah yang luas, perubahan iklim dan cuaca ditandai dengan Fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena El Nino ditandai dengan musim kemarau yang sangat panjang, panas dan menyebabkan kekeringan pada kawasan yang luas.

Rekomendasi :  Prakiraan Cuaca Bulan Oktober 2016 di Jawa Timur, Musim Hujan Datang Lebih Awal

Baca juga : 5 Hal Yang Harus Diwaspadai Saat Bertanam Di Musim Hujan

Sedangkan La Nina ditandai dengan musim hujannya yang panjang. Kendala iklim yang sering berubah ini menyebabkan resiko kegagalan usahatani semakin tinggi.

b.Ledakan hama penyakit

Hama penyakit merupakan “tamu tak diundang” yang selalu setia menghampiri petani. Saat ini kendala hama penyakit bukan lagi pada teknik pengendaliannya karena kebanyakan petani sudah faham. Tapi lebih pada perubahan perilaku (resistens dan mutasi) dan siklus hama penyakit (siklus cenderung menjadi lebih cepat). Penggunaan pestisida secara berlebihan dan tidak tepat diduga berdampak pada meningkatnya resistensi hama penyakit.

Baca juga : Masuk Musim Kemarau, Waspada Ledakan Virus…!


Fase pasca panen, yakni fase setelah panen hingga masuk pasar

a.Harga anjlok

Saat ini masalah harga masih menjadi momok bagi petani. Belum ada jaminan harga menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi saat memasuki masa panen. Tidak ada jaminan (insurance) harga memang, karena system agribisnis kita mengikuti mekanisme pasar (market mechanism), yakni akan mahal jika penawaran sedikit dan akan murah jika penawaran banyak (saat panen raya).

Baca juga : Tips Dan Cara Menghadapi Kenaikan Harga Menjelang Ramadhan 

Pemerintah melalui KEMENTAN sebenarnya bisa mengatasi masalah ini dengan melakukan pengaturan pola tanam agar stok stabil pada tiap bulannya. Selain itu juga perlu diciptakan produk olahan (agroindustry), agar dapat meningkatkan nilai tambah produk (product value added) meski harga produk segarnya jatuh (saat panen raya).

b.Masuknya barang impor saat panen raya

Sangat tidak masuk akal jika saat panen raya justru banyak barang impor yang membanjiri pasar dalam negeri. Tapi begitulah kenyataannya..! Sangat menyedihkan sekali lantaran produk hasil panen petani dalam negeri kalah bersaing dari sisi harga walaupun kualitasnya lebih baik.

Rekomendasi :  [Reportase] Pekan Nasional (PENAS) Petani dan Nelayan XV 2017 Diselenggarakan di Banda Aceh, Provinsi Aceh

Mengapa bisa terjadi? Bukankah barang impor dilarang masuk jika dalam negeri sedang memasuki panen raya? Dibolehkan jika stok dalam negeri sangat menipis. Sungguh tak masuk akal seperti kasus gula impor tahun lalu yang masuk pasar justru saat di dalam negeri masuk musim giling? Atau bawang merah masuk pasar dalam negeri saat petani kita sedang panen raya?

Baca juga : 4 Hal yang Perlu Dilakukan Petani Cabai Saat Harga Cabai Jatuh

Menjadi petani saat ini sungguh serba salah, di tengah persaingan pasar bebas (free trade), mustinya kendala-kendala di atas bisa diatasi sehingga tidak menyita tenaga dan pikiran petani. Karena jika ini dibiarkan akan jadi bom waktu, akan banyak kedepannya mungkin dari petani yang beralih profesi karena patah semangat.

Baca juga : 6 Faktor Penyebab Banyak Petani Beralih Profesi


Sebagai stakeholder dan orang yang telah lama menggeluti dunia tani, kita musti berusaha mengatasi berbagai kendala di atas. Kendala yang sebenarnya bisa ditemukan solusinya, mengingat masalah tersebut selalu terulang. Paling tidak saat melangkah di awal, kita sudah merumuskan potensi masalah yang akan dihadapi, peluang dan ancaman serta merumuskan pilihan-pilihan solusinya.

Semoga saja ya kendala-kendala yang sering dihadapai petani tersebut bisa kita atasi agar petani kita sejahtera semua..Aamiiin…Cukup sekian bahasan tentang kendala-kendala yang sering dihadapi petani dalam usahatani. Sobat BT punya masukan lain? Bisa dong bantu saya menambahkan…hehehe.

Semoga manfaat, jangan lupa share ya sob..Sekian dan terimakasih ^^ Merdeka….!

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *