Kemanakah Sarjana Pertanian akan Berkarir ?

Sarjana Pertanian Berkarir  – Kemanakah Sarjana Pertanian akan berkarir?  Menjadi Sarjana Pertanian (SP) tentu sebuah cita-cita setiap mahasiswa pertanian.

Berpredikat Sarjana Pertanian (Bachelor of Agriculture) menjadi awal untuk terjun ke masyarakat lalu mendedikasikan semua ilmu yang diperolehnya untuk kemajuan bangsa dan negara.

Tentunya peran dan kontribusi yang diberikan sarjana pertanian semestinya linear dengan disiplin ilmu yang dipelajari saat di bangku kuliah.

Saat ini berbicara pertanian sebenarnya tidak hanya soal bagaimana cara memanen dan bagaimana agar bisa panen, tapi permasalahan pertanian dalah permasalahan yang sangat komplek antar satu subsistem, dari hulu ke hillir.

Pada dasarnya bisnis pertanian (agribusiness) adalah sinergi subsistem dari hulu hingga hilir. Dari mulai industri sarana pertanian, produksi pertanian (usahatani, perkebunan, peternakan, perikanan), pengolahan makanan produk pertanian, pemasaran pertanian, bahkan legislasi dan akademisi di bidang pertanian.

Ilustrasi Sarjana Pertanian

Masing-masing program studi, ilmu budidaya (agronomy), ilmu tanah (soil), ilmu hama penyakit (pest and disease), teknologi hasil pertanian (Food and Agricultural Products Technology), industri pertanian (agricultural industries), sosial ekonomi dan berbagai turunannya adalah sangat berkaitan satu sama lain, tidak bisa dipisahkan.

Menjadi sarjana pertanian bukan brarti anda dituntut untuk menjadi petani mencangkul di sawah berkotor-kotor. Jadi jika ada pernyataan Mentan yang menyatakan generasi muda minat pertanian menurun itu juga perlu diperjelas, pada bagian mana yang tidak diminati.

Baca juga : 

Rekomendasi :  Revitalisasi Pertanian Indonesia, Seberapa Urgensi-kah..?!

Kembali lagi masalah pertanian bukan soal bagaimana cara menanam (how to plant), karena jika sekedar tanam dan panen itu sebenarnya hanya masalah teknis saja.

Masalah terpenting dan bersifat sistemik dari sektor pertanian adalah masalah kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional, dimana keduanya saling terkait. Ketahanan pangan nasional nyatanya sangat terpengaruh (guncang) apabila tingkat kesejahteraan petani rendah.

Kenapa begitu? Bayangkan jika banyak petani yang tidak sejahtera kemudian banyak yang beralih profesi, lalu bagaimanakah nasib ketahanan pangan nasional?

Tidak dapat dibayangkan nanti jika semua kebutuhan pangan nasional harus impor padahal yang dunia tahu negara kita agraris. Dan jika kita amati sepertinya sudah mengarah ke sana. Negera agraris tapi impor singkong, sungguh memalukan bukan?

Nah, kemana sarjana pertanian akan berkarir?

Sarjana pertanian saat ini dikategorikan menjadi 2 kategori, yakni yang idealis dan pragmatis.

Bagi yang tipe idealis, berusaha akan terjun di sektor pertanian, sehingga jika banyak lowongan yang bukan pertanian pasti enggan bahkan menolak. Banyak hal  di sektor ini seperti ketidakadilan, kesejahteraan, yang harus diperjuangkan.

Beberapa kawan tipe ini jika ditanya kenapa gak lamar di Bank kayak si Udin? Tanpa panjang lebar jawaban pamungkas ia keluarkan : “Buat apa kuliah capek2 di pertanian kalo nyatanya kerja di Bank?”

Tipe pragmatis berbeda lagi, setelah lulus justru gak peduli lagi dengan masalah pertanian. “Yang penting bisa bekerja dan sukses dan tidak menjadi beban negara. Daripada kerja di pertanian tapi kesejahteraan minim…hahaha“.

Kira-kira begitu jawabannya jika tipe ini ditanya. Tipe ini meyakini jika semua hal bisa dipelajari dan kontribusi untuk bangsa bisa dalam bentuk yang lain.

Rekomendasi :  5 Tips Cara Mudah Menghilangkan Residu Pestisida dalam Tubuh

Melihat kondisi pertanian saat ini, sarjana pertanian jadi pragmatis sebenarnya tidak bisa disalahkan sepenuhnya.

Banyaknya sarjana pertanian yang berkarir di sektor non-pertanian hal itu bukan tanpa alasan. Terbatasnya lapangan pekerjaan di bidang pertanian tentu menjadi salah satu penyebabnya.

Benarkah lapangan kerja pertanian begitu terbatas? Lapangan kerja seakan terbatas karena jumlah sarjana pertanian tiap tahunnya semakin meningkat. Maka dari itu janganlah heran jika tingkat persaingannya kini sangat mengerikan dan bikin tercengang.

Sarjana Pertanian Tak Dimanfaatkan Pemerintah. Source : jawapos.com

Ini buktinya tingkat persaingan sektor pertanian cukup tinggi terlihat saat CPNS KEMENTAN kemarin. Rasio antara formasi dengan jumlah pendaftar cukup besar yakni 1:125.

Tingkat persaingan CPNS Kementan

Apa saja peluang kerja di sektor pertanian?

Banyaknya sarjana pertanian yang bekerja di sektor lain bukanlah hal baru, dengan sebab yang sudah kita uraikan di atas. Entah berpengaruh secara langsung terhadap kemajuan pertanian saat ini atau tidak.

Sektor pertanian sebagai sebuah sistem sebenarnya menawarkan banyak tawaran peluang pekerjaan yang sangat bervariasi jenisnya. Jadi tidak mesti selalu hanya sebagai PNS penyuluh dinas pertanian saja (cita-cita favorit sarjana pertanian..hehe).

Sarjana pertanian bisa berkarir di lembaga/instansi swasta maupun plat merah. Bahkan dengan kompetensi dan jiwa wirausaha yang dimiliknya ia bisa menjadi pengusaha yang sukses di bidang pertanian.

Apa saja peluang kerja di bidang pertanian? Peluang kerja di bidang pertanian tempat sarjana pertanian akan berkarir nantinya akan saya kategorikan menjadi 3 tipe. Apa saja?

1.Akademisi :

  • Pengajar (dosen) sekaligus peneliti pada lembaga pendidikan/riset pertanian, baik itu lembaga swasta atau milik pemerintah, baik itu universitas (university) swasta atau negeri.
  • Konsultan profesional (professional consultant) bagi lembaga swasta ataupun pemerintah
  • Perencana dan analisa tata kota untuk pemerintah daerah
Rekomendasi :  Istilah-Istilah Pertanian yang Punya Arti Beda Tapi Seringkali Dianggap Sama

 2.Praktisi :

  • Tenaga ahli (peneliti, analis, quality) dibidang pertanian dan perkebunan baik lembaga swasta maupun pemerintah
  • Pengusaha (technopreneur, consultan, contractor) bidang pembenihan, pupuk, agrochem, sarana produksi pertanian maupun hasil pertanian (restoran)
  • Penyuluh dibidang pertanian baik lembaga swasta maupun pemerintah (kementan, BPN)
  • Staff/manager pada industri pertanian seperti pembenihan (seed), pupuk (fertilizer), pestisida (agrochemical), baik itu perusahaan swasta atau pemerintah, lokal, nasional bahkan mutinasional.
  • Staff/manager pada lembaga pembiayaan pertanian (agricultural financing institutions), seperti KUD, atau BPD.
  • Staff/manager pada industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perternakan dan kelautan.

3.Politisi :

  • Anggota DPR komisi IV yang mengurusi bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan. Tertarik…? 😀
  • Menteri pertanian bahkan Presiden (jika anda beruntung..? hehehe)

Bagaimana sobat BT, ada banyak pilihan untuk anda yang saat ini sudah atau akan menjadi sarjana pertanian, lalu kemana anda sebagai sarjana pertanian akan berkarir?

Baca juga : 

Anda bingung harus menjadi idealis atau pragmatis? Anda berkiprah di sektor pertanian atau tidak itu adalah pilihan dan hak anda masing-masing.

Yang penting nantinya anda nyaman dengan profesi yang anda pilih. Sehingga bisa bekerja dengan hati dan passion yang tinggi.

Saya yakin suatu saat nanti, saat ekosistem sektor pertanian nyaman (peluang kerja pertanian semakin banyak dan tingkat kesejateraan petani makin tinggi) maka tanpa diminta pun, sarjana pertanian dengan sendirinya akan berbondong-bondong terjun di sektor pertanian.

Kapan kah itu? Pada saatnya nanti, only time will tell….!

Share, jika konten ini bermanfaat !

Artikel Terkait

About the Author: Insan Cita

Insan Cita, founder & owner BelajarTani.com - Alumnus FP - Bekerja di agriculture corp - Hobi ngeblog & berkebun

5 Comments

  1. maaf, kalo boleh tau siapa penulis artikelnya ya?

    1. Penulisnya admin BelajarTani.com mb Agustina…

  2. Wah terimakasih informasinya hehe, jadi terbuka pemikiran saya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *