Kenapa Perangkap Hama Trips – Hallo sobat BT, salah satu cara mengendalikan hama trips dan kutu-kutuan pada tanaman horti seperti cabai, bawang merah misalnya adalah dengan menggunakan perangkap hama yang kita kenal dengan yellow trap (perangkap kuning).
Disebut yellow trap karena perangkap ini diberi warna utama kuning. Yellow trap untuk hama kutu-kutuan pada umumnya petani menggunakan papan triplek yang di cat kuning, atau botol bekas air mineral yang di cat kuning atau disemprot dengan piloks.
Kemudian, setelah alat perangkap sudah siap baru kemudian di letakkan di beberapa titik di lahan, setelah diberi lem serangga sehingga dapat menangkap hama, dan memastikan hama tersebut tak bisa pergi kemana-mana lagi.
Mengenai warna yang digunakan untuk perangkap hama, ada sebuah pertanyaan dari sobat BT via email, apakah memang harus pakai warna kuning dalam membuat trapping hama? Bagaimana dengan warna yang lain, merah, biru, hijau misalnya.
Jauh sebelum ada pertanyaan tersebut sudah banyak sarjana pertanian yang meneliti, warna apa yang paling efektif untuk dipakai di perangkap hama (pest trapping).
Hasilnya dari berbagai warna tersebut ternyata tetap warna kuning-lah yang paling efektif dalam menarik hama trips dan hama kutu-kutuan datang. Tak hanya itu, perangkap warna kuning juga effektif untuk lalat buah.
Termasuk saya sendiri pernah punya pengalaman dulu memakai beberapa warna yaitu putih, biru, merah, hijau dan kuning. Dari warna tersebut hanya perangkap hama bewarna kuning sajalah yang paling banyak trips dan kutu kebulnya.
Kebetulan waktu itu saya pasang saat musim kemarau seperti saat ini, dimana siklus hidup hama trips dan insect terjadi lebih cepat. Cepatnya siklus hidup hama disebabkan salah satunya oleh suhu udara yang tinggi.
Baca juga : Mengenal Siklus Hidup Hama Trips [Petani Cabai Masuk…!]
Berdasarkan pengalaman tersebut, sebenarnya sudah cukup menjawab mengapa perangkap hama harus pakai warna kuning.
Namun selain dengan percobaan seperti di atas, alasan kenapa perangkap harus pakai warna kuning juga bisa dijawab secara ilmiah.
Hama tanaman yang sebagian besar dari kelas serangga (insekta) itu punya semacam ketertarikan pada spektrum cahaya atau panjang gelombang yang dipancarkan oleh sebuah WARNA.
Secara panjang gelombang sebagian besar serangga mampu melihat spektrum warna di kisaran panjang gelombang 300 nm – 650 nm.
Warna biru punya panjang gelombang 450-495 nm, warna hijau 480-560 nm, warna kuning 560-590 nm, warna jingga 600-650 nm dan warna merah 630-700 nm.
Kemampuan serangga mampu melihat warna itu tak terlepas dari fakta bahwa kebanyakan serangga punya 2 jenis pigmen penglihatan yaitu pigmen yang hanya dapat menyerap warna hijau dan kuning, ada juga yang hanya bisa melihat warna biru dan merah seperti lebah.
Fakta tersebut sangatlah luar biasa. Bagaimana tidak dengan kemampuan melihat warna hijau, kuning, biru dan merah, maka akan sangat membantu mereka para serangga dalam mencari makanan mereka.
Kalo kita lihat makanan mereka berupa daun yang warnanya hijau dan kebiruan, pucuk tanaman/pupus yang jadi makanan favorit hama trips warnanya kekuningan. Warna hijau, kuning, jingga dan merah merupakan fase warna pada buah juga makanan bagi serangga.
Nah, sobat, dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa hama tanaman khususnya serangga itu tertarik pada beberapa warna seperti hijau, biru, kuning, jingga dan merah karena adanya kemampuan pada penglihatan mereka.
Namun dari beberapa warna tersebut, warna kuning-lah yang terbukti sangat efektif menarik/menjebak hama trips dan kutu-kutuan (kutu kebul, kutu daun aphids). Makanya sering kita dengar istilah YELLOW TRAP (perangkap kuning).
Oleh karena itu, penggunaan perangkap kuning direkomendasikan bagi petani, pertama, karena sudah terbukti efektif dalam mengurangi populasi hama, mengurangi kerusakan tanaman akibat serangan hama trips baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Seperti yang kita tahu secara langsung hama trips menyebabkan kerusakan tanaman dengan cara menghisap cairan tanaman (baik pada daun maupun pada buah). Dampaknya adalah daun menjadi keriting, buah menjadi tidak normal.
Secara tidak langsung hama trips menjadi vektor virus yaitu virus keriting dan kerdil serta virus TSWM (Tomato Spotted Wilt Virus).
Dengan berkurangnya intensitas serangan hama trips dan kutu-kutuan maka penggunaan pestisida juga akan berkurang. Sehingga biaya untuk pembelian insektisida juga lebih hemat.
Kedua, selain mengurangi populasi hama, perangkap hama bisa digunakan sebagai early warning system, yakni sebagai sistem peringatan dini. Dengan mengetahui hama trips atau kutu sejak dini, maka kita bisa mencegah tanaman dari kerusakan parah akibat serangan hama.
Baca juga : 12 Cara Mengurangi Penggunaan Pestisida Kimia
Karena akan cukup sulit bagi kita untuk memulihkan kondisi tanaman cabai, apabila sudah mengalami kerusakan parah akibat serangan hama trips dan kutu-kutuan lain.
Terakhir, saran pengendalian hama trips, jika memang harus semprot insektisida, perlu diperhatikan waktu penyemprotannya. Sebaiknya saat pagi hari sebelum matahari bersinar. Hal ini karena pada saat itu belum ada cahaya, otomatis para hama pada lagi santuy hepi-hepi.
Sebaliknya jika matahari sudah terbit, maka hama trips dan lain-lain, sudah mulai melakukan pergerakan karena sudah harus melakukan berbagai macam aktivitas di pagi hari, seperti jalan-jalan misalnya,,hehe. Dampaknya efektivitas penyemprotan jadi berkurang.
Selain itu agar penyemprotan bisa lebih efektif arahkan spuyer ke tempat favorit hama trips sembunyi, misalnya pada pucuk daun (pupus), pada bagian bawah daun, pada bunga.