Bahan Baku Uang Dollar AS – Membicarakan Indonesia memang takan ada habisnya, takan ada sepinya. Akhir-akhir ini, di tengah situasi politik yang lagi rame, kita ditemani isu dollar yang terus menguat hingga titik 14.000. Belum selesai isu dollar naik, ganti judul lagi tentang isu terorisme, yap! Bom meledak di Surabaya! Miris!
Begitulah isu yang terus ada, seolah tak ada habisnya. Bayangin, pikiran rakyat seolah dibuat terus tegang dengan kejadian yang bisa disaksikan dari TV, medsos dan lain-lain. Saya, anda atau keluarga tentu kesal degan situasi ini.
Di tengah aktivittas kita mencari nafkah, pikiran dan energi terkadang terserap habis oleh kejadian tersebut. Walaupun ekonomi sedang krisis, rupiah jatuh, dollar menguat, semoga kita masih saja optimis menghadapi kehidupan ini.
Dollar memang menguat, ekonomi diambang krisis, tapi kita harus yakin bahwa semuanya akan segera membaik, all is well. Fakta memang, dengan kenaikan dollar maka harga-harga akan naik, karena hampir semua bahan baku industri dalam negeri impor dan bayarnya pake dollar.
Tapi ada fakta lain tentang dollar itu sendiri sob, yakni fakta bahwa bahan baku uang dollar AS (US$), berasal dari Indonesia. Nah inilah yang akan kita bahas, itung-itung sejenak kita lupakan berita dan isu-isu yang menegangkan pikiran dan syaraf otak kita tadi.
Jadi fix ya kita bahas fakta tentang bahan baku dollar AS, berasal dari Indonesia.
Bahan baku dollar AS berasal dari Pisang Abaka/Abaca (nama latin : Musa textilis). Pernah mendengar nama Pisang Abaka? Belum pernah ya. Mungkin tidak untuk sobat BT yang berasal dari Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (SULUT).
Ya, di Indonesia, Pisang Abaka merupakan tanaman endemik (khas) yang ada di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Di luar negeri, ada Filipina, Kosta Rika dan Ekuador yang diketahui sebagai penghasil pisang Abaka terbesar.
Tak seperti pisang lain seperti Pisang Raja, Pisang Mas, Pisang Ambon, dan lain-lain, pisang Abaka tidak dikonsumsi. Walaupun tidak bisa dimakan, pisang ini menjadi istimewa karena serat batangnya. Serat batang pisang Abaka inilah yang digunakan sebagai bahan baku uang kertas dollar AS dan Euro. Keren kan?
Sebagai mata uang international, dollar AS membutuhkan bahan yang kuat, anti lecek dan tahan lama. Maka dari itu serat pohon pisang abaka lah yang dipilih sebagai bahan baku uang dollar karena serat pohon pisang Abaka ini cukup kuat dan tahan lama.
Perlu kita tahu, Indonesia sendiri merupakan penghasil pisang Abaka terbesar nomor dua di dunia setelah Filipina dengan kualitas nomor satu terbaik di dunia khususnya pisang Abaka merah.
Di daerah Talaud sendiri serat pohon pisang Abaka juga dimanfaatkan untuk keperluan industri tekstil seperti kain, karpet, tissu, tali, kantung teh dan kertas. Penanamannya pun dalam jumlah besar hingga mencapai ratusan hektare dan hampir seluruh warga disana membudidayakan pisang Abaka.
Potensi pisang abaka Talaud ini tentu sangat besar bila dimaksimalkan bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi serta nemambah devisa negara. Harga jual serat pisang abaka juga cukup lumayan loh yakni mencapai 5.000-6.000/kg.
Karena bersifat endemik, sejauh ini masih belum diketahui apakah pisang abaka bisa ditanam atau dibudidayakan di luar daerah Talaud.
Saat ini pemerintah dan petani sekitar perlu meningkatkan poduksi pisang Abaka dan memanfaatkan lahan tidur (tidak produktif) untuk ditanami pisang Abaka.
Karena menurut beberapa sumber, Filipina yang terkenal sebagai penghaasil Abaka terbesar saja masih belum sanggup memenuhi permintaan pasar dunia. Hal ini tentu menjadikan produksi serat pisang Abaka di Talaud masih terbuka lebar.
Baca juga : Teknologi Pertanian Makin Maju, Gurun Pun Disulap Jadi Lahan Pertanian
Yasudah sob, sampai disini dulu postingan tentang pisang Abaka, bahan baku dollar AS yang ternyata berasal dari Indonesia. Semoga bermanfaat informasi ini ya…!